Almost Missing -9-

112 22 1
                                    

Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin berhembus.

***

Dingin, lembab, dan sepi.
Morgan menggerakkan tangannya dan berusaha membuka mata. Seluruh tubuhnya terasa berat untuk digerakkan.

"Aelke, Aelke..." lirih Morgan berusaha untuk sekedar duduk. Morgan merasakan hal aneh. Tangannya menyentuh permukaan yang basah.

"Dimana gue?" ucap Morgan setelah matanya membuka sempurna. Ia sedang berada di tengah hamparan batu karang yang luas dan hanya lautan lepas terlihat oleh matanya. Morgan langsung bangkit panik menatap sekelilingnya. Aelke tidak terlihat dimana-mana.

"Aelke! Aelke...! Lo dimana???" teriak Morgan kencang. Tak ada jawaban. Hanya ada suara deburan ombak yang bersahut-sahutan.

"Gue dimana ini? Kayak anak ilang sendirian." Morgan mengusap wajahnya.

"Level tiga, tidak main-main. Kau harus berjuang sendiri!" Morgan menoleh, peri Vina sudah mengudara di sampingnya.

"Maksudnya? Aelke mana? Gue berjuang sendiri gimana?" cerocos Morgan memberondong banyak pertanyaan.

"Nih, telan!" titah sang peri memberi Morgan sebuah permen kecil.

"Apaan, nih? Mabok kagak? Entar gue kenapa-napa gimana?" Morgan.

"Jangan cerewet! Makan saja sekarang!" ucap peri Vina. Morgan menurutinya, permen kecil langsung Morgan telan tanpa dihisap terlebih dulu.

"Kau ingat gambar ketiga?" tanya peri Vina.

"Gue inget. Gambarnya dasar lautan sama terumbu karang yang keren banget..." jawab Morgan.

"Oke, kau akan tahu jawabannya di bawah sana. Selamatkan Aelke!" ucap peri Vina menunjuk lautan lepas.

"Jangan bilang lo nyuruh gue nyelem ke tengah lautan yang serem banget kayak gitu...?" ujar Morgan gemetar.

"Aelke dalam bahaya di bawah sana. Kau masih takut? Permen tadi hanya bertahan satu jam. Kau harus selamatkan Aelke kurang dari satu jam."

Morgan menatap lautan dengan ombak yang menghantam karang. "Ngeri amat...!" tukas Morgan ragu-ragu.

"Kau tak bisa berenang?" tanya peri Vina.

"Bisa, lah, berenang mah. Tapi gak di laut sedalem ini kali!" sergah Morgan.

"Cepat, kau bisa bertahan di dalam air, selamatkan Aelke!" peri Vina gemas, Morgan bersiap dan berancang-ancang untuk menceburkan diri.

"Ya ampun, gue kayak mau bunuh diri ini mah!"

Byur!

***

Morgan menatap lautan terdalam takjub. Sangat indah. Banyak terumbu karang yang menghiasi lautan milih Tuhan, dan sekarang, Morgan berada di dasar lautan dengan nafas teratur seperti di daratan. Perngaruh permen yang diberikan peri Vina sudah bekerja.

"Aaaa.....!!!" Morgan berteriak kencang saat tiba-tiba saja gerombolan ikan kecil memutar-mutar di hadapannya. Mereka lewat begitu saja dengan tetap bergerombol dan entah menuju kemana.

"Dimana Aelke!?" Morgan mengerahkan tenaganya untuk berenang di dasar lautan. Semuanya terlihat hamparan terumbu karang yang indah. Dan Morgan tidak tahu sama sekali sedang berada di laut mana.

Morgan memicingkan matanya, ada sekumpulan ikan berwarna oranye dengan corak putih-putih di bagian perutnya sedang mengelilingi sesuatu. Morgan mendekat penasaran dengan susah payah menerjang gelombang air laut. Saat selangkah lagi untuk lebih dekat, ikan-ikan itu malah berhamburan berenang menjauhi Morgan dan Morgan terkejut melihat sosok Aelke yang berdiri tak sadarkan diri di dalam sebuah aquarium besar dengan tangan terbelenggu akar rumput laut.

Almost MissingWhere stories live. Discover now