Matanya juga tertuju melihat 2 pasang anak kembar sedang bepose bahagia "revan? Devan?" ucap kaysa melihat sosok revan dan devan bersama reno dan tah siapa satu lagi itu.

Kaysa pun terus menelusuk foto foto lainnya, hingga ia melihat kumpulam foto gadis yang mungkin diambil secara diam diam oleh reno.

Dan itu dia.

Kaysa membulatkan matanya.
Mulai dari smp bahkan kaysa pun tak pernah tau akan reno sejak smp.

"Astaga" ucap kaysa tak percaya melihat semuanya, ia langsung terpikir cerita cerita bibah akan seorang psikopat, mungkin kah reno psikopat?! Jika iya secepatnya kaysa harus menjauh.

Ia berjalan kearah pintu balkon yang terbuka.

Kaysa melihat reno yang tengah duduk menikmati angin balkon, dengan sebatang rokok.

Kaysa terhenyak "reno ngerokok ya?" tanya kaysa pada batinnya.

Reno yang menyadari kehadiran seseorang mematikan abu rokok, dan ngusap matanya kasar.

Mungkin kah reno sedang menangis? -- "ca,kenapa lo disini?!" ucap reno yang kaget melihat kaysa -- "lo ngerokok?" kaysa tak menghiraukan perkataan reno "barusan lo nangis?" tanya kaysa lagi.

Reno berjalan masuk kedalam, menghiraukan pertanyaan kaysa "jawab gue no" ucap kaysa -- "kalau stress, gue ngerokok" jawab reno.

"Trus lo nangis?"-- "engga" jawab reno dingin, reno berjalan mengambil novel yang masih terbungkus rapi "ni ganti novel lo" kata reno memberikan novel itu kepada kaysa.

"Dilan?" ucap kaysa menatap reno "iya, yang pernah gue rusakin" jawab reno -- kaysa sedikit tertegun "thanks ya, btw lo sakit?" ucap kaysa seraya menaruh novel itu kedalam tasnya.

"Sedikit, tumben?" tanya reno balik, "gak kenapa napa sih, nih buat lo" kata kaysa memberi reno apel yang ia beli tadi.

"Tumben lo perhatian?" tanya reno melihat aneh kekaysa, kaysa tak menghiraukan reno ia justru memandangi figura foto "lo kenal devan, revan dari kecil?" tanya kaysa "trus ini siapa? Yang mirip lo" -- "nanya satu satu dong,gue jawab yang mana dulu ni?" ucap reno mengigit apelnya -- "reno, dicuci dulu!" kata kaysa-- reno terkekeh "akhirnya lo perduli juga ya!" kaysa mendecak sebal.

"Jawab pertanyaan gue tadi" -- "iya gue sm devan revan kenal sejak tk" kata reno-- "trus yang mirip lo?" kata kaysa.

"Dia deno-- Daveno ghakara adijaya" jawab reno sedikit tersenyum "kembaran gue,kakak gue" tambahnya -- "trus deno dimana?" tanya kaysa -- "udah gak ada" jawab reno.

"Sorry" ucap kaysa merasa gak enak. Reno hanya tersenyum.
Dari mata nya kaysa merasa reno sangat sedih, sebenarnya kaysa masih ingin bertanya jauh mengapa dengan deno, tapi kaysa merasa tidak enak.

"Lo juga udah tau semua itu kan?" kata reno menunjuk foto foto kaysa -- kaysa mengangguk "lo bukan psikopat kan?" tanya kaysa

Reno tertawa "kebanyakan baca novel deh lo!" kata reno -- "ya bisa aja kan?!" ucap kaysa.

"Kalau jadi psikopat bisa dapetin lo, gue rela jadi psikopat!" ucap reno mengedipkan matanya kearah kaysa -- "ih amit amit deh!" kata kaysa

Sedari tadii kaysa dan reno banyak menghabiskan waktu mengobrol, membahas semua yang ada dikamar reno, serta foto foto kaysa.

Tak jarang reno mengoda kaysa tah mengapa mereka terlihat sangat nyaman berbagi cerita.

"Ya gitu, mama berubah semenjak kematian deno, mama gak pernah nganggap gue dan depresinya buat jiwa nya terguncang" jelas reno menceritakan tentang mamanya. -- "semua yang gue lakuin dimama gak akan bisa buat mama ngelihat gue, yang ada dimata mama sekarang gue ini deno, bukan reno" kaysa menatap sedih reno "lo kenapa gak terus yakinin mama lo? Gue tau mama lo sayang juga ke lo" -- "udh ribuan kali mungkin ca, semua juga salah gue" -- "udah ah, mellow banget! Jangan natap gue kaya kasihan gitu deh" kata reno terkekeh.

Kaysa hanya tersenyum kearah reno, kaysa jadi mengetahui satu sisi rapuhnya reno.

Mungkin sama seperti kaysa yang selalu memiliki sisi rapuhnya tersendiri, kaysa jadi bisa memahami reno meskipun tak jarang reno selalu membuat kaysa dongkol.

"Deno?!!!!!!!!!!! Deno dimana deno!!!!"

"Deno denger dong! Mama cape deno! Mama mau kamu sekarang!!!" suara jeritan serta tangisan delima melengking hingga terdengar oleh kaysa dan reno.

"Tante delima kenapa no?" ucap kaysa panik -- "mama kumat lagi" ucap reno lalu berlari ketempat mamanya.

"Mama, ma mama tenang ya ma" ucap reno menenangkan mamanya -- "deno?" ucap delima memegang wajah reno, reno menitihkan air mata.

"Bukan?! Bukan! Kamu bukan deno!" delima menepuk nepuk kuat kedua pipi reno.

"Kamu siapa?! Deno mana?! Kamu pembunuhh!!!!!" teriak delima -- "ini reno ma,reno anak mama juga" kata reno menangis -- "udah udah ma,kasihan reno"kata adijaya menahan istrinya agak tidak terus menyakiti reno dengan memukul mukul reno.

Kaysa terpaku melihat pemandangan didepannya, ia kasihan kepada reno.

Tanpa sadar kaysa menitihkan air matanya.

Reno berjalan keluar rumah, kaysa mengejarnya.

"No lo mau kemana?!" tanya kaysa namun tak dijawab oleh reno,reno mengas motornya dengan kecepatan kencang

"Reno kamu kemana?!" teriak adijaya.-- "reno! Ahhh anak itu!" kata adijaya frustasi.

"Maafin saya ya,kamu melihat pemandangan yang gak enak ini" kata adijaya pada kaysa -- "enggak om, gak papa' jawab kaysa. "Om boleh minta tolong?" -- kaysa mengangguk.

"Tolong bantuin reno,keluar dari sisi gelapnya"




Hahh,nyari ide susah banget srry kalau agak gimana gitu ya.

0:44

Stuck on youजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें