Chapter 26

2K 220 47
                                    

Bunyi suara dering telepon terdengar keras, tali sang pemilik Handphone hanya diam membatu.

Drrtt~ Drrrt~

'Bbom is Calling'

Eunji hanya diam memandangi Handphone-nya. Ini sudah kesekian kalinya Bomi menelponnya berulang-ulang, namun tak kunjung diangkat olehnya.

Eunji sedang tak ingin di ganggu. Ia akhirnya melepaskan baterai handphone dan melemparnya ke pilih arah. Ia menyandarkan kepalanya di atas meja.

Hari-hari kedepan akan menjadi hari yang sulit baginya. Dan kemudian ia menangis lagi. Apa hari-hari seterusnya ia akan seperti ini? Menangis dan terus menangis?

Entahlah. Tubuh dan pikirannya sedang tak bisa berkompromi dengannya.

"Mianhae" ucap Eunji kecil sebelum akhirnya matanya tertutup perlahan.

---

Luhan menarik nafasnya kasar. Sedari tadi Eunji tak menjawab teleponnya. Sudah 12× ia menelpon, dan tidak satu dari itu di angkat oleh Eunji.

Ia, Kai, Baekhyun dan Bomi benar-benar khawatir dengan Eunji.

"Dijawab?" tanya Luhan pada Kai.

Kai menggeleng cepat.

"Apa sesuatu terjadi padanya?"

"Ssht... Kau tak boleh berbicara seperti itu, Bomi-ah"

Bomi menggertakkan giginya geram. Ia langsung berdiri dari tempatnya dan mengambil tasnya.

"Kau mau kemana?"

"Aku sudah tak tahan lagi. Aku pergi. Jangan ikuti aku, arra? Aish"

"Yak! Yak! Yoon Bomi"

---

Ting Tong!

Buagg! Buagg!

"Eunji-ah!"

Eunji terbangun dari tidurnya karena seorang tak sabaran menggedor-gedor pintunya. Pada pukul 23:45 PM, siapa yang datang?

Tubuhnya seperti akan terlepas karena sedari tadi ia hanya meletakkan kepalanya di atas meja.

Ia berjalan lunglai ke arah pintu dan membukanya.

"Eo, Bomi-ah" kata Eunji lemah.

"Kenapa kau tak menjawab telepon kami?! Kau kira kami tak khawatir denganmu? Astaga, Jung Eunji. Kau benar-benar" omel Bomi.

Wajah Bomi benar-benar menunjukkan wajah yang sangat khawatir.

"Pulanglah. Aku sedang lelah dan tidak ingin berkelahi denganmu" jawab Eunji dengan nafas yang tersengal-sengal.

Bomi mengusap wajahnya pelan. Apa yang terjadi kepada sahabatnya ini benar-benar menyakiti hatinya.

Bomi mendekati Eunji dan memeluknya tiba-tiba.

"Andwae. Kau tak boleh seperti ini, Jung Eunji. Tak boleh. Kenapa kau tak pernah mau membagi kesedihanmu kepadaku? Kau selalu membagi kebahagiaanmu, tapi memendam sendiri kesedihanmu. Aku sahabatmu. Aku akan mendengarkan keluh kesahmu. Jangan seperti ini. Kau seperti menyakiti perasaanku"

Eunji mematung, menangis dalam diam. Air matanya jatuh begitu saja, membasahi bahu sahabatnya.

Benar.

Eunji terlalu berlarut-larut. Ia tak sadar bahwa masih ada sahabatnya.

Tapi hati Eunji belum sepenuhnya sembuh. Belum sepenuhnya hilang dari luka.

My LOVE Case [END]Where stories live. Discover now