Purpose Tour

1.6K 151 0
                                    

We both adore one another.

***

Beberapa hari ini aku tidak berhubungan dengan Justin. Bukan karena kami sedang bermasalah. Ini karena keputusanku untuk fokus belajar agar nilai ujian tengah semester ini baik. Dan Justin menyetujuinya.

Ting Tong ...

Kudengar bunyi bel rumahku. Aku segera membuka pintu dan mendapati kurir yang sedang berdiri didepan pintu.

"Apakah kau Ms. Beadles?" Aku mengangguk. "Ini tiket konser yang telah kau pesan. Terima kasih."

Aku mengambil tiket itu dan langsung menutup pintu. Aku berlari ke kamar dan langsung loncat kegirangan. Akhirnya aku mendapatkan tiket ini, setelah bersusah payah mencarinya lewat internet.

Aku langsung menelpon Justin. Bukan karena aku mendapatkan tiket. Tapi alu hanya ingin menyapanya saja. Aku ingin datang ke konsernya secara diam-diam. Kalau dia tahu, pasti dia akan marah.

"Hi babe, i thought your exam will over in one week," katanya tanpa basa basi.

"Yup. Masih seminggu lagi. Aku rindu sekali denganmu. Sangat-sangat rindu." Suaraku kubuat menjadi sedih agar Justin menjadi iba padaku. Salah satu strategiku.

"Setelah kau selesai ujian, kau mungkin bisa ikut denganku. Kita akan menghabiskan waktu bersama dengan berpindah-pindah kota, bahkan negara," balasnya.

"I'll see you soon, babe." Aku langsung mematikan telepon dan loncat kegirangan di kasur. Tidak sabar besok aku akan menonton konsernya, untuk yang pertama kali. Karena sudah 2 konser Justin yang terlewatkan olehku karena aku hanya dibelakang panggung. Bukan sebagai penonton.

***

Sekarang aku sudah berada di area Seattle's Key Area-- tempat dimana Justin akan melakukan konsernya 'Purpose Tour'. Ya Tuhan, aku senang sekali bisa menghadiri konser Justin setelah 3 tahun lamanya dia vakum.

Aku berjalan kearah tempat dimana barang berbau Justin yang resmi dijual. Aku memilih topi, kaos dan sebuah buku catatan kecil. Saat aku memilih, seseorang menepuk pundakku.

"Are you Caitlin Beadles?" Tanya seorang gadis. Aku hanya tersenyum dan mengangguk lalu menatap kembali buku catatan kecil yang akan kupilih.

"Bolehkan aku foto denganmu?" Aku mengangguk dan langsung cepat-cepat membayar jumlah barang yang ku beli.

Aku berpose dengan gadis itu lalu dia mempotret foto kami melalui handphone nya. Ini yang disebut selfie.

Setelah itu aku berjalan mendekati pintu masuk. Lalu beberapa gadis yang memakai baju dengan wajah Justin--yang sudah pasti itu Beliebers--nama penggemar Justin, menghampiriku dan berteriak sangat kencang sekali. Ya Tuhan ... mereka ini ...

"Please Caitlin please we need an autograph." Gadis yang berbicara padaku ini menangis. Entah karena sedih atau terharu. Aku langsung mengambil handphonenya lalu berfoto bersamanya. Lalu hal ini kulakukan pada beberapa temannya.

"Thank you Caitlin. By the way kau duduk dimana nanti?" Tanya salah satu gadis. Aku menggelengkan kepalaku dan menunjukkan tiket yang kutaruh di saku celana.

Ekspresi mereka semakin aneh. Mereka menangis lagi. Apa salahku?
"Kau berada di dekat panggung, Caitlin. Ya Tuhan aku iri sekali padamu," katanya sambil tersedu-sedu. What? Tempatku berada di dekat panggung? Like, seriously?

"Kalau begitu kita tukar saja tiketnya bagaimana?" Aku merasa tidak enak pada gadis ini. Dia seorang belieber, dia sangat mencintai Justin.

"No, Caitlin. Kau lebih berhak mendapatkan tiket itu. Aku tahu kau sangat ingin sekali menonton konser Justin karena dia tidak membolehkanmu berada di dekat penonton karena takut kau kenapa-kenapa, kan?" Aku hanya terkesima mendengarnya. Dia sangat tahu sekali hal itu.

Pintu masuk pun dibuka. Aku berpamitan pada mereka dan masuk ke arena. Wah tempatnya besar sekali. Baru kali ini aku menonton konser karena sebelumnya aku tidak pernah.

Beberapa saat kemudian Justin pun keluar dari belakang panggung dan menyanyikan lagu pertama. Aku ikut berteriak seperti yang lainnya. Senang sekali aku bisa berbaur dengan penonton lainnya. Dan rasanya bahagia sekali bisa melihat Justin menyanyi dengan semangatnya.

Setelah beberapa lagu sudah dinyanyikan Justin, dia menghampiri pinggir panggung dan mulai memegang tangan para penggemar. Dengan sigap aku langsung membalikkan badanku agar tidak ketahuan. Tidak lupa aku memakai topi yang aku beli lalu aku berfoto dengan Justin yang ada dipanggung. Agar aku terlihat seperti salah satu penggemarnnya.

------

(Finished) ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang