Part 18

884 62 14
                                    


Neva menatap lekat-lekat kedua orang yang kini sedang duduk bersamanya—di koridor rumah sakit, menunggunya untuk berbicara. Beberapa menit tidak ada satu suarapun yang terdengar dari bibir Neva. Dilihatnya Max yang tengah kebingungan memandanginya sementara Aamber memberinya kode untuk berbicara.

Max tidak tahu harus berkata apa. Semuanya seperti lelucon setelah beberapa tahun di lewatinya. Untuk beberapa menit yang lalu ia tidak dapat mempercayainya. Wanita yang sudah bertahun-tahun menghilang kini tiba-tiba muncul dengan membawa segudang jawaban. Jawaban yang kini sedang dinantikan oleh dirinya. Jawaban tentang kemana saja dia selama ini, apa alasannya dia pergi, dan kenapa dia tidak hadir disaat pemakaman mantan istrinya yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri.

Dan ketika jawaban itu telah didapatkannya. Kini Max pun mengerti. Yaitu, kemana saja wanita itu pergi adalah dia tidak kemana-mana. Neva masih di kota yang sama tanpa pernah seharipun meninggalkan kota itu. Lalu, alasan wanita itu pergi? Dia tidak tahu sama sekali. Yang diketahui wanita itu hanyalah dia terbangun di sebuah rumah sakit bersama seorang pria yang menjaganya. Dia tidak ingat mengapa dirinya berada dirumah sakit, dia tidak bisa mengingat kejadian setelah dirinya tersadar dari koma. Yang hanya bisa diketahuinya adalah namanya sendiri. Itulah sebabnya dia tidak bisa mengingat teman-temannya, termasuk Alex.

Wanita itu telah dijebak selama bertahun-tahun dengan pria bernama Thomas. Dirinya telah ditipu mentah-mentah. Max tidak bisa menahan emosi ketika Neva memberitahukan pekerjaannya selama ini. Bagaimana mungkin seorang photografer terkenal menjadi pelacur karena pria bernama Thomas itu—mengatakan, bahwa orangtua Neva mempunyai hutang yang banyak. Maka, Neva harus bekerja keras agar bisa membayar dan bisa bertemu dengan orangtuanya. It's completely bullshit! Orangtua Neva sama sekali tidak terlilit hutang. Mereka tidak disekap oleh pria itu. Mereka sama khawatirnya dengan Max. Menunggu putri semata wayangnya di kota Eguisheim.

Neva membisu. Terpaku. Dirinya begitu tolol. Tapi, apa yang bisa diperbuat? Dia tidak akan bisa memutar waktu. Neva hanya tersenyum getir menerima semuanya. Kebencian dan kemarahan tidak ada gunanya. Neva tidak memperdulikan apa yang telah dilaluinya selama ini. Yang terpenting, mulai dari sekarang, dia tidak ingin melihat wajah pria itu. Kini dia sudah aman dan menemukan kembali keluarganya.

Lalu, Neva tidak akan balas dendam?

Jawabannya; tentu saja iya. Dia akan membalas semua perbuatan pria brengsek itu. Dia akan membuat semuanya berbalik.

***

Di minggu ke empat, akhirnya Rosa bisa menghirup udara bebas setelah beberapa hari terkurung di dalam rumah sakit. Dia benar-benar terkurung. Setelah dirinya masuk kedalam tubuh Avril, dia tidak bisa keluar lagi. Karena, dia sama sekali tidak memakai tubuhnya. Dia hanya terbaring, makan, mengikuti serangkaian pengobatan dan itu membuat dirinya tidak kelelahan sama sekali.

Namun, setelah beberapa hari ini, ia seperti hidup kembali. Tubuhnya terasa ringan, nyeri di dadanya juga tidak terasa lagi, dan yang lebih terpenting lagi, semua itu karena Max. Yang benar saja, pria itu seperti suaminya. Setiap dia terbangun, Max selalu ada. Pria itu menjaganya, merawatnya dan selalu menanyakan hal-hal yang mungkin terdengar berlebihan di telinga Rosa. Seperti rasa cemas yang tak kunjung reda.

Oh, tentu saja perasaan aneh itu muncul di setiap Max berada di sisinya. Beberapa kali Rosa merasakan jantungngya berdetak cepat. Ia berpikir jika penyakitnya kambuh. Tetapi, jantungnya kembali normal jika Max tidak disisinya. Dan dia berpikir sejenak. Apa yang sedang dirasakannya itu persis seperti orang yang sedang jatuh cinta. Lalu, dia membisu.

ROSANGELYNZWhere stories live. Discover now