☆ Ramon ☆ "Chapter 1" ☆

Mulai dari awal
                                    

      Sesampainya dikelas, mereka melihat raya yang duduk dikursinya sendirian sambil memainkan hp. Tanpa menghiraukan teman-temannya masuk. Boy melihat seluruh bangku yang ada dikelas itu. Nampaknya semuanya penuh hanya tinggal bangku sebelah raya yang kosong karena selama ini raya duduk sendiri.
"Mon, loe duduk satu meja sama raya aja ya."ucap boy
"Iya nie. Loe duduk sebelah raya aja. Lagian semua kursi udah didudukin orang semua."sambung reva lalu menyingkirkan tas raya yang berada dikursi tersebut. Raya hanya menghembus nafas kesalnya.
"Boleh kan ray?"tanya reva karna tau kekesalan sahabatnya terhadap boy tadi. Tapi reva tau, raya itu baik walaupun kesal pasti raya tetap akan menerima sepupu boy duduk di sampingnya. Ternyata benar raya mengizinkan
"Ya."jawab raya pelan disertai anggukan. Mondy pun meletakkan tasnya disamping raya yang masih asik melihat layar hpnya tanpa memperdulikan mondy.
          Saat itu juga pak amir masuk, tapi hanya sekedar memberi pengumuman bahwa siswa siswi gak ada yang keluar kelas. Karena semua guru sedang rapat dengan tamu penting. Setelah itu pak amir keluar.
"Mondy loe udah punya pacar belum?"tanya melly yang duduk dibelakang raya. Raya yang mendengarnya kaget namun dia bisa mengendalikannya sehingga tak sempat dilihat oleh teman-temannya. Mereka emang duduk dalam 1 barisan dan tak terpisahkan. Paling depan ada reva dan boy, belakangnya ada megan dan oky, setelah itu raya dan mondy, belakangnya raya mondy ada melly dan iyan dan dibelakang melly iyan ada haikal dan cindy.
"Mon, jawab dong."teriak melly kuat sambil menggoyang kursi mondy. Raya yang kaget refleks memarahi melly karna memang raya lagi bad mood
"Melly!!!!!"bentak raya yang membuat teman-temannya menoleh kearahnya apalagi yang dibentak tak merasa bersalah.     (Sungguh menyebalkan)
"Raya."ucap megan kemudian menengkan raya. Raya memang kembali diam namun sambil meneteskan air mata yang sedari tadi sudah ditahan-tahannya.
"Ray, gue gak bermaksud bikin loe marah kok. Gue cuma refleks ngagetin loe."ucap melly memegang bahu raya
"Bukan salah loe. Gue yang mintak maaf karna udah bentak loe tadi."ucap raya yang masih tertunduk.
        Cindy mendengar bel istirahat berbunyi disela-sela perbincangan melly dan raya yang mulai memanas, memumculkan ide untuk mencairkan suasana itu.
"Udah ah. Kantin yuk."ajak cindy mencairkan suasana dan di setujui oleh semuanya. Reva merangkul raya dan megan memegang tangan raya. Iyan merangkul mondy akrab.
                                 💛💛💛💛💛💛💛

        Sesampainya dikantin, raya masih diam saja. Ntah apa yang ia pikirkan. Bahkan minuman pun dipesankan oleh reva yang sudah tau kesukaan raya. Tanpa disadari mondy juga menyukai minuman yang sama dengan raya. Yaitu es coklatsusu.
"Beb, bisa ya. Minuman mondy sama kayak raya. Kesukaan mereka kok bisa sama?"ucap melly pelan tapi dapat didengar oleh raya yang duduk disebelah raya. Raya menoleh kearah melly, namun hanya sebentar dan tak ingin mempermasalahkan ucapan melly
"Kok tumben raya gak marah?"tanya melly lagi pelan
"Sstttt."ucap cindy memberi kode diam pada melly
"Ray, loe kenapa?"tanya megan
"Loe sakit?"sambung reva
"Ngak kok."jawab raya mencoba tersenyum walau hanya senyum palsu.
        Pikiran raya kembali pada anggannya tadi pagi.
"Siapa mondy sekarang? Kenapa dia dipanggil kemod? Siapa mondy siapa kemod yang pernah ada dimasa lalu gue?"batin raya
"Raya!"panggil melly pelan menyadarkan raya dari lamunannya. Terlihat bahwa raya sedang melamun karna dipanggil melly ia sedikit terkejut.
"Loe mikirin apa sih?"tanya reva
"Emmmmm. Guys, gue mau tanya. Tapi kalian jawab jujur ya."ucap raya
"Oke."jawab iyan dan haikal
"Pada saat gue kecelakaan 2 tahun yang lalu, mungkin tepatnya 3 tahun, selain koma selama hampir 2 minggu apa ada yang lain lagi?"tanya raya membuat mereka kaget kecuali mondy.
"Ma...maksud loe apa ray?"tanya melly gugup
"Jawab aja, gue tau kalian tau makdud gue."jawab raya
          Mereka hanya saling berpandangan. Bagaimana harus menjawab pertanyaan raya, karna jawabannya sangat dirahasiakan oleh ortunya termasuk oleh teman-temannya. Bahkam melly yang biasanya ember sekarang hanya terdiam.
"Jawab mel."ucap raya memegang lengan melly
"Gu...gue gak tau ray."jawab melly gugup dan menagis. Raya yang melihat melly menagis semakin yakin ada yang disembunyiin dari raya.
"Kalian pasti tau kan?"tanya raya menatap semua wajah sahabatnya itu kecuali mondy. Dia belum berani menatap kearah mondy sebelum tau yang sebenarnya.
"Raya. Loe kenapa tanya ini lagi. Setelah sekian lama loe gak pernah ungkit lagi, loe tau kan loe parah banget ray. Seorang RAYA KITTY kecelakaan  saat balapan. Sampai separah itu."ucap cindy menekan kata raya kitty ikut menangis
"Raya kitty?"batin mondy tak percaya dengan apa yang didengarnya
"Seee...separah itu.? Maksud kalian?"tanya raya tak mengerti
"Ray, loe koma 2 minggu, loe kehilangan banyak darah. Loe juga harus mendapat transfusi darah, loe di rawat hampir 1 bulan bahkan lebih. Dan....."jawab megan yang akhirnya angkat suara dan tak jadi meneruskan ucapannya
"Dan apa?"tanya raya yang sudah menagis
"Loe......loee..loe...."ucap melly gugup. Tak ada yang mau melanjutkan ucapan megan bahkan semuanya sudah menagis dalam dekapan pasangan pasangannya masing-masing. Raya meneteskan air mata. Menangis dalam diam. Mondy yang tak mengerti dengan jalan cerita mereka memberanikan diri bertanya.
"Kalian ngomongin apa sih?"tanya mondy kocak membuat mereka menoleh kearah mondy termasuk raya. Bangkit dari dekapan pasangannya. Bahkan megan sempat tertawa kecil mendengar pertanyaan mondy. Raya menatap kesal kearah mondy. Kenapa dia malah mencairkan suasana yang tadinya sudah mulai serius. Raya berasa pengen garuk tu muka gantengnya mondy
"Looooeeeee. Ihhhh."ucap raya kesal bahkan sempat mengangkat kedua tangannya yang ingin sekali menggaruk muka mondy namun tangan malah digunakan untuk memukul meja dengan pelan
"Kenapa?"tanya mondy tak merasa bersalah. Pertanyaan yang 1 ini mampu membuat teman raya tertawa walau air mata masih menempel diwajah mereka. Raya menghembuskan nafasnya kasar karna memang ia sangat kesal dengan ciptaan tuhan yang satu ini
"Jangan kalian pikir, dengan pertanyaan mondy ini gue lupa sama ucapan megan tadi."ucap raya menatap semua wajah sahabatnya termasuk mondy.   (Eittts, bukan berarti mondy udah dianggap sahabatnya juga ya).
          Ucapan raya membuat senyum diwajah sahabatnya menghilang kembali.
"Raya, lebih baik loe lupain itu ya."ucap melly hati-hati takut membuat raya marah
"Iya ray.. emang kenapa tiba-tiba loe nanyain itu?"tanya megan
        Raya memutuskan untuk menjelaskan kenapa ia bertanya seperti itu. Berharap dengan mendengar alasan itu mereka mau menjawab pertanyaannya
"Gue ngerasa. Kalau gue punya sesuatu yang hilang kini hadir lagi.  Tapi gue gak tau itu apa. Gue ngerasa ada sebagian dari masa lalu gue yang gak bisa gue inget dengan jelas."jawab raya menjelaskan
"Maksud loe amnesia?"tanya mondy santai sambil meyedot minumannya. Kemudian teman-temannya menatapnya marah kecuali raya
"Iya.  Tapi gue gak tau kapan itu terjadi. Gu berfikir gue pernah amnesia, tapi gak semuanya dapat gue inget lagi dengan jelas."jawab raya membenarkan ucapan mondy. Mondy malah melihat kearah teman-temannya yang terlihat marah apalagi melly dan megan. Mereka seakan sedang memarahi mondy.
"Gue pikir, dengan gue jelasin alasannya. Kalian bakalan kasih tau gue yang sebenarnnya. Ternyata gue salah."ucap raya tersenyum miris
"Ray, bukannya gue gak mau kasih tau loe. Tapi sebaiknya loe tanyain aja dulu saja ortu loe."jawab melly memegang tangan raya. Ternyata tangan raya sangat dingin. Padahal cuaca panas banget. Disini juga cuma ada kipas angin gak ada AC.
"Ray.tangan loe...... dingin banget."ucap melly lagi. Semuanya pu  melihat ke raya termasuk mondy.
"Loe kenapa?"tanya megan dan dijawab dengan gelengan kepala
"Loe gak usah mikirin apapun ya. Ntar loe tambah sakit."ucap reva
"Iya ray kalau loe terus-terusan nanyain itu loe bakalan ma.........."ucap cindy yang di potong oleh raya
"Gue bakalan makin sakit kalau gue gak tau apa yang terjadi. Gue yang ngalamin, gue gak mungkin sedih kalau tau apa yang gue alamin. Karna gue udah pernah ngejalaninnya. Gue bakalan makin sakit hati bahkan gue bisa dibilang orang yang bodoh karena gue gak tau apa yang terjadi sama diri gue sendiri.?ucap raya.
        Benar. Raya sudah pernah mengalaminya.
"Gue gak akan maksa kalian buat cerita."ucap raya beranjak dari tempat duduknya ke kasir untuk membayar minumannya walau dia gak meminumnya sama sekali. Setelah membayar raya pergi dari kantin itu.
"Raya!!!"panggil teman-temannya namun tak sedikitpun raya menoleh bahkan berhenti pun ngak. Saat melly ingin mengejarnya mondy mencegahnya.
"Mel. Biar gue aja yang temuin raya. Kalau loe semua yang nemuin pasti dia menghindar. Walaupun gue gak tau permasalahannya."ucap mondy
"Tapi mon...."jawab melly bingung
"Dimana raya selalu menghabiskan waktu sendirian?"tanya mondy bangkit dari tempat duduknya
"Balkon sekolahan di lantai paling atas ruang musik."jawab reva. Mondy langsung menuju ke ruangan yang dimaksud oleh reva tadi. Tanpa membayar minumannya, karna tadi boy nawarin mau bayarin sekalian jadi itu tak masalah buat mondy untuk langsung pergi.
                                    💚💚💚💚💚💚💚

"Love Begins With From The Past" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang