Part 13

58K 3.6K 182
                                    

Saat rumah Nick sudah sepi karena Nick dan yang lainnya sedang membicarakan sesuatu di ruang keluarga, Matt masuk ke dalam kamar Leonyca lalu menguncinya dari dalam.

Melangkah dengan pelan tanpa menimbulkan suara ke arah tempat tidur Leonyca. Merangkak naik ke tempat tidur itu, lalu ia berbaring di sebelah Leonyca yang tidur menyamping sehingga posisi mereka saling berhadapan.

Matt menatap lekat wajah Leonyca, diraihnya tangan Leonyca ke dalam genggamannya.

Dalam hati, Matt tidak bisa berhenti merutuki kebodohannya sendiri karena hampir membuat Leonyca celaka.

"Maaf, ya, Ony. Semoga Ony tidak marah lagi padaku...." desahnya pelan.

Matt mendekatkan wajahnya ke wajah Leonyca lalu mencium Leonyca sekilas.

"Aku tidak tahu apa jadinya aku kalau Ony marah padaku," Matt menarik Leonyca kerengkuhannya.

"Bagaimana ini, aku tidak mau pulang Ony, aku mau di sini saja. Aku tidak bermaksud membuat Ony celaka...." Matt semakin mengeratkan rengkuhannya sehingga tidak ada jarak yang tersisa di antara mereka.

Leonyca menggeliat pelan sambil bergumam tidak jelas dalam tidurnya. Matt memundurkan tubuhnya untuk melihat Leonyca dan wajahnya masih menyiratkan kesedihan dan penyesalan yang mendalam.

Sampai akhirnya mata itu terbuka membuat mereka saling bertatapan.
Leonyca menatap Matt sendu lalu mata itu kembali berkaca-kaca dan air mata itu menetes kembali.

Matt dengan cepat mengusap air mata Leonyca, "Matt jahat...." dedis Leonyca dalam tangisnya.

Matt menarik napasnya dengan pelan, dadanya kembali sesak sampai ia kesulitan untuk bernapas.

"Maaf Ony, maafkan aku...." Leonyca mengernyit lalu ia menunduk, tidak mau lagi menatap Matt.

"Kenapa tadi Ony berteriak, hmm?" Leonyca mendongakkan kepalanya, membiarkan Matt menghapus air matanya.

"Ah, Ony tidak tahu Matt. Hanya saja saat itu Ony merasa kalau Matt menyukai Ony," ucap Leonyca dengan polosnya. Matt menaikkan alisnya sebelah namun ia tersenyum lebar.

"Matt, Ony merasa kalau Matt menyukai Ony," ulang Leonyca karena Matt tidak menjawab, lelaki itu hanya tersenyum dan menatap Leonyca penuh arti. Namun Leonyca tidak mengerti arti senyuman dan tatapan dari Matt.

"Apa Matt suka pada Ony?" tanya Leonyca tidak mau menyerah. Matt berdeham pelan, "menurut Ony?" Leonyca menggerakkan tangannya yang di infus lalu menarik kuat hidung Matt sampai memerah.

"Iya Ony, aku suka pada Ony," Matt menatap Leonyca dengan serius dan itu membuat mata Leonyca berbinar-binar, Matt menarik Leonyca kembali kepelukannya.

"Matt, Mamaku menyuruh Matt pulang, ya?"

"Mama kita Ony!" protes Matt membuat Leonyca mengumpat kesal.

"Mamaku Matt, Mamaku itu kakaknya Matt. Bukan Mamanya Matt. Mama Matt itu oma kami!" koreksi Leonyca membuat Matt terkekeh pelan.

"Aku tahu Ony, hanya saja aku lebih nyaman memanggilnya Mama daripada kakak," Leonyca mengerucutkan bibirnya. Masih merasa tidak senang setiap kali Matt memanggil Devany mama.

Leonyca terbelalak dan dengan gerakan cepat, Leonyca mendorong Matt. "Matt, buka pintunya. Mama menuju ke sini!" pekik Leonyca, Matt tertawa pelan lalu menuruti perintah Leonyca.

Ia turun dari tempat tidur, lalu berlari menuju pintu, membuka kuncinya lalu kembali ke tempat tidur.

Leonyca yang sudah mengambil posisi duduk tertawa pelan saat Matt sudah duduk di tepi ranjang.

Perfect FamilyWhere stories live. Discover now