MAXIME MOISE
CHAPTER TWO
Seseorang yang baik hatinya membuatkan peri itu semangkuk Sup Perancis hambar. Peri itu tak peduli! Dia menjilat piringnya sampai mengilat.
Max
Kedekatannya dengan para aktris dan model membuat dirinya menjadi incaran para pemburu berita. Kilatan cahaya lampu, jepretan kamera, dan serentetan pertanyaan para awak media tidak pernah lepas untuk seorang Maxime Moise.
Max melangkah terburu-buru menuju mobil mewahnya tanpa melirik, bahkan ia tidak memperdulikan pertanyaan dari wartawan yang terus-menerus mengantuinya dengan pertanyaan yang sama; tentang hubungannya bersama aktris sekaligus top model terkenal di Amerika.
Max, pria sukses yang memiliki daya tarik tersendiri, baik itu dari segi wajah maupun postur tubuh dan penampilan fisiknya yang sempurna. Dia adalah pria idaman wanita di seluruh pelosok Perancis. Ketika usianya 28 tahun, Max sudah menjadi CEO untuk sebuah perusahaan raksasa milik keluarganya. Galeries Moise, sebuah department store mewah di Perancis.
Di usianya yang saat ini menginjak 31 tahun, Max telah memiliki asset serta kekayaan yang fantastis, dan department store yang dia miliki kini telah memiliki ribuan karyawan yang bekerja di beberapa Negara. Selain menjadi orang berpengaruh di dunia, Maxime Moise juga merupakan orang terkaya keenam di dunia, dan ketiga di Perancis menurut Forbes.
Meskipun Max memiliki segalanya, tidak pernah ada yang tahu bahwa ia memiliki mimpi buruk yang selalu menghantuinya saat musim dingin tiba; ketika ia melihat istri yang sangat dicintainya berselingkuh dan bermesraan dihadapannya. Hidupnya kacau dan dunianya hancur dalam kemewahan yang ia miliki.
***
Max melekatkan ponsel ditelinganya yang memerah akibat dingin mulai menghampiri Paris. Pandangannya terlempar jauh ke luar jendela memikirkan nada dering yang tak kunjung tersambung .
Ketika suara yang ditunggu-tunggu, akhirnya menyahut. "Aku sedang sibuk, Max."
Max tertawa miris ketika mendengar nada suara yang tak menginginkannya. Kekasihnya, Claudia seolah sudah tahu apa yang sedang ia pikirkan.
"Aku butuh dirimu. Aku tiba di apartemenmu 15 menit lagi, oke?" Sahutnya tenang.
Claudia mendesah pelan sebelum akhirnya menjawab. "Aku harus mengurus beberapa hal dulu dengan manajerku. Aku mungkin akan terlambat."
"Baiklah, aku akan menunggu." Max memutus sambungannya duluan.
Dia kembali melemparkan pandangannya dengan ponsel yang masih menyatu di dagu. Hari yang sangat melelahkan. Seharian ia disibukkan dengan berbagai urusan perusahaan, ditambah dengan wartawan dan paparazzi yang tidak pernah lelah menguntitnya kemanapun ia pergi.
YOU ARE READING
ROSANGELYNZ
FantasySebuah dunia baru mewujud disekelilingnya. Hal-hal ajaib terjadi. Namun, ini bukanlah dongeng, atau bahkan mimpi. Ini adalah sebuah mimpi buruk. Hal itu dipikirnya adalah tugas yang sangat mudah dan dapat membantu mewujudkan mimpinya. Tetapi, m...