-29-

1.5K 92 0
                                    

°Ann°

Aku terbangun dari tidur nyenyak ku jam 04.30.

Aku melihatnya di jam tanganku.
Aku pun membuka sleeping bed ku.

Kak Beatrice dan Kak Andien masih belum bangun.

Angin dingin langsung menusuk kulitku begitu aku keluar dari tenda.

Jadi, aku kembali masuk ke dalam tenda dan mengambil jaketku lalu mengenakannya.

Aku tak tahu apa yang ingin kulakukan, jadi aku mengambil gosok gigi, odol dan sabun pencuci muka.

Aku pun keluar dari dalam tenda dan menuju kamar mandi umum yang disediakan.

Air di sini dingin. Dulu, aku sudah biasa dengan keadaan ini. Namun, mungkin karena sudah cukup lama tinggal di Jakarta, kulitku mulai sensitif dengan rasa dingin.

Hah... Aku rindu Bandung. Udaranya yang sejuk dan suasananya yang tenang di pagi hari. Netral dan menangkan. Tak ada gangguan.

Selesai menggosok gigi, aku mencuci mukaku.

Setelah selesai mencuci muka, aku kembali ke tendaku dan kembali memasukkan barang-barang yang tadi kuambil ke dalam backpack ku.

Aku mengambil HP dan menelepon mama.

Sebelumnya, aku keluar dari dalam tenda terlebih dahulu, supaya tidak membangunkan Kak Beatrice dan Kak Andien.

Panggilanku langsung dijawab di nada sambung kedua.

"Halo mama"

"Halo, Ann... Tumben kamu sudah bangun"

"Iya, ma. Kangen sama Bandung hehehe... Tapi, aku lebih kangen sama mama"

"Bisa aja kamu. Gantha udah bangun?"

"Ga tau, ma. Pasti belom deh, ma. Mama tau sendiri lah anak satu itu gimana kebonya"

"Oiya ya... Dia dibangunin aja belun tentu mau bangun"

"Nah! Itu dia, ma! Benar sekali"

"Yaudah. Mama masak dulu ya, nak"

"Ohh... Iya ma... Oke. Dadah mama. I love you, mom"

"I love you more, sweetheart"

Aku pun memutuskan hububgan telepon.

Kulihat, jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi.

Beberapa anak sudah mulai keluar dari tenda mereka.

Aku pun memutuskan untuk kembali ke tenda untuk mengambil peralatan mandi.

Kemudian, aku mandi di kamar mandi umum.

Kubiarkan air dingin mengaliri tubuhku. Berharap, seluruh beban dihidupku mengalir turun meninggalkan diriku.

***

Ketika aku kembali ke tenda, kulihat Kak Beatrice sudah bangun. Ia sedang susah payah membangunkan Kak Andien.

"Woi, Andien!! Bangun, cabe!! Kebo banget sih lo, anjing!", ucap Kak Beatrice sambil menggoyang-goyangkan bahu Kak Andien dengan kasar.

"5 menit, tris", jawab Kak Andien.

"Udah disuruh bangun tolol sama Pak Fredy!! Buruan bangun sih!! Nanti kamar mandi keburu penuh, nyet!", ucap Kak Beatrice.
Kak Andien pun langsung bangun ke posisi duduk.

Aku hanya bisa tertawa mekihat tingkah mereka berdua.

Setelah Kak Beatrice dan Kak Andien pergi, aku menaruh kembali peralatan mandiku ke dalam tas.

Remember? Where stories live. Discover now