Part 28 (Extra Part)

51.4K 2.2K 80
                                    

Siang itu, Nick dan Devany ikut menghadiri acara perceraian Hans dan istrinya. Devany memeluk Rhein yang terus menangis.

"Tenang, ya, Nak. Masih ada kami...." ucap Devany sembari menghapus air mata Rhein.

Rhein tidak menjawab, ia melepas pelukan Devany lalu berlari keluar dari gedung besar itu. Ia masuk ke dalam mobil sang ayah dengan kedua tangannya yang mengepal.

Devany menghela napasnya pelan, ia mendekat pada Nick yang sedang berbincang dengan Hans dan beberapa kerabat kerjanya.

Devany memberi kode kalau ia ingin ke kamar mandi. Nick mengangguk-anggukan kepalanya.

Devany melangkah dengan cepat menuju kamar mandi yang lumayan jauh. Ia meraih ponselnya lalu mendial nomor Jackson.

"Hallo, Nak. Sudah sampai kah?" tanya Devany, ia masuk ke dalam kamar mandi saat sudah menemukan kamar mandi.

"Baru saja, Ma...." jawab Jackson dari seberang sana.

"Bagus kalau begitu. Ingat, jangan melakukan hal yang aneh, ya, Nak...." ucap Devany dengan lembut.

Mereka berbincang sebentar, lalu Devany menyudahi pembicaraan mereka.

Devany memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu ia mencuci tangannya.

Devany menghela napasnya. Ia tahu, perlahan-lahan anak-anaknya akan bepergian.

"Rumah akan semakin sepi," desis Devany dengan sedih. Lalu ia keluar dari kamar mandi.

Devany kaget saat menemukan Hans yang berdiri di depan pintu. Ia mengernyit bingung.

"Hans?" Devany menyelipkan rambutnya ke balik telinga.

"Van...." desis Hans lalu memeluk wanita itu.

"Ada apa? Hans, jangan seperti ini. Aku tidak mau suamiku melihatnya. Aku tidak mau membuat dia salah paham, Hans...." ucap Devany dengan pelan

Hans melepas pelukannya dan tanpa Devany duga, Hans mengecup keningnya.

"Terima kasih...." ucap Hans dengan tulus. Ia mengusap kepala Devany lalu berlalu dari hadapan wanita itu.

"Sama-sama...." ucap Devany lalu ia juga pergi meninggalkan kamar mandi itu.

Ia mendekati Nick yang menunggunya di depan pintu masuk.

"Hai, maaf lama...." kata Devany memeluk suaminya itu. Nick terkekeh lantas ia mengecup puncak kepala Devany.

"Tidak apa-apa, Sayang. Kita pulang?" tanya Nick dengan lembut. Devany mengangguk dan mereka meninggalkan tempat itu dengan Nick yang merangkul posesif istrinya itu.

★•••★

Setelah sampai di rumah, Devany langsung masuk ke kamar. Ia sedikit merasa bersalah pada Nick karena membiarkan Hans memperlakukan dirinya seperti tadi.

Devany melangkah cepat ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai dan mengenakan pakaian, Devany menghampiri Nick yang duduk di tengah ranjang.

"Aku merasa ada yang aneh pada Rhein," ucap Devany saat ia sudah duduk bersebelahan dengan Nick.

"Aneh?" tanya Nick sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Iya, mulai dari sikapnya. Dia sangat sulit di tebak dan dia itu seperti gadis misterius," Devany menatap ponselnya lalu memberikannya pada Nick.

Perfect FamilyWhere stories live. Discover now