Part 17

911 65 15
                                    

Kakinya berlari menaiki anak tangga. Ia menggedor pintu sekuat-kuatnya. Namun, Percuma saja. Musik di lantai bawah terlalu keras walaupun ruangan itu kedap suara. Ia memegang daun pintu. Membukanya sedikit. Matanya mengintai ke seluruh ruangan. Neva melangkah masuk untuk mencari Thomas. Ia mencari ke setiap sudut ruangan, namun tidak ada. Thomas memang tidak pernah ada di pub ketika siang hari.

Neva meletakkan tasnya di atas meja, lalu ia menghempaskan punggungnya pada sandaran sofa. Ia mendesah panjang. Mencoba menenangkan pikirannya. Emosinya begitu meledak-ledak kalau mengingat kejadian kemarin malam. Dan pria bernama Alex selalu menghantuinya sepanjang malam hingga ia tidak bisa memejamkan matanya walau semenit.

Ia harus bertemu dengan Thomas. Karena satu-satunya orang yang berada disisinya saat ia tersadar dari koma adalah Thomas. Ia harus mengingat pria itu. Ia harus mengingatnya. Alex pasti seseorang yang sangat penting di dalam hidupnya.

Tunggu...

Kalau Neva memberitahukan tentang ingatannya yang mulai pulih pada Thomas—mungkin saja ia akan mencegahnya untuk bertemu dengan Alex. Dirinya begitu berharga bagi Thomas. Tubuhnya menghasilkan banyak uang untuk pria itu.

Apa yang harus dilakukannya sekarang? Apa? Apa?

Empat tahun adalah waktu yang cukup baginya diperlakukan seperti boneka. Ia tidak ingin terus-terusan hidup bersama pria itu. Ia tidak ingin terus-terusan menyakiti dirinya sendiri. Ia ingin hidup seperti wanita normal lainnya. Satu-satunya yang bisa membantu ingatannya kembali adalah Alex. Benar, dia orang yang harus ditemui Neva sekarang. Bukan Thomas.

Neva langsung bergegas bangkit. Ia meraih tasnya yang terletak di atas meja. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah amplop berwarna coklat yang tidak disegel terletak di dekat vas bunga. Neva mengambilnya, dan langsung merogoh isi amplop itu.

"Ya Tuhan. A-agnes?" Ia mengatup bibirnya rapat-rapat. Melirik ke salah satu wanita yang sangat dikenalnya, "R-rosa?"

Neva terpekik kaget melihat dua lembar foto Rosa bersama-dengan seseorang yang sangat dikenalnya. Seseorang yang dulu pernah menjadi temannya. Seseorang yang sangat baik padanya. Sahabat yang begitu ia sayangi hingga dia menghilang entah kemana. Ada apa ini? Apa hubungan Rosa dengan Agnes? Dan, kenapa Thomas menyimpan foto mereka?

"Apa yang sedang kau lakukan?" Sahut Thomas tiba-tiba.

Cepat-cepat ia berbalik ketika terdengar suara Thomas sudah berdiri dibelakangnya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam— mencoba untuk setenang mungkin agar pria itu tidak mencurigainya.

"Aku sedang mencarimu." Jawab Neva tenang.

Pria itu merampas foto yang sedang di pegang Neva. "Berani sekali kau menyentuh ini!" Sahutnya geram. Wajah Thomas dipenuhi dengan kemarahan. Neva tahu persis apa yang sedang dimarahinya. Ini pasti tentang kejadian kemarin malam.

"Bukan aku yang memulainya, tapi pria—"

"Sudahlah! Mereka juga sudah di penjara." Serunya sembari merebahkan badannya di sofa.

"Penjara?" Pekik Neva. "Bagaimana mungkin?" Lanjutnya dalam hati.

"Mm..hm. Untung saja,sebelum anak buahnya datang menghajar dan mengambil uang-uangku, seseorang menghubungi polisi."

Orang itu adalah Alex. Pasti Alex! Gumam Neva dalam hati.

"Kenapa kau mencariku?"

Neva memutar kedua bola matanya. "Untuk meminta bagianku. Aku minta lebih dari biasanya. Kau tahu, ini pertama kalinya aku mengalami hal seperti kemarin.

ROSANGELYNZNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ