Part 21

40.8K 3K 252
                                    

Devany menghela napasnya pelan, ia mendongak pada Nick yang sedari tadi mengelus kepala dan punggungnya bergantian.

"Haruskah aku tidak perlu mengajak Ony? Jujur saja aku sangat takut. Aku belum bisa mempercayai Nadia begitu saja meski sudah melihat keadaan anaknya," kata Devany pelan.

"Aku rasa Nadia sudah berubah, Van. Tidak ada salahnya kita membantu dia," Devany mengangguk.

"Besok aku akan membujuk Ony lagi, sepertinya dia takut kepada Nadia sampai dia tadi menolak dengan keras," desah Devany. Setelah mereka selesai makan malam tadi, Devany sudah membujuk Leonyca untuk berkunjung ke rumah Nadia besok tanpa memberitahu alasannya. Tapi reaksi Leonyca sudah menjawab semua, belum lagi ia yang menangis karena tidak mau.

"Ya sudah, kita tidur sekarang, ya...." Devany mengangguk kemudian ia memejamkan matanya disusul oleh Nick.

Keesokan harinya, Devany masuk ke dalam kamar Leonyca dan melihat putrinya itu masih tertidur pulas.

"Ony, bangun, Nak. Ini sudah siang, Ony sarapan dulu, Sayang...." Leonyca hanya menggeliat dan dengan perlahan ia membuka matanya.

Ia mengulurkan tangannya ke atas agar Devany membantunya duduk. Devany terkekeh pelan melihat sifat Leonyca yang banyak sekali menurun darinya.

Ia membantu Leonyca duduk dan Leonyca langsung memeluk Devany. Kembali memejamkan matanya.

"Ma, apa Ony harus ikut?" tanya Leonyca malas.

Devany mengangguk, "tentu saja, Nak. Tante Nadia ingin meminta maaf pada Ony. Dan apa Ony tidak bisa melihat apa pun lagi di rumah tante Nadia?" tanya Devany penasaran.

"Tidak, Ma. Yang Ony tahu rante Nadia tinggal sendirian di rumahnya," desis Leonyca membuat Devany mengernyit bingung.

"Ony akan ikut," kata Leonyca sembari mengangkat wajahnya.

"Tapi Ony mandi dulu, Ma...." kekehnya lalu turun dari tempat tidur, Devany hanya mengangguk.

"Apa Ony tidak bisa melihatnya? Kenapa? Dia 'kan mempunyai kemampuan itu?" Devany menggelengkan kepalanya, ia tidak mau memikirkan apa pun yang berat sekarang.

Tidak menunggu lama, Leonyca keluar dan sudah rapi. Ia mendekat pada Devany lalu menarik tangan sang ibu menuju meja riasnya.

"Ma, tolong kucir rambut Ony, ya...." pintanya sambil terkekeh pelan. Devany mencubit gemas pipi Leonyca lalu ia mengangguk.

Devany mulai menyisir rambut indah Leonyca lalu mengikat rambut Leonyca tinggi seperti kucir kuda.

"Terima kasih, Ma...." desah Leonyca setelah Devany selesai.

"Tidak masalah, Nak. Sekarang kita turun, Ony harus sarapan dulu...." Leonyca mengangguk patuh lalu Devany menarik tangan Leonyca dan membawa Leonyca turun ke ruang makan.
Ia menemani Leonyca sarapan.

"Yang lain ke mana, Ma?" tanya Leonyca setelah ia selesai makan.

"Papa ada di kamar, Abang tadi pergi ke kantor, Lee masih tidur di kamarnya dan Matt juga masih tidur. Sepertinya mereka berdua tidak tidur semalaman," jelas Devany sembari mengusap wajah Leonyca.

Mereka berdua menoleh saat mendengar suara Nick.
"Sudah siap kah?" Leonyca mengangguk dengan cepat. Ia dan Devany bangkit berdiri lalu bergelayut manja pada Nick.

"Baiklah, kita pergi sekarang, ya...." Devany dan Leonyca mengangguk lalu mereka tertawa bersama. Mereka pergi ke rumah Nadia dengan menggunakan sopir.

Setelah sampai, Nick dan Devany turun sementara Leonyca berdiam diri di dalam mobil.

"Tidak perlu takut, Nak. Papa dan Mama akan melindungi Ony...." ucap Nick sembari mengulurkan tangannya.

Perfect FamilyWhere stories live. Discover now