Part 3

117K 6.3K 160
                                    

Nick memapah tubuh lemah Devany memasuki ruangan khusus mereka. Sementara keempat anaknya sedang melakukan rutinitas mereka setelah selesai makan siang. Yaitu tidur siang.

Mereka berdua duduk di sofa dengan Nick memeluk erat tubuh Devany.

"Sebenarnya ada apa, hmm?" tanya Nick dengan lembut membuat Devany mendongakkan kepalanya dan menatap Nick dengan ragu.

"Aku tidak tahu. Aku hanya meminum obat peredam sakit," jawabnya dengan jujur.

"Kita periksa ke dokter, aku takut terjadi sesuatu." Devany mengangguk patuh dan menyandarkan kepalanya kembali di dada kiri Nick.

Ia memejamkan matanya menikmati detak jantung Nick yang sudah bagian dari favoritnya.

"Setelah Lory datang, kita ke rumah sakit!" Devany mengangguk, di cubitnya gemas perut Nick membuat Nick terkekeh pelan.

"Panggil dia mama, Sayang." Ujar Devany tapi Nick menggeleng membuat Devany mengernyitkan keningnya.

"Apa kamu lupa, hmm? Saat aku memanggilnya mama, dia mengamuk seperti orang keserupan!" Devany tersenyum kecil.

Lory dan Nick memang tidak bisa akur. Apa lagi Matt yang memanggil Lory dengan sebutan oma membuat Lory semakin naik darah.

'Aku ini mamamu, Nak. Bukan Omamu.' Itu yang selalu di katakan Lory saat Matt memanggilnya oma.

Matt hanya menjawab, 'tapi Jack, dan adiknya memanggilmu oma.' Jawaban polos itu sering membuat Lory kesal dan Devany akan menertawakan Lory.

Devany mengernyit saat sakit di pinggangnya terasa lagi. Terasa lebih menyakitkan.

Nick mendadak panik setengah mati. Di gendongnya tubuh Devany, berjalan dengan cepat meninggalkan ruang khusus mereka.

"Bertahanlah...." suaranya berubah serak karena merasa takut. Devany hanya menggeleng pelan sebelum kesadarannya hilang.

Nick semakin panik dan berteriak tidak jelas membuat seisi rumah mendadak ikut panik juga. Dan sopir pribadi mereka langsung mempersiapkan mobil.

Ia berjalan menuju halaman rumahnya dan langsung masuk ke dalam mobil yang sudah siap.

Mobil itu melaju dengan cepat, untung jalanan sudah sepi karena sudah selesai jam makan siang.

Nick menepuk-nepuk wajah Devany yang sudah berubah menjadi pucat pasi. Air mata itu mengalir begitu saja tanpa di minta.

Dalam hati, Nick terus berdoa agar Devany baik-baik saja.

Di peluknya erat tubuh Devany yang tak berdaya. Tubuhnya bergetar hebat.

Tidak berapa lama, mobil itu sudah terparkir di depan rumah sakit. Nick dengan cepat keluar setelah sopir membukakan pintu penumpang.

Bagaikan orang kesetanan, Nick berteriak meminta pertolongan pada siapa pun.

Suster yang melihat Nick langsung menghampiri dan mengarahkan Nick ke suatu ruangan.

Hingga sampai Devany masuk UGD, Nick masih belum bisa tenang.
Ia berjalan mondar-mandir di depan pintu.

Di alihkannya pandangannya saat mendengar suara anak-anaknya yang menangis histeris.

Keempat anaknya berlari ke arah sang ayah. Nick berlutut dan memeluk keempat malaikat-malaikat kecilnya. Mereka menangis. Menangis pilu dan isakan mereka sangat menyayat hati. Dan Nick berusaha menenangkannya.

Tidak ada yang berbicara, hanya suara tangis yang terdengar.

Begitu juga dengan Lory dan Nara. Mereka tadi baru sampai di rumah Nick dan langsung syok karena Devany pingsan dengan wajah yang pucat.

Perfect FamilyWhere stories live. Discover now