I Still

1.2K 123 2
                                    

You're all i'm looking for.

***

Mataku memandang lurus ke layar komputer. Sudah sebulan aku bekerja disini. Aku, Key, Foggy dan Matt jadi sering berkumpul bersama. Dan Justin sudah tau hal ini, karena aku memberitahunya.

Hari ini, suasana hatiku sedang tidak baik. Hatiku rasanya sesak. Dikarenakan seorang Caitlin Beadleas penasaran dengan lagu pacarnya yang berduet dengan mantan pacarnya. Lalu Caitlin Beadles membeli lagu yang berjudul 'I Still' dan mendengarkan seksama. Caitlin Beadles menghayati lagu tadi dan mendalami liriknya. Entah merasa atau bagaimana, lagu ini menggambarkan seseorang yang masih mencintai mantannya. Mungkin ini hanya strategi belaka agar lagunya banyak dibeli orang? Entahlah.

Pokoknya, aku jadi kesal kepada siapapun yang ingin bicara padaku. Kecuali tentang pekerjaan kantor. Teman-temanku sepertinya sudah mengerti keadaanku, sehingga mereka tidak menyapaku dari tadi pagi hingga sore ini.

Waktu sudah menunjukkan pukul 4. Saatnya pulang. Aku bergegas pulang dan tidak lupa merapihkan meja kerjaku. Lalu aku keluar gedung tanpa menyapa Key, Foggy atau Matt.

"Caitlin ..." Matt berteriak memanggil namaku. Terdengar jelas kalau itu suaranya. Dia berlari menghampiriku.

"I'm not in a good mood." Aku berjalan meninggalkan dia yang baru saja berdiri disampingku. Tak ada respon apa-apa dari Matt.

Aku berencana berjalan kaki dari kantor kerumah. Walaupun lumayan jauh, aku tetap melaluinya. Aku tidak mau cepat-cepat pulang kerumah. Aku mau menikmati Hell's Kitchen pada sore menjelang malam. Langit sudah mulai gelap namun perjalananku masih cukup jauh. Namun aku tetap melanjutkan perjalananku.

Aku mampir sebentar ke restoran Thailand. Aku duduk di kursi dekat pintu masuk. Aku memesan makanan yang paling enak disini, karena aku belum pernah makan makanan Thailand.

Mataku menelusuri tempat ini. Terdapat lampu berbentuk cabai yang berwarna-warni menghiasi langit-langit. Ruangan yang agak terbuka, dan ramainya tempat ini menambah kesan nyaman.

Pesananku sudah tiba. Aku mulai mencicipinya dan ternyata enak juga. Aku mengeluarkan handphoneku dan melihat notifikasi. Terdapat pesan singkat dari Matt, Foggy, Key, ayah, ibu dan Christian. Tidak ada pesan ataupun telepon dari Justin. Aku tidak membaca pesan-pesan itu dan mengunci handphoneku.

Aku mengusap keningku. Bukan karena pusing, melainkan karena banyaknya pikiran yang memenuhi kepalaku ini. Aku menghabiskan makananku dengan cepat lalu keluar dari tempat ini.

Aku berjalan cepat menyusuri jalanan yang sudah mulai sepi. Bukan karena aku takut, namun karena aku lelah dan ingin istirahat. Akhirnya aku sampai di apartemenku setelah menyusuri jalan yang jauh.

Aku langsung melepaskan semua pakaianku dan berendam di bak. Aku memejamkan mataku dan menyalakan lagu tadi yang baru kubeli. I Still.

...
At this very moment when I think of you
And when I'm looking back
How we were young and stupid
Do you remember that?

No matter how I fight it
Can't deny it
Just can't let you go

I still need you
I still care about you
Though everything's been said and done
I still feel you
Like I'm right beside you
...

Aku mematikan lagu ini dan menelepon Justin.

"Hi Cait," sapa Justin. Dia memanggil namaku apabila ada sesuatu yang canggung, kita sedang bertengkar atau dia sedang membuat kesalahan. Aku tidak meresponnya. Aku hanya diam.

"So ... you just heard my new song?" Dia bertanya padaku dan aku tetap diam tidak meresponnya.

"I'm so sorry Cait. I wrote that song by myself." Dia menghela nafas. Dia tahu dia salah.

"Your songs with her is amazing." Aku berkata pelan. "Is it all the lyric about how you missed Selena?" Aku membuang nafas panjang.

"No ... no ... it's not for her, babe. It's all for you. I still need you, i still care about you. And i'm glad we're back together, again." Aku terdiam. Aku tidak percaya dengan omongannya.

"Babe, listen to me. I can't let anyone, including Selena, came into my life. I have you now and i don't need any of girls around me anymore. I can't lose you again, sweetheart. If you want the best for us, like i want the best for us, we gotta learn to trust." Aku menaruh handphoneku dan beranjak dari bak. Aku mengeringkan badanku dengan handuk lalu melilit tubuhku dengan handuk baru.

Aku berjalan ke kasur dan tidak lupa membawa handphoneku.

"I trust you," kataku singkat. Lalu terdengar suara Justin yang berkata 'yes' samar. Aku tidak terlalu mempedulikannya.

"I promise i'll never let you down." Dia terdengar sangat bersemangat sekali.

"I'll see baby." Aku mematikan panggilan dan menatap layar handphoneku. Foto aku dan Justin saat hari aku diterima di perusahaanku sekarang bekerja. Mata Justin yang melotot dan bibirku yang manyun membuat foto yang aku jadikan wallpaper ini terkesan lucu.

------

Halo guys.
Soal lagu Justin yang baru itu aku ngasal dan liriknya aku ambil dari lagu Backstreets Boy - I Still...

Sorry sebelumnya ya soalnya aku bingung mau buat lagu apa karena cerita ini sudah dimasa depan. Dan aku gatau Justin bakal buat lagu baru apa. Hehehe...

Terima kasih sudah mau baca.

Mungkin kalian bisa beri vote dan komentar untuk part ini dan part sebelumnya? 😍😍😍😍😍

(Finished) ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang