Part 8

70.8K 4.4K 145
                                    

Setelah Leonyca menyelesaikan ritual makannya yang lebih lama dari sebelumnya, sekarang mereka berdua duduk di sofa di depan televisi.

Leonyca menatap televisi dengan serius sementara Matt tampak bosan memainkan ponselnya.

"Ony...." desahnya pelan memegang bahu Leonyca namun Leonyca tidak merespon. Leonyca hanya menatap televisi sambil memakan cemilannya.

"Ony...." panggil Matt sekali lagi. Leonyca menoleh dan menatap Matt sendu, "apa?" tanya Leonyca pelan.

Matt menggeleng, ia enggan mengatakan kalau ia sangat bosan.

"Apa Matt bosan?" Matt mengangguk cepat membuat Leonyca menghela napasnya pelan, "Ony juga bosan," rajuknya dan Leonyca menubruk tubuh Matt membuat Matt terdorong ke belakang. Namun Matt balas memeluk Leonyca.

"Matt, tadi Ony mengatakan pada Mama kalau Ony sedang ada di apartemen. Mama bilang Papa tidak percaya kalau Ony di rumah teman, jadi Papa menyuruh Mama menanyakan langsung pada Ony dan Ony 'kan tidak pandai berbohong, jadi Ony bilang saja yang sebenarnya," jelas Leonyca panjang lebar membuat Matt gemas padanya.

Matt mengeratkan pelukannya dan ia terkekeh pelan namun tidak mengatakan apa pun.

"Matt, apa Matt pernah merasa menyesal dengan takdirmu?" tanya Leonyca sambil mendongakkan kepalanya sehingga mereka saling menatap.

Matt berdeham pelan, " sepertinya begitu," desanya pelan.

"Kenapa?"

Matt tidak menjawab, ia hanya tersenyum dan mengecup puncak kepala Leonyca.

"Matt, Ony boleh bertanya sesuatu?" tanya Leonyca lagi, Matt menaikkan sebelah alisnya.

"Bertanya apa, hmm?" Leonyca terdiam sebentar.
Saat ia hendak membuka mulutnya, ponsel Matt berdering tanda ada panggilan masuk.

"Papa," kata Matt menunjukkan ponselnya pada Leonyca. Leonyca mengulum senyumnya karena Matt masih saja memanggil Nick dengan sebutan papa lalu Leonyca mengangguk-anggukan kepalanya.

Matt mengangkatnya dan hanya berbincang sebentar.

"Papa bilang apa?" tanya Leonyca pelan sembari menyembunyikan wajahnya di dada Matt.

"Hanya mengatakan agar aku menjaga Ony baik-baik," jawab Matt.

"Hanya itu?" tanya Leonyca tidak yakin.

"Papa mengatakan padaku agar tidak membawa anak gadisnya kabur," jawab Matt dengan jujur membuat Leonyca tertawa pelan.

"Tadi Ony ingin menanyakan apa? tanya Matt dengan lembut sembari mengusap rambut Leonyca. Leonyca hanya diam.

Lalu hening, mereka berdua diam masih saling berpelukan seperti sepasang kekasih. Kalau ada orang yang melihat mereka, pasti orang itu akan mengira kalau mereka ini adalah sepasang kekasih, bukan om dan keponakan.

★•••★

Jack mengetuk pintu kamar Nick dan Devany untuk kesekian kalinya, tapi tidak ada jawaban.

Jack menghela napasnya pelan dan saat ia hendak melangkah pergi, pintu terbuka dan muncullah Nick yang hanya memakai bokser dengan tubuh yang berkeringat.

"Ada apa, Nak?"

Jackson mengulum senyumnya, "boleh Jack masuk? Jack ingin berbicara," Nick mengangguk dan memberi jalan agar Jack bisa masuk lalu dia kembali menutup pintu.

Jack tertawa salah tingkah membuat Devany merona.

"Papa sama Mama tidak berniat memberiku adik lagi 'kan?" tanya Jack membuat Nick tertawa. Ia duduk di sebelah Devany yang memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya.

Perfect FamilyWhere stories live. Discover now