Chapter 22

2K 206 17
                                    

Chanyeol duduk termenung sendirian di atas kasurnya. Gelap. Kamar Chanyeol sangatlah gelap. Penerangannya pun hanya cahaya bulan di malam hari.

Ia menggigit jarinya, berusaha memikirkan perkataan Appa-nya tadi. Sungguh saat ini ia benar-benar bimbang.

Semenit kemudian ia menekan tombol-tombol di Handphone-nya dengan lincah, berusaha mengirim pesan kepada seseorang yang ia tuju. Lalu meraih Jacket hitam pekatnya dan berjalan keluar.

Eomma-nya yang melihatnya buru-buru bertanya "Kau mau kemana?"

Chanyeol menoleh sebentar.

"Bertemu teman"

------

Malam yang benar-benar dingin bagi Chanyeol. Ia terus mengusap kedua tangannya berusaha mencari sebuah sumber panas untuk menghangatkannya dari udara dingin yang menusuk.

Di kejauhan orang yang sudah ia tunggu sedari-tadi sedang berlari-lari kecil mencoba mendekat.

"Mianhae... Kau menunggu lama?" tanya Eunji sambil berusaha menormalkan nafasnya yang tersengal-sengal.

Chanyeol menggeleng pelan, pertanda bahwa ia baru saja sampai. Tapi itu semua adalah kebohongan karena ia sudah menunggu dari tadi.

"Mianhae~ aku tahu kau sudah menunggu lama. Kajja, kau pasti kedinginan"

Eunji menarik Chanyeol untuk masuk ke gedung Apartement-nya. Chanyeol tak akan pernah bisa membohongi Eunji.

Mengapa Chanyeol harus menunggu di luar sedangkan Apartement-nya bersebelahan dengan Eunji? Itu karena Appa-nya menariknya kembali ke rumah dengan alasan takut terjadi sesuatu. Entahlah, Chanyeol hanya mengiyakan saja perintah Appa-nya.

"Coklat panas?"

"Tentu"

Chanyeol memandangi isi Apartement Eunji dan berakhir dengan tatapan kosong ke depan.

Kau harus mematuhiku, Chanyeol! Aku Appa-mu!

Yeol-ah~ ikuti saja kemauan Appa-mu, ne?

Noona tahu ini sulit untukmu. Hanya saja kau tahu sifat Appa seperti apa

Perkataan-perkataan itu kembali terngiang-ngiang di otak Chanyeol, membuatnya seperti di hantui.

"... Yeol! Yak! Park Chanyeol!"

Chanyeol tersentak. Ia menarik nafasnya dalam-dalam. Mencoba mengatur mimik wajahnya.

"Wae geurae? Kau sakit, eoh?"

"A-aniya"

Hening. Chanyeol menyeruput coklat panasnya perlahan. Tiba-tiba saja suasana menjadi benar-benar canggung.

"Memangnya ada apa kau datang?" Eunji berusaha menghentikan keheningan dengan bertanya.

"Hanya ingin. Wae? Apa aku tidak boleh kemari?"

"Bukan begitu. Hanya saja tumben sekali kau mau datang"

Eunji mengerutkan dahinya, Chanyeol hanya diam.

"Aku ke dapur sebentar"

Sebelum Eunji sempat berjalan ke arah dapur, ia sudah jatuh terduduk di pangkuan Chanyeol akibat tarikan Namja itu.

My LOVE Case [END]Where stories live. Discover now