31

2K 96 12
                                    


Anisa baru saja menyelesaikan riasan makeupnya saat suara berat Rizky mengajaknya bicara.

"Kamu udah siap?" Anisa mengangguk semangat dengan menatap Rizky kagum. Lelaki di hadapannya itu nampak begitu memukau dengan set jas hitamnya dan rambutnya yang tertata rapih, ditambah lagi dengan aroma maskulin mint yang begitu menusuk indra penciuman Anisa.

He look damn hot! Batin Anisa

"Nis?" Rizky menggerakan telapak tanganna di depan wajah Anisa yang diam tak bergeming, sampai-sampai panggilan Rizky pun tak digubrisnya.

Rizky berdecak kesal begitu tak kunjung mendapatkan respon dari Anisa, "Kamu mau bengong sampe kapan sih?"

Anisa berjingkat kaget dan tersadar dari lamunannya begitu suara berat Rizky mulai
menaikkan 1 oktaf suaranya, "Eh maaf maaf, tadi kamu ngomong apa barusan?"

"Kamu mikirin apa sih lagian? Serius amat sih bengongnya?" Anisa menggeleng pelan dengan cengiran mautnya.

Anisa bangkit dari duduknya dan langsung menggamit lengan Rizky "Yaudah deh yuk berangkat sekarang, aku takut telat"

"Eh bentar nis, aku lupa mau ngomong sama kamu"

"Ngomong apa sih? Udah ih nanti aja ya dijalan? Kalo aku telat gimana? Ntar gabisa masuk ribet loh..." Anisa terus saja nyerocos tanpa memberi jeda untuk memberi ruang bagi Rizky untuk berbicara.

Rizky mendesah pelan, "Aku gabisa nemenin kamu ke graduation"

SKAK!

Ucapan Rizky sukses membuat Anisa bungkam seketika, tapi sedetik kemudian senyumnya kembali merekah. "Becanda kamu ah, ayo ah nanti aja lanjutin becandanya. Aku keburu telat" Anisa segera menarik lengan Rizky untuk segera ke mobil.

Lagi-lagi Rizky menahan langkahnya, dengan sekali hentak Rizky menggamit bahu Anisa untuk menghadapnya, "Aku serius! Aku ada meeting mendadak dan gabisa di handle orang lain. Aku gabisa nemenin kamu" Bentakkan Rizky sukses membuat Anisa tertegun di tempatnya. Matanya menatap dalam mata lelaki di hadapannya itu, mencoba mencari kebohongan di setiap kata yang keluar. Tapi nihil, Rizky memang benar-benar serius dalam ucapannya.

"Maaf" kata Rizky menyesal.

Anisa tidak menyangka, bagaimana mungkin Rizky tiba-tiba membatalkan acara di waktu yang sangat tidak tepat. Dan dengan mudahnya membatalkannya, padahal ia sendirilah yang kemarin memaksa Anisa untuk mempersiapkan acara graaduation ini dengan sempurna. Untuk apa pula Anisa membeli outfit mahal jika pada kenyataannya, ia harus menghadiri perpisahan seorang diri? Untuk apa?

Gerakan lembut sentuhan di pipi Anisa sukses menyadarkannya dari lamunan, "Kamu marah?" Tanya Rizky lembut

Anisa mengalihkan pandangannya dan mempercepat langkahnya menuju mobil, "kamu nganterin aku kan tapi? Yaudah yuk berangkat" Enggan menjawab pertanyaan Rizky yang sudah jelas jawabannya, Anisa terus berjalan sambil setengah berteriak menggubris ucapan Rizky.

***

"Kalo udah selesai kabarin aku aja ya, nanti aku jemput" Rizky mencoba membuka suara begitu sampai di depan Hall tempat graduation Anisa berlangsung.

Ya, memang sepanjang perjalan Anisa memilih bungkam dan mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela. Bisa dipastikan tidak terjadi percakapan panjang diantara pasangan suami-istri itu. Oops! Bukan tidak ada sebenarnya, tapi lebih tepatnya Anisa yang sekadarnya menjawab dengan Ya, tidak, oh, hm, dan ok.

"Gapapa kok, nanti aku naik taxi aja atau ga aku minta jemput supir. Kamu hati-hati ya, semoga sukses meetingnya" Anisa mengakhiri ucapannya dengan senyum simpul seadanya, sebelum akhirnya tangannya hendak meraih handle pintu mobil dan lagi-lagi Rizky menahan tangannya.

unexpected loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang