Chapter 32

2K 234 34
                                    

"Chanyeol-ah, kau darimana? Semalam kau tidur dimana? Eomma dan Appa benar-benar khawatir"

Chanyeol hanya tersenyum kecil lalu berjalan kecil ke kamarnya.

"Chan, kau dimana semalam?" kini Yoora duduk di samping adiknya.

"Semalam aku tidur di kantor. Mian aku lupa mengabari kalian. Eoh Noona, keluarlah. Aku ingin mandi"

Yoora tak habis pikir dengan sikap Chanyeol. Ini bahkan lebih buruk daripada saat perjodohan.

------

"Saham yang akan kita beli dari perusahaan China..."

Tuan Kim sedari tadi tak fokus dengan penjelasan karyawannya sama sekali. Tatapannya buntu. Pikirannya melayang-layang.

"Mingyu-ah, tolong kau urus meeting nanti. Aku akan keluar sebentar"

"Tapi sajangnim--"

Tanpa mendengar penjelasan karyawannya itu, Tuan Kim langsung pergi dari kantornya.

"Ke tempat Eunji sekarang"

"Ne, Tuan"

------

Keadaan di dalam mobil Chanyeol sangatlah tenang. Chanyeol hanya fokus untuk menyetir, tapi pikirannya masih memikirkan mimpinya tadi yang seperti nyata.

Tangannya memegang erat stir mobil. Mengingatnya membuat hatinya kembali sakit. Tiba-tiba Chanyeol membelokan mobilnya ke tempat yang sepi.

Dengan brutalnya Chanyeol memukul-mukul stirnya, membantingkan tangannya di dashboard mobil.

Bughh! Bughh!! Bugh!!

"Sialan! Sialan! Sialan! Arghh!!" teriak Chanyeol frustasi.

Ia tak bisa mengontrol emosinya. Ia harus melepaskannya. Bahkan air matanya kembali mengucur membasahi pipinya lagi.

Kembali ia lajukan mobilnya menuju kantor.

"Neo ttaemune"

------

Tuan Kim menatap sendu deretan bunga-bunga disana. Ia menutup matanya sebentar untuk berdoa.

"Eunji-ah, ini Appa. Orang yang paling kau benci, benar bukan? Hahaha. Apa kau marah aku datang?"

"Maukah kau memaafkanku karena menjadi Appa terburuk untukmu? Benar kata orang, penyesalan selalu datang dari belakang. Masihkah kau menganggapku seorang Appa? Aku bahkan tak pantas untuk di sebut seorang Appa. Jessica, apa Eunji sedang denganmu? Apa kalian melihatku yang menyedihkan ini? Mianhae. Mianhae"

Dengan sesenggukan Tuan Kim berlutut, mengangkat tangannya seperti meminta sebuah pengampunan.

"Maafkan aku. Kumohon, maafkan aku"

------

Jdarr! Jdarr!

"Saengil Chukkae!"

Chanyeol menatap kaget teman-temannya.

"Buat permohonan dan tiup lilinnya. Palli! Palli!" ucap Minah memegang kuenye.

Chanyeol terkekeh. Tapi ia mulai menutup matanya membuat sebuah permohonan yang mungkin semua orang bisa tahu, setelah itu ia meniup seluruh lilinnya.

"Chanyeol-ah, aku tak mau tahu sepulang kerja traktir kami! Muehehehehe. Jja! Potonglah kuenya"

"Arra arra. Cih, dasar mata makanan kau" ujar Chanyeol masih dengan kekehannya.

"Mian. Apa aku datang terlambat? Hehe"

Chanyeol menghentikan aktivitas memotongnya dan membantu Haera mengangkat belanjaan-belanjaan yang banyak.

My LOVE Case [END]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα