Twenty

1.8K 91 6
                                    


ANISA POV

"Lo mah gitu sih! Tuh kan jadinya bokap nyokap lo salah paham, dikiranya kita ngapain-ngapain!" aku mulai geram dengan sifat Rizky yang cuek tapi selalu asal jeplak.

"Yaudah sih, emang kenapa toh kita udah nikah" dengan santainya Rizky menjawab sambil merebahkan tubuhnya diatas bed kingsize-nya itu.

Dengan langkah gontai aku menghampirinya dan duduk di tepi ranjang, mencoba mengatur nafas menghadapi si 'kaka kelas' yang masih saja sama menyebalkan seperti 9 Tahun yang lalu. Tapi kini hanya satu yang berbeda, kini mereka bukan lagi junior-senior yang bermusuhan. Melainkan menjadi hubby-wifey.

"Terus gimana ky.." aku menurunkan nada bicaraku selembut mungkin. Barangkali otak Rizky akan kembali berjalan normal dan gak asal jeplak.

"Apanya yang gimana sih?" Rizky bangkit dan duduk memposisikan badannya menyamaiku.

God please, berilah kesabaran untuk hambamu ini.

"Lo ga denger omongan bonyok lo apa?"

"denger kok, terus kenapa?" lagi-lagi dia menjawabnya dengan santai.

Aku menghela nafas panjang, kesabaranku mulai luntur sedikit demi sedikit, kenapa sih dia masih gangerti juga?!

"Rizky Nazar, Papa mama itu minta cucu! ce-u-ce-u! Ngerti kan artinya apa?!"

"Yaudah emang kenapa?"

"Kenapa lo bilang? Hah? Lo gila? Gimana caranya ngasih cucu?!" geramku

Rizky kembali ke posisi awalnya, kembali tiduran dan kali ini melipat kedua tangannya sambil memejamkan mata. "Yaudah tinggal bikin.."

Bugh!

Sebuah pukulan bantal alhasil mendarat di wajahnya, ketika dengan santainya Rizky mengatakan hal yang benar-benar membuatku jengkel bukan main. Aku menghela nafas berkali-kali, mencoba menormalkan deru nafasku.

"Gue tanya ya sama lo, emang lo cinta sama gue?" Rizky menatapku bingung setengah terkejut dengan pertanyaan yang baru saja ku lontarkan.

Aku kembali menatapnya, menunggu jawaban yang akan keluar dari mulutnya. Meskipun aku tau apa jawabannya, setidaknya aku ingin tahu secara langsung dari mulutnya. Cukup lama kami beradu pandang, tapi masih tak ada sepatah kata pun yang terlontar dari bibirnya. Aku menarik nafas dalam sebelum akhirnya tersenyum dan angkat suara.

"Tanpa lo jawab pun gue tau jawabannya, engga kan ky? Maka dari itu, mana mungkin kita akan ngasih cucu buat orangtua kita. Sedangkan kita aja gapunya perasaan satu sama lain" jelasku dengan suara yang sangat pelan.

Keheningan pun melanda antaraku dan Rizky, aku menundukkan kepala sambil menggoyang-goyangkan kedua kakiku, sambil menunggu jawaban yang akan Rizky lontarkan setelah mendengar pernyataanku.

"Lo gak mau kasih jawaban apa gitu?" tanyaku setelah lama menunggu jawabannya.

Aku menengok ke arahnya begitu merasakan tangan kokohnya itu mengelus rambutku, yang entah kenapa rasanya begitu hangat. Seukir senyuman terulas di wajah dinginnya begitu melihat wajahku yang mungkin nampak terkejut akan perlakuannya. Kami hanya saling adu pandang tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Gausah difikirin omongan papa mama. Mendingan sekarang tidur aja. Oh yaa Mulai sekarang, biasain ngomong pake aku-kamu. Oke?" Rizky masih saja menampilkan senyum langkanya itu, sebelum akhirnya anggukan kepalaku di hadiahi sebuah kecupan singkat di pucuk kepalaku dan Rizky bergegas pergi keluar kamar.

Aku bahkan sampai tertegun dengan sikapnya yang mendadak berubah.

***

Begitu perdebatan kecil yang sempat terjadi antara aku, rizky dan orangtuanya tadi, aku memutuskan untuk langsung istirahat dan menghabiskan waktu dirumah baruku ini dengan aktifitas ti-dur. Setidaknya dengan aku tidur, tentunya aku tak muncul dihadapan mereka bertiga, dan itu artinya aku bisa menghindar dan mengelak dari segala macam pertanyaan yang bersangkut paut dengan anak-cucu-anak-cucu. Well, you know that i just can't figure it out.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 itu tandanya sejak selesai acara sarapan tadi pagi, aku sudah tertidur selama 7 Jam. Maklum saja, memang sejak semalam aku tidak tidur sama sekali. Bisa di maklum kan kalo aku tertidur selama ini? Anggaplah hadiah untuk rasa capek setelah menyalami kolega Papa&Mertuaku. Belum lagi ditambah dengan perdebatan kecil dengan Rizky. Tidak ada salahnya kan memberikanku kebebasan selama satu hari saja?

Suara decitan pintu yang terbuka langsung membuyarkan lamunanku, memunculkan pria yang kini benar-benar menjadi Suamiku, Rizky. Aku langsung memposisikan badanku menjadi duduk menyender ke tempat tidur.

"Ini titipan baju dari mama, katanya kemaren kamu gabawa baju lagi kan? Makannya mama bawain baju ganti buat kamu nih" Rizky menyodorkan paperbag yang dipegangnya.

"mm..mama k...kamuu?" Shit! aku belum terbiasa ngomong aku kamu.

Rizky hanya menggelengkan kepalanya lalu melengos pergi keluar. Dia kenapa sih, ditanyain kok malah ngacir gitu?

Ogah berkutat dengan pertanyaan dengan kelakuan Rizky, aku membuka paperbag yang ternyata di dalamnya sudah ada satu set baju plus dengan underwearnya.

Great!

Akhirnya aku bisa mandi dan ganti baju juga. Thanks god! Siapapun yang siapin baju ini, entah mamaku atau mama Rizky, yang penting aku berterima kasih. Eh? tapi kalo bukan dari mertuaku terus berarti ini dari Mama? Apa mamaku ada disini juga?

Entahlah.

Urusan siapa yang kasih baju ini akan aku cari tau setelah aku selesai nanti. Tanpa ba-bi-bu lagi aku langsung melengos masuk ke kamar mandi.

***

HALOOO!!!

SIAPA YANG UDAH  NUNGGUIN CERITA INI?? MAAF YA PART-PART INI BELUM ADA GREGETNYAA, BERHUBUNG MASIH AWAL-AWAL YA GITU DEH HEHEHE. YANG MENUNGGU KE-KHILAFAN RIZKY, MOHON BERSABAR YA. UDAH ADA KOK, TINGGAL DITUNGGU AJA. DAN SEMOGA AJA NANTI MEMUASKAN EKSPEKTASI KALIAN YAAA. HAHAHA

AKU AKAN NEXT CERITA INI TERUS, TAPI GAK TENTU YA WAKTUNYA. AKU KULIAH SEMESTER INI LAGI SIBUK-SIBUKNYA KARENA NGAMBIL MATA KULIAH SEMESTER LANJUT. JADI JADWAL MAKIN PADAT, TAPI TENANG AJA NANTI AKU NEXT KOK YAAA. HEHEHE

THX FOR BEING PATIENT,

KEEP STAY TUNE, COMMENT AND DONT FORGET TO VOTE YAAA.

-with love

Author❤❤

unexpected loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang