[SEMBILAN]

20.6K 1.4K 66
                                    

Kejadian kemarin tidak dapat dilupakan begitu saja. Angkasa marah besar dan ia menjatuhkan satu pukulan hingga membuat Samudra mengeluarkan darah. Beruntung Samudra tidak membalas perbuataan Angkasa saat itu juga. Yang ada, ia hanya memberikan seringaian dan tatapan mengejek seolah otaknya tengah berpikir ide terbaik apa yang akan ia lakukan untuk membalas perbuatan Angkasa.

Angkasa marah besar kepada Adina. Angkasa mengurung Adina di apartemennya membuat Adina harus tetap stay di sana. Beruntung bagi Angkasa karena mama dan papa Adina sedang ke luar negeri. Ia hanya memberikan alasan singkat kepada Juna untuk membawa sang kakak ke apartemennya. Alasannya adalah, Angkasa akhir-akhir ini sering terjaga di malam hari dan takut berada sendirian di apartemennya. Alasan logis menurut Juna yang diam-diam mengidolakan kekasih kakaknya itu.

Adina tidak bisa bergerak bebas. Apa yang ia lakukan di bawah pengawasan Angkasa langsung. Bahkan Angkasa rela titip absen dan menunggu Adina selesai dari kelasnya.

Meyvi nyaris ingin berteriak di depan wajah Angkasa karena pemuda itu tidak mengizinkan dirinya untuk bertemu dengan Adina.

Angkasa benar-benar mengurung Adina. Setelah kelasnya berakhir, Angkasa langsung mengantarkan Adina ke apartemennya. Menguncinya dan kemudian pergi entah kemana. Adina nyaris gila diperlakukan seperti ini oleh Angkasa.

"Mungkin kasus Angkasa ini bisa kita bahas di kelas deh, Din. Tuh cowok bener-bener gila! Nggak waras!" Meyvi menggebu-gebu diujung sana. Sedangkan Adina hanya dapat menghela napas panjang.

"Mau gimana lagi, Mey. Gue nyerah. Gue cuma bisa ikutin arusnya aja."

"Ikutin arus? Lo pikir lo kotoran?! Sekarang waktunya lo buat tegas, Din. Angkasa nggak bisa selamanya ngelakuin hal seenak jidatnya aja. Lo putusin dia dan lo harus berani putusin dia! Gue bakalan ngelindungin lo dari hal buruk yang bakalan tuh orang lakuin!"

"Mey! Angkasa itu kuat banget. Dia itu singa! Cewek-cewek kayak kita nggak bisa ngelawan kekuataan Angkasa. Walaupun selama ini Angkasa nggak pernah mukul cewek. Tapi bisa aja, kan? Sekali lagi, Mey! Gue masih sayang nyawa."

Meyvi terdengar menghela napas yang cukup panjang di sana. "Sebenarnya, kemunculan Samudra di tengah-tengah hubungan kalian berdua ini benar-benar sebuah peluang besar. Lo bisa pake Samudra untuk jadi tameng lo. Lagi pula, cowok kayak Samudra mudah kok buat dicintai."

"Samudra sepupu Angkasa. Dia kakak Niko. Pacaran sama Samudra sama aja kayak pacaran sama Niko. Gue nggak mau!"

Adina tahu informasi bahwa Angkasa dan Samudra sepupuan adalah dari Angkasa sendiri. Angkasa bilang ia tidak ingin Adina dekat-dekat dengan sepupunya yang bajingan itu, itu sih menurut Angkasa. Setelah Adina berpikir-pikir semalaman, ia sadar kalau nama belakang Samudra dan Niko sama.

Samudra Atramaja dan Niko Atramaja. Dunia memang sempit.

Pintu apartemen terdengar terbuka. Buru-buru Adina memutuskan panggilan tanpa memberi tahu Meyvi terlebih dahulu.

Angkasa datang dan wajahnya nampak lelah. Ia menjatuhkan tubuhnya di sofa sebelah Adina. Membuat Adina sedikit bergeser, takut-takut Angkasa emosi dan membuat sesuatu yang gila terhadap dirinya.

"Kamu nggak coba-coba lari kan hari ini?" tanya Angkasa sedikit menoleh ke arah Adina yang tengah berpura-pura fokus dengan acara TV di hadapannya.

Adina menggeleng.

"Aku nggak segan-segan buat ngehukum kamu kalau kamu minta tolong sama Samudra bangsat itu buat ngeluarin kamu dari sini! Aku tega motong kaki kamu biar kamu nggak bisa jalan dan tetap berada di sini! Kamu paham kan?" Nada ancaman yang sudah sangat sering Angkasa berikan kepada Adina, membuat Adina setengah takut setengahnya sudah kebal dengan ancaman Angkasa.

BOYFRIENDWhere stories live. Discover now