Fifteen

1.7K 101 6
                                    



Sepanjang jalan aku gelisah antara mau kembali ke kamar atau melengos kabur entah kemana. Akhirnya dengan langkah sepelan mungkin, aku dengan ragu mengetuk pintu kamar. Semoga bukan keputusan yang salah. Begitu pintu dibuka, muncul Rizky yang sudah berganti setelan dengan celana pendek dan kaos abu-abunya.

"Darimana aja?" pertanyaannya kuacuhkan sambil melengos masuk ke dalam. Sedangkan dia masih diam ditempatnya memerhatikanku yang mengacuhkannya.

"Loh? Michelle kemana?" tanyaku setelah mendapati Michelle tak ada di kamar. Setelah menutup pintu Rizky menghampiriku dan langsung duduk di sofa.

"Udah pulang lah, masa iya nginep disini" ujarnya santai

"Kirain.." desisku pelan.

"Hah? Lo ngomong apa?" Aku menggeleng dengan cepat dan langsung melengos ke kamar mandi.

Ku basuh mukaku dan langsung menghapus makeup yang tadi belum sempat semuanya aku bersihkan, ku cuci muka dengan pembersih wajah. Setelah selesai membersihkan makeup, aku bersiap untuk kembali tidur.

"Eh..lo ngapain disitu?" hardikku mendapati Rizky dengan santainya rebahan diatas ranjang.

"Ya mau tidur lah, masa iya mau berenang" jawabnya enteng.

"Ih ya kan gue mau tidur ky" rengekku menghampirinya.

"Yaudah sini tidur aja" ujarnya sambil menepuk-nepuk sisi disebelahnya.

Astaga, cobaan apalagi ini. Masa iya aku harus tidur bareng? Yang ada bukannya tidur aku deg-degan setengah mati.

"Ma..maksudnya tidur bareng lo gitu?" tanyaku gagap. Dia menganggukan kepala mengiyakan ucapanku.

"Eng..engga usah deh kalo gitu, gue tidur di kamar mama aja" Aku pun berbalik badan jalan menuju pintu keluar. Mending tidur sama mama kan daripada nanti kelakuan mesum Rizky tiba-tiba kumat, bisa bahaya.

Dengan gerakan secepat kilat, Rizky berdiri di hadapanku sambil merentangkan kedua tangannya. Aku sampe terlonjak kaget karena kelakuannya. Lagian Kenapa sih dia selalu bikin aku jantungan, kayanya suka banget ngelakuin hal yang tiba-tiba.

"Jangan keluar. Kalo nanti lo tidur sama mama ya ketauan lah, nanti mama bisa mikir yang macem-macem" titahnya.

Aku diam mematung bingung harus pilih yang mana, antara harus tidur bareng Rizky atau keluar dari kamar. Rizky menjentikkan jarinya di depan wajahku.

"Yaudah ayo" dia menarik tanganku. Dengan reflek aku berhenti dan menghentikan langkahku.

"Ih, tapi kan gue gamau tidur sama lo" hardikku.

Dia menautkan alisnya,bingung dengan ucapanku. Mungkin dia merasa aneh, bagaiman mungkin pasangan yang baru saja menikah malah menolak untuk tidur seranjang. Ya memang aneh sih, tapikan tetap saja, aku kan harus menjaga diri.

"Kenapa gamau?" tanyanya bingung

"Yaaa gamau aja, nanti kalo lo macem-macem gimana?" bagaimana pun dia kan tetap Rizky, si tua mesum yang selalu melakukan tindakan aneh. Aku gaboleh terjebak.

Dia tertawa terbahak-bahak mendengar ucapanku. Sedetik kemudian wajahnya perlahan-lahan mendekat, dia menatapku dengan tatapan horor yang seketika membuat aku bergidik ngeri.

"Lo takut ya? Kan kita udah nikah. Jadi ya gapapa dong mau satu macem kek, dua macem kek, atau macem-macem ya gapapa" alisnya tiba-tiba naik turun dengan tangannya yang asal itu mulai menarik pinggangku.

Rasanya badanku mendadak ingin luruh ke lantai, wajahnya yang begitu dekat denganku membuat jantungku seakan ingin loncat keluar. Aroma tubuhnya yang maskulin mencekat hidungku, astaga kenapa Rizky wangi banget sih.

"Ka..ka..kalo lo be..berani macem-macem gue bakalan teriak! Iya, gue bakal teriak!" yaampun kenapa aku jadi gagap begini. Pasti Rizky sedang menertawakanku dalam hati.

"Yaudah teriak aja. Pasti orangtua kita fikir, kita udah malem pertama duluan" bisiknya tepat ditelingaku.

Bulu kudukku merinding seketika begitu merasakan hembusan nafasnya di telingaku. Yaampun, rasanya kakiku sudah tak kuat menopang tubuh ini lagi. Ketika wajah Rizky mendekat..

"MESUM!!!!" teriakku tepat diwajahnya dengan mengangkup wajahnya dengan sebelah tanganku.

Langsung aku berlari menuju pintu kamar dan bersiap membuka knop pintu. Belum sempat aku kabur, secepat kilat tubuhku melayang dibopong oleh Rizky.

Aduh, Mama tolong. Anakmu mau dilecehkan.

Dengan sekali hentakkan, Rizky membantingku diatas ranjang. Aku berancang-ancang untuk teriak, tapi tangan kekarnya itu langsung membekap mulutku.

"Gausah teriak-teriak kenapa sih. Nanti kalo ada yang denger dikiranya gue ngapa-ngapain lo tau" Rizky mendengus kesal sambil melepaskan bekapan tangannya.

Ah, aku benar-benar takut dengan kelakuannya.

Haaaa Mama, aku belum siap.

Aku harus kabur dan cari pertolongan. Aku langsung bangkit duduk dan berniat kabur, lagi-lagi tangannya menahanku.

"Mau diem terus lo tidur atau mau gue cium sampe lo gabisa teriak lagi? Pilih mana?!"

Dengan secepat kilat aku langsung diam dan membungkam mulutku sendiri. Rizky tersenyum penuh kemenangan dan mengacak rambutku asal.

"Good girl! Yaudah ayo sekarang tidur. Kita harus cas energi buat nanti malem" dengan santainya dia merebahkan diri di ranjang sambil menepuk-nepuk tempat disebelahnya.

Apa maksudnya energi buat nanti malem? Apa jangan-jangan yang dia maksud malam pertama?

Tidak tidak!

Jangan negative thinking, Anisa! Jangan ikut-ikutan berpikiran mesum seperti Rizky.

Dengan berat hati dan ragu-ragu, ku rebahkan juga tubuhku disebelahnya. Tak ingin melihat wajah mesumnya, ku balikkan posisi tidurku membelakanginya.

"Macem-macemnya dilanjut nanti malem ya Hahaha" helaan nafasnya di kupingku lagi-lagi membuat darahku berdesir cepat. Bukannya jawaban yang ku berikan, pelototan mataku justru membuat Rizky cekikikan.

Astaga! Dia memang menyebalkan.

***

kalo mau kelanjutannya, di next nanti malem yaaa. Mohon bersabar dan maaf kalo ceritanya out of the track ya. Hehehe

Don't forget to Vote, Comment, and Stay tune!

-With Love,

Author

unexpected loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang