Part 10

905 60 10
                                    


Neva melambaikan tangannya pada Rosa, lalu menghilang di ujung jalan.

Ia mendesah lega sambil tersenyum tipis. Sepanjang jalan, ia selalu tersenyum memikirkan segala tingkah aneh wanita itu. Perasaannya begitu bahagia. Entah kapan terakhir kalinya ia bisa tertawa begitu lepas dengan orang asing yang baru dikenalnya beberapa hari yang lalu. Orang asing yang telah menjadi teman baiknya.

Sesampainya ditempat kerja, dia pergi ke toilet untuk membetulkan riasannya. Ia bekerja di sebuah tempat yang terkenal menjual para pelacur yang selalu siap melayani nafsu para hidung belang.

Dan kini, ia duduk di sebuah kursi, menunggu seseorang yang akan membeli harga dirinya. Ia mengambil permen karet dari tasnya dan langsung memasukkannya ke dalam mulut. Ia selalu melakukan ritual mengunyah permen karet sebelum melayani pria-pria agar perasaannya tidak lagi sedih. Baginya, pekerjaan yang dilakukannya itu sudah cukup menyedihkan dan berdosa.

Garis-garis wajah asing itu kembali muncul di kepalanya. Wajah itu terus terngiang-ngiang sejak pertama kali ia melihat sosok itu sejak pagi tadi, di kafe, saat dia mengikuti Rosa.

Ia memijit keningnya, berusaha mengingat pria yang sangat familiar di matanya. Neva mengusap dadanya. Kenapa ia begitu sedih ketika melihat wajahnya. Dan tanpa disadarinya ,setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Air mata teruntuk pria yang menyesakkan dadanya, dan hidupnya yang menyedihkan.

Dia cepat-cepat mengusap pipinya yang basah dengan tisu. Ia mengalihkan perasaan aneh yang menyelimuti hatinya dengan sebatang rokok yang diambil dari tasnya. Mungkin, perasaan sedih itu dikarenakan ia tersentuh melihat Rosa yang begitu gigih mengejar pujaan hatinya hingga rela menunggu pria itu sepanjang hari. Dan juga, mungkin, ia ingin menjadi wanita normal yang mencintai seorang pria.

Betapa bodohnya ia sampai bisa berakhir di tempat itu. Dia pernah bertanya dengan Thomas, pria yang pertama kali memperkenalkannya dengan tempat itu. Dia bertanya kenapa ia harus melakukan pekerjaan memalukan itu. Dan setelah ia mengetahui alasannya, Neva hanya bisa menerimanya dan bekerja keras jika ingin melunasi semua hutang-hutang Ayahnya.

Dan jika ia bisa melunasinya, ia akan bebas. Itulah yang sekarang sedang dilakukannya. Berusaha bebas dari pria bertempramen tinggi, bernama Thomas. Neva akan melakukan apa saja agar bisa mengumpulkan setumpuk uang dan membayarkan semua hutang-hutangnya.

Amnesia Retrograde. Penyakit yang kini dialami Neva Antoinette. Yaitu, hilangnya ingatan mengenai kejadian yang mendahului suatu kecelakaan. Semua kesan masa lalu sebelum terjadinya kecelakaan, jadi hilang.

Neva hanya mengingat, bahwa ia terbangun dari koma yang panjang—dan disisinya saat itu hanya ada Thomas.

Ia turun dari kasur dan segera mengutip pakaiannya yang berserakan di lantai. Pagi itu, ia harus memenuhi janjinya pada Rosa untuk membantunya mencari pekerjaan. Ide briliantnya adalah membuat wanita itu mendapat pekerjaan di kafe milik Alex. Waktu itu, dia melihat selembar kertas yang diketahuinya lowongan pekerjaan tertempel di pintu masuk kafe.

***

Pagi itu, Rosa sedang menunggu dalam antrean di kedai kopi yang terletak di pinggir kota Paris. Ia memperhatikan barista membuat pesanan kopinya. White mocha latte adalah pesanannya. Karena, hanya itu yang diketahuinya. Dia mengetahui nama kopi itu ketika ia memperhatikan cara Neva memesan kopi. Dan kini, minuman lezat itu menjadi salah satu favoritnya.

Beberapa menit kemudian, ia meraih latte yang diberikan oleh barista itu. "Anda adalah wanita Paris yang paling cantik yang pernah saya layani."

Rosa menundukkan wajahnya yang berubah warna sambil mengibas-ngibaskan tangannya. "Anda berlebihan sekali." Ia menyelipkan rambut di balik telinganya. "Tapi, terima kasih atas pujiannya."

ROSANGELYNZWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu