Part 17

44.8K 3.2K 130
                                    

Leonyca menggeliat pelan saat seseorang menepuk wajahnya.
"Sebentar lagi, Matt. Ony masih mengantuk!" gumam Leonyca pelan sambil menarik selimutnya lagi.

"Hei, ini bukan Matt, tapi Leo! Ayo bangun, katanya ingin ikut ke bandara," Leonyca membuka matanya dengan perlahan, lalu ia mengulurkan tangannya pada Leonard sehingga lelaki itu menariknya sampai Leonyca duduk dengan sempoyongan.

Leonyca mengucek matanya lalu mengedarkan pandangannya untuk mencari Matt, tapi tidak ada.

"Matt di mana?" tanya Leonyca membuat Leonard mengerutkan keningnya bingung.

"Ony, Matt tidak ada di sini!" ucap Leonard sambil mencubit pipi Leonyca dengan gemas.

"Abang bohong! Tadi malam Matt ada di sini!" ucap Leonyca masih bersikeras.

"Tidak, Ony. Yang ada di sini itu aku, Abangmu yang paling lucu ini!" Leonard menepuk-nepuk dadanya bangga.

Tentu saja itu membuat Leonyca bingung. Ia ingat jelas kalau ia dan Matt ada di mobil tadi malam.

"Matt ada di sini! Dia mencium Ony tadi malam!" ucap Leonyca keceplosan. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, sementara Leonard menatap adiknya itu dengan curiga.

"Tadi Ony mengatakan apa? Ony di cium sama Matt?" Leonyca menggeleng. Matanya tidak fokus dan otaknya berpikir cepat untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ah, tidak kok, Bang. Ony tadi mengatakan kalau Bang Lee sangat tampan dan juga sangat lucu!" ucap Leonyca dengan gugup. Ia menatap Leonard yang sedang berpikir.

"Ah, aku memang tampan dan lucu, Ony. Meskipun Ony juga lucu, tapi itu sisa-sisa dariku!" ucap Leonard dengan bangganya membuat Leonyca menghela napasnya lega.
Tapi itu hanya sebentar.

"Matt mencium Ony di bagian mana?" tanya Leonard membuat Leonyca kembali gugup. Ia menatap Leonard dengan memelas.

"Ony tidak mengatakan itu, Bang!" bela Leonyca karena Leonard menatapnya tidak yakin dan juga dengan tatapan mengejek.

"Ony, katakan padaku sebelum kuadukan pada Mama!" ancam Leonard membuat tubuh Leonyca menegang.

"Bang, Ony mandi dulu...." ucap Leonyca cepat. Saat ia hendak ingin melarikan diri, Leonard dengan cepat mencekal tangan Leonyca.

"Aku tahu kalau Ony bahong. Aku juga tahu kalau Ony suka pada Matt. Ony kan tahu kalau itu tidak boleh. Seharusnya Ony tidak membiarkan Matt mencium Ony!" Leonyca menundukkan kepalanya, menahan air matanya agar tidak tumpah. Dalam hati, ia merutuki mulutnya sendiri yang bisa-bisanya keceplosan berbicara.

"Maaf, Bang...." desis Leonyca pelan dan ia tidak bisa lagi menahan air matanya.

Leonard menghela napasnya pelan. Ia menarik Leonyca kepelukannya sambil mengusap punggung adiknya itu.

"Sudah berapa kali Matt melakukannya, hmm?" tanya Leonard dengan lembut.

"Dua kali, Bang...." Leonyca semakin terisak dan semakin mengeratkan pelukannya pada Leonard.

Leonard menatap miris adik kembarnya itu. Dari awal ia memang sudah yakin kalau Matt dan Leonyca saling menyimpan perasaan yang sama, apa lagi ia sudah sering memergoki Matt dan Leonyca.

"Ony tahu apa yang terjadi kalau Papa, Mama, dan Abang tahu semuanya?" tanya Leonard dengan sedih. Leonyca mengangguk. Ia tahu bagaimana nanti reaksi orangtuanya dan juga abangnya saat mengetahui semuanya.

"Ony takut, Bang...." isak Leonyca semakin kuat.

"Segala perbuatan itu ada konsekuensinya, Ony. Tapi aku ada di depan Ony. Aku rasa, biarkan Oma membawa Matt pulang, untuk kebaikan kalian...." Leonyca semakin menguatkan tangisnya, membasahi baju yang di pakai Leonard dengan air matanya dan melap ingusnya di sana.

Perfect FamilyWhere stories live. Discover now