16. Life after death

3.4K 325 7
                                    

12 juli 2016.

--------------------

Aku tahu usiaku sudah seribu tahun dan selama itu juga, aku tak pernah merasakan kematian.
Aku tahu aku tidak bisa mati. Lagipula aku tidak pernah mempunyai perasaan itu walaupun aku ingin.

Jadi setelah sekian lama aku hidup, kini aku merasakan apa yang ditakdirkan menjadi manusia biasa. Yaitu menghadapi maut.

Aku tak pernah menyangka kematian terasa menyakitkan sekaligus menenangkan. Aku tidak bisa mendengar apapun. Rasanya aku tidak pernah setenang ini. Tapi disaat ini pula aku tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku tidak pernah tahu berapa lama aku akan hidup lagi. Akan tetapi, sesungguhnya aku tidak peduli akan hal itu. Semuanya terlihat samar dan kelabu. Aku jadi penasaran apakah semua orang yang mati merasakan hal yang sama sepertiku atau ini hanya terjadi padaku saja.

------------------

Aku tak bisa bernapas.

Aku bahkan tidak bisa membedakan yang mana kehidupan yang asli dan yang tidak.

Aku merasa satu-persatu tubuhku disatukan kembali, entah bagaimana rasanya, aku tidak bisa menjelaskannya. Tapi aku bisa merasakan otot jantungku menyatu kembali, dan aku yakin aku pasti mengeluarkan air mata karena ini sangat sakit.

Apakah ini proses hidup lagi setelah kematian. Sepertinya aku ingin mati saja selamanya. Aku tak sanggup merasakan ini.

Tapi, tak lama kemudian aku mulai mendengar suara-suara samar. Awalnya terdengar selerti bisikan, namun lama-lama semakin terdengar keras. Hampir seperti teriakan.

Aku menjerit sekeras mungkin. Tubuhku mulai kejang-kejang.

Suara-suara tadi berhenti dan jadi hening seketika.

Aku membuka mataku. Dan yang kulihat pertama kali adalah bulan yang berwarna pucat.

Aku menahan napasku. Ini sama persis ketika aku mati karena dibunuh dulu, ketika aku mendapatkan kutukan.

Tubuhku sudah basah akan keringat, walaupun seingatku ini mulai memasuki musim dingin.

Aku sampai lupa masih menahan napasku, lalu aku bisa merasakan paru-paruku memohon untuk dipenuhi dengan udara.

Lalu aku bernapas. Memenuhi paru-paruku dengan udara dingin.

"Lisa," ujar seseorang dengan sangat lembut.

Aiden duduk disampingku yang sedang setengah berbaring yang bertumpu pada lenganku. Dia melihat ku dengan hati-hati dan seksama. Rambut pirang emasnya terlihat sangat indah dibawah pantulan cahaya bulan.

Aiden terlihat agak pucat dari biasanya. Lalu berputar adegan Tess menculik Aiden, Tyler bangkit dari kematiannya, dan Tess menikam jantungku. Semua adegan itu berputar berulang-ulang seperti rekaman rusak. Hingga membuat kepalaku sakit.

Aku jatuh berbaring lagi, tak kuat menahan beban tubuhku hanya dengan lenganku. Aku merasa sangat lemas dan tidak bisa melakukan apa-apa.

Aiden masih duduk di samping ku. Matanya terlihat agak khawatir dan terkejut.

Dan kulitnya terlihat agak pucat.

Lalu aku menyadari bahwa ada yang aneh dari Aiden. Dia pucat melihatku. Dia melihatku seakan-akan aku hantu. Seakan-akan aku mayat yang bangkit dari kematian.

Oh tidak!

Aku terlihat mengerikan di matanya.

Aku berusaha mundur ke belakang, namun terjatuh. Aiden berusaha membantuku, langsung kuhentikan. "Tidak! Jangan sentuh aku."

Immortal SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang