Almost Missing -8-

116 22 1
                                    

Pagi yang dingin. Salju yang putih turun dengan teratur. Aelke merapatkan selimutnya, rasanya amat dingin, dan ia belum pernah merasakan kedinginan seperti sekarang.

Tok, tok, tok!
Aelke berjalan malas menuju pintu kamarnya dan sudah mendapati Dicky berdiri tenang disana. "Tsania, bangun! Kita harus memasak sarapan untuk keluarga kerajaan." cerocos Dicky. Aelke menatap Dicky kesal.

"Harus, ya? Dingin tau!" sergah Aelke membalikkan badannya.

"Hei, hei, sejak kapan kau malas begini?" Dicky menghadang langkah Aelke.

"Sejak kemarin!" jawab Aelke asal.

"Kau aneh!"

"Emang!" Aelke duduk dengan mata terpejam di sisi ranjang.

"Ayo, kita harus bekerja. Setelah selesai, aku akan mengajakmu bermain snowboard di luar. Salju sudah turun sejak malam tadi." ujar Dicky, Aelke membolakan matanya.

"Salju? Pantes dingin banget!" gerutu Aelke, bibirnya kering dan sedikit menggigil.

"Kau bicara apa?" tanya Dicky.

"Ah, tidak! Kau duluan, aku ganti pakaian dulu." ujar Aelke, Dicky pun langsung keluar.

***

Morgan kebingungan dengan tugas mencari bayi kembar. Dan ternyata, raja Ramous sudah menceritakan semua niat kerajaan kepada Morgan. Sejak tadi, putri Melina tidak mau jauh-jauh darinya dan Aelke hanya terlihat saat sarapan tadi.

"Di luar dingin, kau mau kemana?" tanya Melina menatap Morgan yang siap keluar Istana dengan pakaian tebalnya.

"Aku akan mencari anak adopsi, lebih cepat, lebih baik." ucap Morgan tersenyum.

"Aku ikut!" Melina berdiri dan bersiap ikut Morgan.

"Jangan, aku sendiri saja. Kau harus banyak istirahat." ujar Morgan.

"Oh, baiklah..." Melina akhirnya menyerah dan duduk santai di ruang kerajaan.

"Ah ya!" Melina berlari kecil menyusul Morgan. Morgan menoleh.

"Hati-hati sayang!" ucap Melina yang langsung mencium kening Morgan. Morgan terdiam seketika. Aelke yang tak sengaja lewat bersama Dicky sambil menenteng snowboard melihat adegan itu.

"Ayo kita pergi!" ujar Aelke dingin dan langsung menarik tangan Dicky, Dicky menurut dan mengikuti langkah Aelke sampai keluar Istana.

***

"Ah, dimana sih, sipit? Musti nyari anak kembar... Kemana coba!" Morgan menendang-nendang salju yang sudah menutupi sebagian permukaan bumi. Dua orang prajurit kastil mendekati Morgan dengan menuntun seekor kuda.

"Pangeran Louis, kuda siap dipakai!" ujar prajurit, Morgan mengangguk dan langsung menaiki kuda, lalu pergi entah kemana.

"Ah elah, ini dingin banget!" ujar Morgan memperlambat jalan kudanya. Makin kencang kuda berjalan, makin dingin terasa.

"Itu bukannya si sipit, ya!" Morgan memicingkan matanya melihat Aelke yang sedang asik bermain ski bersama Dicky dan Dicky mengajarkan Aelke bermain ski dengan benar.

"Ah, makin deket aja.....!" Morgan menekuk wajahnya dan langsung menghampiri Aelke.

"Sedang apa kalian?" tanya Morgan sok cool. Dicky seketika membungkukkan badannya dan Aelke dengan malas mengikuti Dicky.

"Maaf, pangeran. Kami sedang bermain ski. Dan tugas memasak sudah selesai." ujar Dicky hormat. Morgan tertawa sendiri di dalam hatinya. 'Haha, enak juga jadi raja...'

Almost MissingDonde viven las historias. Descúbrelo ahora