"Lo harus janji sama gue kalo kita bakalan selamanya sama-sama," Aldi menarik kepala (namakamu) untuk bersandar di dadanya.
Kedua tangan (namakamu) berada di dada Aldi, dan (namakamu) dapat merasakan kalau degup jantung laki-laki ini sama seperti dirinya yang berdetak cepat.

"Maksud lo, selamanya kita sahabatan 'kan?" tanya (namakamu) pelan.
Aldi tidak menjawab, dia hanya mengeratkan pelukannya pada (namakamu) dan telapak tangan kanannya membelai puncak kepala (namakamu).

"Selamanya, Obel akan jadi Obelnya Sipit. Dan Sipit akan jadi Sipitnya Obel," kata Aldi ambigu.
(namakamu) tidak mengerti, dia membalas perkataan Aldi dengan balas memeluk laki-laki ini. Sejenak (namakamu) dapat merasakan kenyamanan dalam dekapan Aldi.

Tanpa mereka sadari hati mereka sama-sama membisikan satu kalimat, satu kalimat yang mungkin dapat mengubah persahabatan mereka. Entah kapan kalimat itu dapat keluar dari bibir mereka, bukan hanya tersimpan di masing-masing relung hati mereka yang paling dalam.

'I love you.'

****

Minggu pagi yang cerah tapi gak secerah hati (namakamu) karena pagi-pagi udah digangguin mahluk tuhan paling rese yang notabenenya adalah adiknya sendiri, Kevin.

"MBAK (NAMAKAMU)! BURUAN BANGUN! INI UDAH JAM SEPULUH!" teriak Kevin sambil loncat-loncat di atas kasur (namakamu).

"Aah berisik!"

'Duagh'

"ADOH! AAA, Bunda! Mbak (namakamu) nakal, masa Kevin ditendang sih," Kevin mewek, dia mengusap pantatnya yang sakit gara-gara jatuh dari kasurnya (namakamu). Itu semua karena tendangan nyasar atau emang sengaja dari (namakamu).

"Udah Kevin turun aja biar Mas Iqbaal yang bangunin Mbak (namakamu), okey?" Kevin masih memasang wajah cemberut.

"Gak Mas! Kevin gak mau turun sebelum nendang pantatnya Mbak (namakamu) sampai kepalanya nyungsep ke kolong kasur," tolak Kevin, wajah lucunya terlihat semakin menggemaskan saat marah seperti ini.

"Kevin tenang aja, ntar biar Mas Iqbaal yang balesin."
Kevin terdiam beberapa detik, memikirkan tawaran Iqbaal, "Okey, Kevin mau. Tapi Mas Iqbaal harus janji bakalan siksa Mbak (namakamu). Kevin masih gak terima ditendang sama dia," Iqbaal mengerutkan dahinya saat mendengar perkataan Kevin, "kalo gitu Kevin yang unyu ini mau turun dulu ya Mas."

Iqbaal mengangguk, Kevin yang sudah berjalan sampai ambang pintu berhenti dan menoleh ke arah Iqbaal, "Mas ati-ati, Mbak (namakamu) itu kalo tidur lasak banget, udah gitu kebo lagi. Jadi yang kuat ya Mas ngehadepin Mbak (namakamu), jangan sampai kena tendang kayak Kevin," Iqbaal hanya mangut-mangut mendengar penjelasan Kevin.

Setelah Kevin keluar dari kamar (namakamu), Iqbaal beranjak mendekati ranjang (namakamu). (namakamu) masih tidur dengan pulas, selimut tebal menutupi seluruh tubuhnya.

Langkah pertama, Iqbaal menarik selimut itu. (namakamu) hanya menggigil sebentar, kemudian berganti posisi dan kembali tertidur nyenyak. Iqbaal menghela napas, dicobanya menggoyang-goyangkan pundak (namakamu).

"(namakamu), (namakamu) bangun dong. Udah siang nih," kata Iqbaal.

"Iya Mpok, saya beli satu toples," racau (namakamu) tidak jelas. Alis Iqbaal bertaut bingung, nih cewek lagi ngimpi apa sih, kok pake beli satu toples segala.

"(namakamu) bangun!" Iqbaal makin gencar menggoyangkan pundak (namakamu), dahi (namakamu) menggerut kemudian tanpa Iqbaal sangka dan antisipasi, satu tendangan melayang ke wajah tampannya.

'Duagh'

"Pergi lo! Kalo mau beli sendiri!"

Iqbaal mengusap hidungnya yang memerah karena kena tendangan dari (namakamu).

My Sweety Girl ×IDRWhere stories live. Discover now