6. Declared Cold War

Start from the beginning
                                    

Kyungsoo menyusul dua detik setelahnya, dengan wajah tertekuk sebal. Kris dan Suho menunduk pada keduanya memberi hormat.

"Kau terpincang-pincang saat menuruni tangga. Tapi begitu melihat Baekhyun kau langsung tersenyum." Ledek Kyungsoo, pipi Luhan memerah.

"Yah, itu 'kan karena dia juga, Sehun s-sedikit kasar," Ujar Luhan malu, kali ini semua orang berona merah kecuali Baekhyun. Ia terlalu polos untuk itu. Kris melirik Suho yang juga meliriknya, secara telepati kembali memberi hormat pada tiga pangeran sebelum beranjak pergi.

Setelah kepergian dua kasim, Luhan berjalan menghampiri Baekhyun (dengan sedikit pincang) dan mengulurkan tangannya. "Siap untuk belajar, Yang Mulia?"

.

Sungguh, Kris dan Suho tidak bermaksud menguping sama sekali. Tapi tadi, mereka sempat menghampiri Putra Mahkota dan Chanyeol. Namun mereka tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruangan, atas perintah Putra Mahkota sendiri. Jadi, mereka berjalan ke ruang keluarga kerajaan dan berdiri disana hingga mereka mendapat tugas.

Di ruangan itu, bunyi tombol playstation menggema ke seluruh sudut dinding. Pangeran Kai dan Sehun saling melilitkan kaki dan bertarung menggunakan karakter tinju. Sesekali mengumpat, Sehun menyodok bagian intim Kai jika ia dikalahkan. Itu sama sekali bukan masalah bagi Kris dan Suho, namun... pembicaraan mereka.

"Hun-ah,"

"Mmm."

"Apa kau yakin kamarmu kedap suara?"

Sehun tidak menjawab pada awalnya, Kai tidak menuntut pula, karena mereka sibuk memandangi proses jalannya game dan tangan mereka sibuk.

"Em, memangnya kenapa?"

"Kau dan Lulu ribut sekali."

Dalih-dalih memerah, Sehun malah melirik Kai tajam. "Sudah kubilang jangan memanggilnya Lulu!"

"Lulululululululululululu."

"Ya?" Luhan menengokkan kepalanya dari dinding pembatas ruang keluarga dan ruang dansa. Kai menahan tawa, Sehun sekali lagi menendang bagian suci Kai. Ia lalu memasang senyum termanisnya pada Luhan. "Tidak, bukan apa-apa, Lu."

Luhan hanya mengejutkan bahu sekilas lalu kembali menghilang.

"Aku melihatnya pincang," Kai memulai serangan lainnya. "Kau yang termuda diantara kami, tapi kau sudah melakukan banyak hal. Hei, kau bisa menghancurkan Lulu jika kau terlalu kasar seperti itu."

Kris dan Suho menahan diri mereka agar tidak berhomina-homina di tempat mereka berdiri. Bukan bagaimana, mereka terbiasa menghadapi Chanho dan Chanyeol, keduanya sangat jauh dari hal-hal berbau 'intim'. Jangankan membicarakannya, mereka bahkan ragu apa kedua atasan mereka mengerti bagaimana cara memperlakukan pasangan mereka di ranjang atau tidak.

Sehun hanya menaikkan bahu bosan. "Pada dasarnya memang kau saja yang payah. Chanho hyung dan Chanyeol hyung tidak bisa berbuat banyak karena mereka memang dijaga ketat. Tapi kau dan Kyungsoo mempunyai area yang longgar sama sepertiku dan Luhan. Kalau kau kalah dariku, itu tandanya kau payah."

"Hei," Kai mendecak kesal, sempat mengalihkan tatapannya dari televisi, namun akhirnya kembali fokus ke game dengan bibir bawah tercuat. "Aku pasti sudah menyentuhnya kalau saja dia tidak menonjokku duluan."

Di titik ini, Kris sejujurnya beberapa kali mencuri pandang ke laki-laki yang berdiri tepat di samping kanannya. Meski terlihat sama gugupnya, dalam pikiran lelaki tinggi itu kini bukan hanya para atasan mereka saja yang memenuhi, tapi topik yang diulas oleh kedua pangeran bungsu. Kris tidak akan berbohong kalau ia tidak pernah berfikir macam-macam tentang Suho. Terkadang, ketika Suho melakukan hal yang biasa seperti terfokus kepada cangkir teh atau mencatat sesuatu, Kris merasakan celananya menyempit tanpa alasan yang jelas. Dan biasanya, beberapa menit kemudian ia terbirit-birit menuju kamar mandi untuk menyelesaikan kegiatan sucinya.

[ChanBaek] Half BeatWhere stories live. Discover now