Caitlin

7.9K 375 3
                                    

Yuk disempatkan untuk memberi vote. Karena sebagai apresiasi utk penulis. Terima kasih

I'm in love with you, and all these little things.

***

Ternyata menjadi anak kuliahan itu tidak gampang. Susah. Tidak semudah masa sekolah menengah keatas dulu.
Aku harus mencari teman baru, harus beradaptasi di lingkungan baru, tugas yang menumpuk dari sekian banyaknya mata kuliah.

Seharian ini aku berada di perpustakaan. Mencari bahan untuk presentasiku besok. Bodoh sekali aku lupa kalau besok ada presentasi mata kuliah manajemen. Alhasil, seharian ini aku harus mengerjakan tugas ini.

"Sepertinya kau sibuk sekali ya?" Seseorang menganggu konsentrasiku saat membaca buku. Ah laki-laki ini.

"Seperti yang kau lihat, Theo" aku memutar bola mataku lalu melanjutkan membaca buku. Kulihat dari ujung mataku, Theo masih berdiri disana menatapku. Sepertinya.

"Oke baiklah kalau kau tidak mau diganggu" kulihat Theo berjalan menjauh dariku. Syukurlah.

-

"Aku baru selesai mengerjakan tugasku. Dari pagi sampai jam 7 malam aku berada diperpustakaan. Dan sekarang aku baru makan. Kau tidak tahu bagaimana rasanya lemas sepertiku." aku bercerita pada Justin, pacarku, sembari makan spagetti saat kami sedang melakukan video call.

"Kau harus istirahat, babe. Kau terlihat sangat lelah. Dan jangan pernah melupakan makan, Cait." Muka Justin terlihat sangat khawatir. Ah rindu sekali aku dengan laki-laki menggemaskan ini.

"Bagaimana keadaan disana, Justin? Sepertinya kau senang sekali punya rumah baru." Ya, seorang Justin Bieber baru saja membeli rumah baru yang sangat mewah dan luasnya hampir seperti mall. Like, seriously? Kamar mandinya saja seluas kamarku.

"Begitulah. Rasanya nyaman sekali tinggal ditempat ini. But, i feel lonely without you." Mulai Justin menggoda. Aku hanya dapat tersenyum malu sambil memakan spagettiku yang hampir habis.

"I'm done" aku menunjukkan mangkuk kosong ke arah kamera laptop. Justin terlihat takjub melihatku habis makan spagetti yang kubuat sangat banyak karena aku sangat lapar.

"Oke babe, sekarang waktunya untukku belajar. Besok aku akan presentasi materi yang kubuat tadi." Terlihat kekecewaan dimuka Justin.

"Ayolah, kau juga kadang seperti itu ketika aku ingin sekali berlama-lama bicara denganmu. Kita ini sama-sama sibuk, Justin. Kau sibuk dengan karirmu, aku sibuk dengan masa depanku. Bye" aku menyudahi video call ini lalu membuka slide presentasi besok. Aku harus menampilkan yang terbaik.

***

"Thank you" semua orang tepuk tangan meriah ketika aku selesai presentasi. It's feel so good to see them satisfied with my presentation. Tugasku selesai. Untuk mata kuliah ini.

Aku kembali ke tempat dudukku dan mengambil handphone ku untuk memberitahu Justin.

To: Justin Bieber❤

I did it!!!! Semua terlihat puas dan terkesima dengan presentasiku

-

"Kau sedang apa, Justin?"

"Aku hanya bersantai saja. Selama 1 bulan ini aku istirahat dulu, Cait. Kalau kau ada waktu senggang datanglah kerumahku. Sepi sekali tidak ada kau disini."

"Sepertinya aku akan libur 2 minggu. Nanti akan kubicarakan lagi dengan orang tuaku."

"Baiklah. Aku mau mandi dulu. Sampai nanti"

Aku menaruh handphoneku di meja taman dan mulai membaca buku sambil meminum cokelat panas yang aku beli tadi. Kegiatan ku setiap hari membaca buku. Aku tidak pernah bosan membaca buku. Apapun itu.

"Kau sedang membaca novel ya, Caitlin?" Aku melirik ke sosok lelaki yang duduk disebelahku sekarang. Dia lagi dia lagi.

Aku hanya menunjukkan cover novel yang kupegang lalu aku membacanya lagi.

"Ah maaf aku mengganggumu lagi. Aku tidak bermaksud. Aku hanya ingin berbicara padamu saja." Aku menandai halaman yang kubaca dengan melipat ujung kertas, lalu menutupnya.

Sekarang aku menatapnya, "Baiklah kau sekarang ingin berbicara apa denganku? Aku akan mendengarkan." Kulihat Theo salah tingkah.

"Bagaimana hubungan kau dengan Justin Bieber itu?" Kenapa pertanyaan itu yang selalu ditanya oleh laki-laki ini?

"Sudah berpuluh-puluh kali aku sudah bilang Theo, aku dan pacarku baik-baik saja. Memangnya apa yang kau lihat di berita online? Justin selingkuh? Dia berciuman dengan wanita lain? Atau aku yang selingkuh?" Aku mulai berapi-api.

"T-tidak, aku hanya memastikan saja" Theo terlihat gugup. Untuk kesekian kalinya.

"Baiklah Theo. Begini, hubunganku dengan Justin baik-baik saja, dan akan selalu begitu. Mengerti?" Aku mengambil buku dan cokelat panasku lalu pergi ke perpustakaan untuk melanjutkan membaca novel.

Kenapa laki-laki itu selalu bertanya hubunganku dengan Justin? Aku sangat risih. Apalagi dia dulu yang mempermalukanku di kampus. Saat berjalan di koridor, Theo dan teman-temannya menumpahkan minyak ke lantai sehingga saat aku berjalan aku terpeleset dan jatuh. Dia hanya tertawa melihatku dan meninggalkanku.

Rasanya malu sekali pada waktu itu. Tapi kenapa dia seolah-olah tahu denganku dan Justin. Dasar laki-laki aneh.

------

(Finished) ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang