Part 5

29.3K 1.4K 6
                                    

Well, tadi itu bisa dibilang aku menyerah meminta bantuannya tapi, apa lagi yang harus kulakukan? Toh dia akan terus menolak sampai aku menyerah. Setidaknya aku tak perlu membuang uang untuk naik taksi.

"Aku lebih suka ide itu" Ryan tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya. Aku hanya memutar bola mataku karena kesal melihat tingkahnya.

"Lebih baik kita berangkat sekarang sebelum Baby merengek" aku menggendong Baby perlahan dan mulai berjalan disamping Ryan.

"Ayolah, berikan nama bayi itu nama lain! Kau mau membuatnya tersiksa saat besar nanti?" Ryan merengek disebelahku. Astaga, mengapa dia bahkan peduli? Ini kan bukan anaknya, akulah yang mengasuh anak ini sementara waktu. Apa hubungannya dengan dia?

"Kan sudah kukatakan kalau namanya akan berubah dengan sendirinya saat dia sudah bersama dengan ibunya" aku menjawabnya, menenteng tas yang berisikan popok, botol susu, dan celana ganti untuk Baby.

"Untuk berjaga-jaga kalau kau tidak berhasil menemukan ibunya" aku memutar bola mataku. Dia begitu pesimis. Well, baiklah. Untuk kali ini saja aku akan menurutinya.

"Oke" kataku akhirnya, "Punya saran?"

Setelah aku bertanya begitu, Ryan hanya terdiam. Dia nampak seperti sedang berpikir keras. Bahkan saat sudah masuk ke dalam mobil, dia masih termenung memikirkannya.

"Tuh kan! Memikirkan nama itu tidak semudah yang kau bayangkan" kataku akhirnya setelah menunggunya buka mulut selama lima menit.

"Aku tau nama yang bagus! Aku hanya tak yakin kau menyukainya" wajahnya memerah karena malu. Astaga, kalau dilihat-lihat dia sangat lucu. Menggemaskan.

"Nama apa?"

Dia terdiam sebentar, kemudian melanjutkan.

"Mike Louise" jawabnya.

Oke, aku tak tahu apakah itu sebenarnya lucu atau tidak tapi yang penting, aku merasa yang barusan dia katakan itu sangat lucu. Bukannya itu nama yang aneh atau apa, jujur saja, itu nama yang bagus.

"Apa kau mengambilnya dari salah satu film kartun favoritmu?" aku menyembur, tak dapat menahan tawaku lagi. Ryan langsung cemberut.

"Bukan! Kupikir bayi ini memiliki kepribadian yang cocok dengan nama Mike dan Louise karena dia memiliki kelembutan di beberapa tempat" wajah Ryan memerah karena malu.

"Kuharap kau tidak melihat bagian yang... parah" wajahku ikut-ikutan memerah. Astaga, ini hal paling memalukan yang pernah kukatakan. Aku bersumpah takkan pernah membicarakannya.

"Kalau begitu, kau tidak melihatnya saat mengganti popok bayi itu" dia menunjuk Baby dengan anggukan kepalanya. Seketika aku langsung merasa malu dan memanas. Aku memang melihatnya tapi, setidaknya aku tidak berpikiran ke arah sana. Lagipula, Baby kan masih bayi, apa yang perlu dilihat?

"Sudahlah, aku saja yang menentukan namanya" Ryan mulai menyalakan mesin mobilnya sambil mengenakan kacamata hitamnya, membuatku salah fokus.

Oke, Alicia. Ini bukan saatnya memikirkan betapa, memesonanya dia. Pikirkanlah nama untuk Baby atau kau akan menyesal seumur hidup karena telah menyiksa anak ini.

"Ya sudah, kuharap kau tidak menamainya yang aneh-aneh lagi" aku memutar bola mataku. Aku benci dirinya yang suka ikut campur.

"Bagaimana kalau Darrel Bannet?" tanyaku yang sudah menemukan sebuah nama. Mobil yang tadinya sudah berjalan langsung mengerem, membuatku nyaris menjatuhkan Baby. Maksudku, Darrel.

"Kau serius? Darrel? Rasanya seperti nama cewek" komentarnya. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya dengan kukuku yang panjang. Dialah yang memintaku mencarikan nama lain, walau aku yang awalnya meminta. Tapi setidaknya nama pilihanku masih lebih wajar dibanding nama yang dia buat. Rasanya seperti mendengar nama monster kartun itu.

Found The Baby & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang