New Life

1.5K 142 1
                                    

Fairytales don't always have a happy ending, do they?

***

"Um ... Justin ... sorry i just wanna hear you voice." Aku langsung mematikan panggilan ketika Justin mengangkatnya. Bodoh sekali aku memutuskan hubungan ini. Padahal, kita masih bisa break.

Yang aku lakukan sekarang berendam di bathtub. Kalau bisa aku mengulang waktu, aku akan memperbaiki kesalahanku. Sehingga Justin tidak akan berpaling. Masalah sekarang ini adalah Selena.

Wanita yang masuk 'lagi' ke kehidupan Justin. Padahal sebelumnya, semua wanita yang dikabarkan dekat dengan Justin tidak berakhir seperti ini. He must be missed her.

Hari sudah menunjukkan pukul 12 siang. Mungkin Justin dan kru sudah pergi meninggalkan Sacramento. Aku mencoba untuk tidak peduli lagi dengannya. Aku menyudahi kegiatanku dan langsung berpakaian.

Yang aku lakukan sekarang hanyalah diam dikamar. Sampai aku siap pulang ke Seattle.

Tok... tok...

Aku membuka pintu kamar dan melihat Scooter sudah didepan pintu dengan membawa bungkusan plastik.

"Hey, Caitlin. Kau belum makan siang kan? Ini dari Justin untukmu." Dia menyodorkan bungkusan plastik itu.

"Oh, thanks." Aku mengambil bungkusan itu dan membukanya.

"Tidak terjadi apa-apa kan antara kau dan Justin? Kulihat dari tadi dia menempel terus dengan ... kau tahu siapa dia." Terlihat keraguan saat Scooter berbicara padaku.

"You didn't know, did you? Sudah tidak ada apa-apa lagi diantara kami," kataku sambil menghapus air mata yang menetes di pipi.

"Ma ... maafkan aku Caitlin aku tidak tahu." Scooter menjadi merasa bersalah. Aku hanya tersenyum dan masih mengelap air mataku yang jatuh.

"Aku tidak menyangka 6 tahun yang kami lalui akan selesai sampai disini. Rasanya, apa yang aku lakukan untukknya menjadi sia-sia. Menyesal sekali rasanya menghabiskan uangku untuk bertemu dia." Scooter tertawa mendengarku berbicara. Dan aku ikut-ikutan tertawa juga.

"Just let him go. Kalau kalian ditakdirkan untuk bersama, kalian pasti akan bertemu. Suatu saat nanti. Sekarang, jalanilah kehidupan barumu." Aku mengangguk. Lalu Scooter memelukku dan berpamitan.

***

"Caity! Aku kemana saja 3 hari ini?"

"Kau menghilang entah kemana."

"Oh pasti wanita ini bercumbu mesra dengan kekasihnya. Kan sudah selesai ujian tengan semester."

"Apa kau baik-baik saja, Caity?"

Dan masih banyak pertanyaan yang membanjiriku ketika aku baru masuk ke kelas. 3 hari tidak masuk saja, sudah seheboh ini. Aku memilih untuk tidak menjawab dan langsung duduk di kursi.

"Hey kau darimana saja, Caity? Rindu sekali denganmu." Amanda menyapaku. Aku tersenyum padanya.

"You know ... i travelled somewhere." Kami berdua tertawa.

Semua orang dikelas mendadak duduk manis. Oh, dosen sudah masuk kelas.

-

Aku keluar kelas dengan cepat. Takut nanti orang-orang akan bertanya-tanya padaku.

"Caitlin ... Cait wait me." Kudengar suara yang dari jauh itu mendekat. Theo.

"Kau mau apa? Don't call me with that shit name. Just call me Caitlin." Aku memutar bola mataku.

"Kau kemana saja 3 hari ini?" Aku mulai berjalan dan tidak menghiraukan nya. "Cait, answer me."

"Aku pergi menemui Justin. Puas?" Aku meninggalkannya sendiri.

Aku sekarang dalam perjalanan menuju rumah. Menggunakan taksi, karena aku tidak punya kendaraan dan jarak yang ditempuh jauh kalau berjalan kaki.

Aku sampai di depan rumahku dan melihat ada mobil SUV yang terparkir di depan pagar.

Aku keluar dari taksi dan mendekati mobil itu. Pintu mobil terbuka dan keluarlah seseorang berbadan kekar.

"Silahkan masuk, Ms. Beadles." Dengan takut aku masuk dan melihat ada Selena didalamnya.

"Hi Caitlin. Or should i called you Cait?" Nada bicaranya seperti meremehkanku.

"Um... terima kasih. Terima kasih karena telah memilih keputusan yang tepat. Aku menghargai itu. Aku mau meminta maaf. Karena aku ... kau da-"

"You don't need to say sorry. I surely made a good decission." Aku keluar dari mobil itu dan langsung masuk kedalam rumah.

Am i really made a good decission?

------

(Finished) ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang