Almost Missing -5-

188 21 0
                                    

"Monica, hari pernikahan nanti adalah hari yang aku tunggu seumur hidupku..."

***

Morgan dan Aelke terkejut melihat seorang wanita yang terbang dengan sayap di punggungnya. Wanita itu sangat kecil ukurannya. Tidak lebih besar dari seekor burung.

"Lo siapa???" tanya Morgan keras sambil menunjuk makhluk kecil itu. Aelke berdiri di belakang tubuh Morgan.

"Aku Vina. Peri petunjuk kalian. Ada 7 tempat yang harus kalian lewati untuk kembali ke dunia manusia yang sekarang kalian tempati. Selamat berjuang. Fighting!"

"Maksud lo apa, balikin kita! Dunia kita bukan disini....!!!" pekik Morgan. Aelke masih bersembunyi takut dan gemetar di balik tubuh Morgan.

"Percakapan sudah disetting menjadi bahasa Indonesia!" peri Vina memperlihatkan monitor transparan di depannya.

"Berperanlah dengan baik. Pilih jalan yang baik. Jika pintu akhir level sudah terlihat, letakkan batu berlian sesuai dengan warnanya. Good luck!" peri kecil yang mengaku bernama Vina itu langsung menghilang bersama hembusan angin setelah mengucapkan hal tersebut.

Aelke melihat tangan kirinya sudah memakai gelang dengan 7 batu berlian yang mengelilinginya. "Gelang ini, apa batunya...?" tanya Aelke gemetar, Morgan menjambak rambutnya sendiri kasar. "Apaan coba ini? Argh!"

"Hei, Putri Monica! Sudah kubilang, jangan dekat-dekat dengan pekerja kerajaan!"

Aelke dan Morgan sama-sama menoleh. Sudah banyak tentara tegap mendekati mereka. Dan seorang wanita paruh baya tanpa aba-aba langsung menarik tangan Aelke.

"Eh, gue mau dibawa kemana?" pekik Aelke memberontak.

"Putri Monica, ini sudah waktunya Anda kembali ke dalam Istana!" ujarnya.

"Monica?" tanya Aelke heran.

"Jangan pura-pura lupa nama sendiri. Pakaian yang kau pakai sangat buruk!" tukasnya dengan mata yang memicing. Aelke kesal sendiri. Di dunianya, pakaian yang Aelke kenakan sangat modis.

Aelke menoleh sambil terus diseret wanita itu yang entah siapa. Morgan ditangkap beberapa tentara kerajaan dan dipaksa ikut mereka.

"Gan!" teriak Aelke membalikkan tubuhnya. Tapi, dua orang tentara menarik tangan Aelke.

***

Tahanan Neuschwanstein Castle, Jerman.

"Woi, keluarin gue!" teriak Morgan sampai suaranya menggema di lorong tahanan yang sepi dan dingin.

Seorang penjaga tahanan kerajaan masuk, dan membuka sel bagian bawah, lalu memasukkan sepiring makanan lengkap dengan minumannya pada Morgan.

"Raja Ludwig sudah melarang siapapun pekerja Istana untuk mendekati Putrinya Monica. Dan kau, harus terima hukumannya. Makan! Jangan berisik!" tukas sang penjaga yang langsung meninggalkan sel.

"Eh, tunggu! Keluarin gue! Gue salah apaan coba! Woi.....!!!" Morgan memukul-mukul besi sel tahanan dengan kasar. Penjaga tadi tidak menoleh sedikitpun.

Lelah memberontak, Morgan melirik makanan yang tadi dibawa penjaga. Sepiring nasi lengkap dengan ayam panggang, sayuran sehat, dan segelas susu segar.

"Laper gue! Sikat aja dah....!" ujar Morgan yang langsung berjongkok dan mulai memakan makanannya.

***

Aelke sudah berganti pakaian. Sekarang, ia sedang memakai gaun panjang kuno yang indah. Aelke dan Morgan berada di zona awal abad ke 19.

"Sudah ditunggu di ruang makan. Anda terlihat cantik..." ujar seorang selir Istana yang mendandani Aelke. Aelke menatap kamar yang akan ditempatinya. Semua figura foto memperlihatkan gambar dirinya. "Ini foto gue semua, lawak ah!" Aelke menggeleng ngeri.

Almost MissingWhere stories live. Discover now