Part 5

90.6K 5K 141
                                    

Nick menghela napasnya untuk kesekian kalinya. Bagaimana tidak? Devany kembali tak sadarkan diri membuat Nick kembali panik. Apa lagi ia belum menemukan pendonor untuk Devany. Sebenarnya, kalau saja Devany menyadari penyakitnya, ia bisa melakukan cuci darah atau hal lainnya untuk menghindari kerusakan ginjalnya.

Nick duduk lemas di kursi tunggu di luar ruang rawat Devany dan hanya menundukkan kepalanya.

"Papa tidak apa-apa?" suara serak Leonyca yang sedari tadi menonton Nick membuat Nick mengalihkan pandangannya. Ia menarik Leonyca sehingga sekarang Leonyca sudah duduk di pangkuannya.

"Sejak kapan berdiri di situ, hmm? Lee masih tidur?" Leonyca mendekat pada Nick dan ia tersenyum lebar, di peluknya Nick dan menyembunyikan wajahnya di dada sang ayah.

"Sejak Papa keluar dari kamar Mama. Bang Lee masih tidur, Pa. 'Kan Lee memang tukang tidur," kata Leonyca jenaka membuat Nick tertawa pelan.

Bagaimana ia tidak bersyukur memiliki empat anak yang lucu dan mampu menghibur dirinya seperti saat ini? Jelas saja ia mau pun Devany bersyukur mempunyai anak-anak seperti mereka. Rumah menjadi tidak pernah sepi karena anak-anak mereka selalu meramaikan dengan perdebatan dan lain-lain.

"Begitu? Baiklah, apa princess mau menemani, Papa?" Leonyca tertawa, tangan mungilnya menarik hidung Nick dengan pelan.

"Tentu saja, Pa. Lagi pula, Ony tidak punya teman. Abang masih ujian, Matt juga sedang ikut dengan Oma. Ya, ampun, ternyata sepi kalau mereka tidak ada," kata Leonyca dengan semangat dan Nick kembali tertawa.

"Papa tenang saja, Mama kita akan baik-baik saja. Mama itu 'kan superhero. Ah, bukan tapi wonder women. Mama kita itu 'kan kuat. Ya, ampun, aku bangga punya Mama, apa lagi Mama masih muda...." Nick kembali tertawa karena ekspresi Leonyca berubah-ubah apa lagi ia mengerucutkan bibirnya, membuat Nick gemas melihat putri kecilnya itu.

"Lantas, kenapa sekarang cemberut?" tanya Nick membuat Leonyca mengernyit dan semakin mengerucutkan bibirnya.

"Mama masih muda, Papa sudah tua, jadi....." Leonyca sengaja menggantung ucapannya membuat Nick berdecak kesal karena cuma Leonyca saja dari keempat anaknya yang mengatakan ia seperti itu.

"Jadi apa?" tanya Nick cemberut membuat Leonyca tertawa pelan.

"Jadi bagaimana kalau Mama menikah lagi, ya?" Leonyca berpikir sambil mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya. Tapi tidak dengan Nick, ia mengerang dan menatap Leonyca tajam.

"Memangnya Ony mau Mama menikah lagi, hmm?" Leonyca menggeleng. "Tidak, Pa. Hanya saja, Ony kasihan melihat Mama yang punya suami tua, hahaha....." Leonyca tertawa kuat sambil memegangi perutnya, Nick memutar bola matanya kesal tapi ia juga ikut tertawa.

"Hahaha, maaf ... Papa, tapi Papa terbaik untuk kami. Meskipun sudah tua, tapi Papa tetap keren...." mengacungkan jempol kecilnya di depan Nick, membuat Nick mencubit gemas pipi tembam Leonyca.

Lalu hening. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Pasti Papa sedang berpikir keras, 'kan?" tanya Leonyca memecahkan keheningan di anatara mereka.

"Ah, tidak...." elak Nick namun Leonyca mendengus kesal.

"Ya, sudah kalau Papa tidak mau berbagi cerita. Ony diam saja, lagi pula kepala Ony sakit karena Papa...." Leonyca menghela napasnya dan kembali menyembunyikan wajahnya di dada Nick.

★•••★

Suasana tegang antara Nick dan Nara masih mendominasi di luar ruang rawat Devany.

Perfect FamilyWhere stories live. Discover now