Part 20

36.8K 2.7K 145
                                    

Nick, Devany dan anak-anaknya masih berdiskusi di ruang keluarga. Mereka akan datang ke rumah Nadia siang nanti untuk menyelesaikan masalah Nadia. Kalau tidak, mereka cemas kalau Leonyca lah yang di serang Nadia lagi.

Lagi pula, Nick dan Devany merasa tidak punya masalah lagi dengan Nadia sejak Nadia di tahan di rumah tahanan. Setelah itu juga, mereka tidak pernah bertemu dan berbicara lagi.

Jadi kemungkinan besar, Nadia masih mempunyai dendam kepada Nick dan Devany. Tapi Nick dan Devany tidak setuju kalau melibatkan salah satu dari anak-anak mereka dalam masalah ini. Sepertinya dendam masa lalu masih terpendam di dalam hati Nadia sehingga ia nekat menculik Leonyca.

"Aku tidak habis pikir kenapa dia muncul tiba-tiba dan sepertinya Nadia memang sudah merencanakan ini sebelumnya," desis Devany sembari meremas tangan Nick.

"Kamu benar, Van. Saat kita tidak ada di rumah dan hanya ada Ony, saat itulah Nadia datang. Ini bukan kebetulan, tapi sepertinya memang sudah dia rencanakan jauh hari. Dia pasti sudah mengetahui rumah akan kosong sebelumnya," Nick menimpali ucapan Devany.

"Apa dulu masalahnya serumit itu?" tanya Jason penasaran.
Nick dan Devany menggeleng secara bersamaan.

"Tidak, Nak. Hanya saja Nadia memang suka memperbesar-besarkan masalah. Kami rasa masalahnya sudah selesai, ternyata belum," jawab Nick pelan.

"Kami akan ke rumah Nadia untuk menyelesaikan masalah ini!" geram Nick dan hanya diangguki oleh ketiga putranya.

"Kalian jangan ke mana-mana, jaga Ony baik-baik, ya!" pesan Devany yang di jawab dengan anggukan lagi.

"Ma, Pa, Ony bisa ikut?" mendengar suara itu, kontan membuat mereka menoleh ke arah pintu lalu menggeleng secara bersamaan.

Leonyca mendekat dan memeluk Nick. Ia menatap sang ayah dengan memelas.

"Ony di rumah saja, ya, Nak...." Leonyca menggeleng namun ia mengangguk-anggukan kepalanya saat ia teringat tamparan kuat dari Nadia. Mengingat itu membuat Leonyca bergidik ngeri dan juga ia sangat takut.

"Baiklah, Ony di rumah saja. Ony ingin istirahat lagi, Pa, Ma, Bang...." desah Leonyca pelan sembari melepas pelukannya lantas kembali ke kamarnya.

"Kami pergi dulu, ya...." ucap Nick lalu menarik tangan Devany keluar.

"Kita berangkat sekarang?" Devany mengangguk dengan tangan yang mengepal. Rasanya ia ingin sekali mencakar-cakar wajah Nadia. Seakan wanita itu tidak jera melakukan kejahatan.

Sementara itu, Leonyca sekarang sudah duduk di sebuah sofa yang ada di balkon kamarnya. Tangannya memegangi wajahnya lalu ia menghela napasnya.

Leonyca memejamkan matanya saat ia mendengar suara derap langkah kaki mendekat ke arahnya.

"Ony marah padaku?" Leonyca membuka matanya lalu mendongak ke atas, ia menatap wajah itu dengan sengit.

"Sedang apa di sini, Matt? Bukankah seharusnya Matt pulang?" Matt menggeleng pelan, ia berjongkok di depan Leonyca lalu memeluk kaki gadis itu.

"Matt sedang apa?" tanya Leonyca dan tangannya terulur untuk mengelus kepala Matt.

"Ony, jangan menatapku seperti tadi lagi, aku takut Ony. Maafkan aku, bukan keinginanku mengabaikanmu beberapa hari ini...." ucap Matt pelan dan serak.

"Malam itu Matt hilang, lalu setelahnya Matt juga hilang begitu saja," desis Leonyca parau.

Matt tidak menjawab, ia meletakkan kepalanya di pangkuan Leonyca dengan mata yang terpejam.

"Ony...." lirih Matt sangat pelan tapi masih bisa di dengar oleh Leonyca.

"Ya? Ada apa Matt?" tanya Leonyca dengan lembut. Matt berdiri lalu menarik Leonyca agar masuk ke kamar, lalu Matt menutup pintu penghubung antara kamar dan balkon.

Perfect FamilyOù les histoires vivent. Découvrez maintenant