26

2.2K 121 8
                                    


Anisa terbangun ketika handphonenya di nakas berdering , menandakan panggilan masuk pukul 3 Pagi itu. Mendapati penelfon yang dikenalnya dengan cepat Anisa mengangkat panggilan tersebut.

"Haloo.."

"...."

"Iya iya bentar gue keluar"

Dengan panik dan secepat kilat, Anisa bangkit dari tidurnya dan berlari kecil menuju pintu apartemennya. Mata Anisa membulat dengan sempurna begitu mendapati Rangga yang tengah memapah Rizky dengan keadaan mabuk dan tak sadar.

"Rizky kenapa???" tanya anisa panik.

"Ceritanya nanti aja ya, berat nih" Rangga menujukan tampang melasnya.

Anisa beralih ke sebelah Rangga sambil membantu memapah Rizky ke kamar. Memang setelah kedatangan Rangga, Rizky menceritakkan semua permasalahannya dan Michelle. Dan alhasil Rizky mabuk berat, enggan pulang, dan alhasil sekarang Rizky terkapar tak berdaya larut pagi ini.

Dengan bersusah payah Rangga dan Anisa membawa Rizky ke kamar, dengan keadaan Rizky yang terus bergumam tidak jelas.  Begitu telatennya Anisa membuka sepatu Rizky, jaketnya sampai menyelimutinya.

"Kenapa nih?" tanya Anisa tanpa suara.

"diluar aja" jawab Rangga sambil menunjuk arah luar kamar.

Anisa melangkah cepat menyusul Rangga yang sudah terlebih dulu melengos keluar kamar. Belum 1 Menit pantat Rangga mendarat mulus di sofa, Anisa sudah menyerangnya dengan segudang pertanyaan.

"Sabar kenapa sih ih" dengus Rangga kesal

"Iyaaa maaf deh, itu si Rizky kenapa sih?"

Rangga menghela nafas pelan, "Jangan kaget ya nis. Pokonya dengerin baik-baik, tarik nafas kalo emang lo gakuat, oke?"

Anisa mengerutkan dahinya bingung, "Apaan sih? Dia ga ngehamilin anak orang kan? Engga kan? Jangan bikin gue deg-degan kenapa sih ih"

"Bukan itu.."

Anisa mengelus dadanya lega, "Sukurr sukurr kalo bukan, trus apa dong?"

"Michelle pergi ninggalin Rizky nis. Makannya dia kaya gini" ucapan yang lolos dari bibir Rangga sukses membuat Anisa diam seketia. Nafasnya tercekat seketika, entah apa yang harus dirasakannya. Haruskah Anisa bahagia karena tak ada penghalang di pernikahannya kelak, atau Anisa harus bersedih karena melihat sikap Rizky yang galau berat karena sepeninggalan Michelle?

"Nis? Lo gapapa kan?" ujar Rangga hati-hati.

Ucapan Rangga seketika membuyarkan lamunan Anisa, dengan pasti Anisa menganggukan kepalanya perlahan.

"Tapi rizky gimana?"

Rangga menggeleng lemah sambil menggedikan bahunya acuh, "Semoga aja dia galaunya ga berkepanjangan ya, gue harap sih lo bisa bikin dia lupain Michelle. Bukan karena gue gasuka sama Michelle, gue kenal mereka jauh sebelum Rizky ngenalin lo ke gue. Tapi gue rasa, gimana pun juga sekarang istri Rizky itu lo nis. Gue dari awal juga ga setuju niatan gila Rizky dan Michelle tentang pernikahan ini. Tapi sekarang gue lega karena Tuhan kasih jalan terbaik untuk kalian semua, dan persoalan Bahagia atau enggak-nya pernikahan kalian, itu ada di tangan lo nis"

Anisa menangkup wajah dengan kedua tangannya, "Gue takut kalo nantinya Cuma gue yang usaha mempertahankan pernikahan ini, sedangkan Rizky engga"

"Nah, itu tugas lo gimana caranya kalian saling cinta. Tapi kalo menurut gue ya, kayanya Rizky mulai ada rasa deh sama lo"

"ngaco" tawa Anisa.

Rangga mendengus kesal, "yeh dibilangin serius gapercaya. Intinya lo harus sabar aja ya ngadepin Rizky, kadang dia emang suka semena-mena, tapi kalo dia udah sayang sama orang pasti dia pertahanin abis-abisan kok. Tugas kita sekarang, gimana caranya bikin  Rizky lupain Michelle" ujar Rangga semangat.

unexpected loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang