Almost Missing -13-

121 20 0
                                    

Aelke berjalan setengah berlari melewati jalur-jalur labirin yang semuanya hanya memperlihatkan tanaman-tanaman yang seperti dinding.

Morgan berlari sambil terus melihat monitor di atas kepalanya. Aelke dan Alastor terlihat akan bertemu di satu titik.

"Kanan, atau kiri?" Aelke melihat jalur di depannya bingung dan menoleh ke belakang. Tanpa pikir panjang lagi, Aelke melewati jalur kiri dan berdiri mematung karena Alastor ada disana hampir bertabrakan dengannya.

"Hei, kita bertemu, Anabel!" Alastor tersenyum miring dan siap mengayunkan tongkat sihirnya, Aelke bergegas melewati jalur lain tapi, Alastor dengan lantang mengucapkan "Uptodorius!"

Aelke mundur, dinding labirin meninggi sampai 5 meter dan menghimpit jalur di depannya. Aelke membalikkan tubuhnya dan langsung berlari ke depan Alastor dengan mantra yang sukses keluar dari bibirnya.

"Arostomentum!" Aelke berlari saat sihirnya tepat membuat Alastor terpelanting ke dinding tanaman. Aelke bertabrakan dengan Morgan yang berlari ke arahnya.

"Lo ngapain disini!" Aelke langsung berdiri.

"Konfringgo!!!" Morgan melesatkan sihir dari tongkat yang ia genggam dan perlahan, akar tanaman menjalar dan menyerang Alastor. Morgan menarik tangan Aelke dan langsung berlari ke lain jalur. Monitor memperlihatkan jarak ke titik pusat masih jauh untuk dicapai.

Alastor berguling-guling berusaha melepaskan diri dari akar tanaman yang sukses membelit kakinya. Ia berkali-kali melesatkan sihir untuk menghentikan aksi tanaman-tanaman tersebut.

Pricilla terus berlari mengikuti kata hatinya untuk menuju ke titik pusat. Peluh mengucur di pelipisnya.

"Argh! Desartus!" Pricilla memundurkan langkahnya saat mendengar erangan suara Alastor.

"Alastor, kau baik-baik saja?"

***

Beberapa ratus meter lagi menuju titik pusat. Aelke dan Morgan suskes berlari-lari melewati jalur demi jalur dengan monitor yang membantunya.

Saat sinar cahaya terlihat mengudara. Aelke dan Morgan tersenyum bahagia. Morgan dan Aelke terus berlari mengejar satuan waktu yang berjalan tanpa henti.

BRAK!

"Aaa......!!!!"
Tubuh Morgan dan Aelke terpelanting kesana-kemari saat angin besar menghempaskan keduanya. Aelke merasakan kepalanya sangat pusing. Sedangkan Morgan berusaha bangkit di tengah amukan angin.

"Aelke!" teriak Morgan tak melihat Aelke di depannya. Pandangannya jadi blur karena debu dan daun-daun berterbangan. Morgan memutuskan untuk terus berlari menuju titik pusat.

"Argh...!" Aelke mengerang sakit. Darah mengucur dari kaki kanannya yang robek beberapa senti meter karena tersayat ranting dinding tanaman. Aelke mencoba berdiri berjalan terseok menuju 3 jalur yang ada di hadapannya.

***

"Kau harus tenang, baginda raja. Carlo dan Anabel pasti bisa memenangkannya." Prinsia mencoba menenangkan sang raja yang sejak tadi mondar-mandir tak tenang di atas tribun penonton. Suasana memanas. Layar di udara memang memperlihatkan kondisi peserta di dalam labirin yang kesulitan menuju titik pusat tongkat kristal.

"Kau ingat, kan? Carlo dan Anabel kemarin tidak menguasai sihir. Aku heran pada mereka." ujar raja Antonio takut.

"Lihat! Carlo hampir sampai!" pekik Prinsia melihat ke atas.

"Ada Alastor!" timpal sang raja panik. Alastor terlihat mendekat ke titik pusat dari jalur lain.

***

Almost MissingΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα