Xtra - 1

639 80 5
                                    

Tidak ada satu pun kata yang bisa menggambarkan, bagaimana bahagianya aku bisa menjadi kekasih Jiyong. Kukira, sikapnya yang terlampau cool dan dingin, ia tidak bisa seromantis ini. Nyatanya aku salah, walaupun memang tidak terlalu romantis seperti relationship goals yang sering kulihat di tumblr namun ini sudah cukup bagiku.

Untuk merasa dihargai dan dicintai oleh seorang laki-laki.

"Cie ilah, yang baru jadian maunya nempel terus-terusan." Cibir Seungri dengan bibir manyunnya, tak lupa dengan memangku wajahnya dengan kedua tangannya.

Kondisinya saat ini, setelah penembakan romantis ala Jiyong kami duduk bersama di satu meja bundar. Beberapa staff restoran yang asli pun mulai keluar dan menghidangkan beberapa makanan.

"Ya! Makanya cepet cari pacar." Kata Daesung.

"Memangnya selama ini aku tidak berusaha move on? Aku usaha tau." Kata Seungri namun disambut gelak tawa oleh kami semua. Aku tahu, Seungri hanya bercanda walaupun sedikit jujur kurasa.

"Pokoknya aku tidak mau tahu, kau harus cepat-cepat move on dari kekasihku ini. Dia sudah hak milikku." Jelas Jiyong sambil merengkuh pinggangku. Bisa kurasakan pipiku memanas, apalagi Taeyang dan Seunghyun Oppa memanas-manasi skinship kami.

"Woah, kurasa Jiyong bakal protective sekali denganmu." Kata Yujin sambil geleng-geleng kepala.

"Biasanya sih, ya. Yang terlalu protective itu bakal gampang bosen, yang gampang bosen itu pasti cepet banget putus." Goda Seungri membuat Jiyong menatap tajam dirinya.

"Tapi aku yakin, Jiyong akan menjagamu dengan baik. Kalau ada apa-apa bilang aku saja." Kata Seunghyun Oppa hendak mengacak rambutku gemas namun segera ditepis Jiyong.

"Buset, sekarang tidak ada yang boleh lagi dekat denganmu. Kalau begini caranya." Kata Taeyang sambil gelenf-geleng kepala.

"Karena dia milikku, aku ini jujur saja tipe cowok pecemburu. Jadi sebelum aku patahkan tangan kalian yang menyentuh kekasihku, lebih baik aku peringatkan jangan." Kata Jiyong membuat semuanya hanya bisa geleng-geleng kepala menyadari seberapa posesifnya Jiyong.

"Kau berlebihan, Jiyong." Komentarku segera mendapat respon positif dari yang lain.

"Aku suka gayamu!" Pekik Seungri riang.

"Tapi, kan-"

"Aku lebih dekat dengan kalian semua, dan kalian itu pria. Kalau kau seperti ini, sama saja kau membatasi pertemananku dengan Seunghyun Oppa, Daesung sunbaenim, Seungri dan Taeyang." Kataku sedikit tak suka.

"Wohoo, pertengkaran pertama setelah beberapa menit jadian." Kata Daesung sunbaenim, provokator. Ia segera mendapat cubitan pedas Yujin.

"Iya, aku minta maaf." Kata Jiyong sambil mencium pipiku kilat membuat restoran ini dipenuh dengan kegaduhan dan teriakan envy yang lain. Pipiku bersemu, bahkan rasanya menghangat.

Namun tidak hanya pipiku, namun juga hatiku.

****

Jiyong memarkirkan mobilnya disebuah taman dekat rumahku. Kami diam dengan pikiran kami masing-masing, namun aku tidak bisa berhenti tersenyum sambil menatap bucket bunga yang diberikan Jiyong padaku.

"Kayaknya lagi seneng ya?" Tanya Jiyong pura-pura bodoh.

"Hm... gimana yah? Gak seneng juga sih, abis kamu mau pergi kan?" Kataku lemas sambil menghela nafas panjang.

Jiyong, dia terdiam untuk waktu yang cukup lama. Aku bisa mendengarnya yang menghela nafas, dan joknya yang berdecit kecil karena ia merebahkan punggungnya.

"Ada satu hal yang perlu kau tahu."

"Hm?"

"Aku akan tetap mencintaimu. Jadi tidak perlu khawatir. Malah aku yang khawatir, kau tahu? Cowok-cowok itu. Seungri, Seunghyun dan Taeyang yang seharusnya kau curigai. Awas saja saat aku kembali, kau malah jadian dari satu diantara mereka." Ancam Jiyong membuat aku tertawa kecil.

"Aigoo, iya-iya. Baru hari pertama kita pacaran, tapi sikap protective-mu itu sudah kau tunjukan dua kali."

"Keluar, yuk." Tawar Jiyong membuat aku menaikan sebelah alisku.

"Kau cari mati? Diluar dingin!" Pekikku sambil merinding. Namun Jiyong, tetap Jiyong. Sikal cueknya tidak pernah hilang. Bahkan ia keluar dari mobil  terlebih dahulu.

"Ya! Pacar apaan kayak gini, ninggalin pacarnya di mobil. Kau itu, baru diterbangin dikit akunya! Terus malah dibanting. Kukira aku harus memikirkan dua kali kalau kau itu roman-"

Chu.

"Itu yang kau dapat, kalau kau terus bawel."

Aku terdiam, sambil mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Aku memukul dada Jiyong berulang kali.

"YA! dasar, penjahat kelamin! Main cium sembarangan!"

"Kan udah legal, kita pacaran kan?" Kata Jiyong sambil menyeringai kecil membuatku semakin kesal.

Aku meninggalkan Jiyong tanpa perduli lagi dia mau apa. Main cium orang sembarangan, membuatku kesal.

Ani, sebenarnya aku tidak terlalu kesal. Aku malu, astaga!

"H-hei, bisa gak sih, jalannya jangan cepet-cepet!" Kata Jiyong sambil berusaha meraih tanganku. Aku berbalik dan menatapnya tajam.

"Apa?!"

"Aku mau ngomong satu hal lagi." Katanya membuat aku mendengus kesal.

"Katakan." Perintahku. Ia menaruh kedua tangannya pada bahuku, menatapku lekat.

"Dengarkan ini baik-baik, karena aku hanya akan mengatakan ini sekali. Arra?"

Aku mengangguk cepat, masih kesal.

"Soal kepergianku ke US," ia menarik nafas panjang,"itu hanya akal-akalanku saja."

Satu menit.

Dua menit.

Tiga menit.

"YAAA!!! JADI SELAMA INI KAU MEMBOHONGIKU." Teriakku kesal dan Jiyong sudah berlari beberapa meter jauhnya didepanku.

"Kwon Jiyong! Kemari kau namja sialan!" Pekikku kesal.

Begitulah akhir dari segalanya. Jiyong tidak benar-benar pergi ke US. Dia ke bandara hanya untuk mengantar salah satu saudaranya yang akan menjalani home stay di US. Setidaknya aku bisa bernafas lega, dia tidak benar-benar pergi.

Ia akan tetap disini. Di Seoul, disisiku.

****

Hai ketemu sama aku lagi. Haha, jadi siapa yang mikir selama ini Jiyong udah ciao ke US? Tenang, Jiyong masih disini. Iseng banget ngelanjutin cerita ini ga kepikiran buat bikin xtra part. Mumpung niat nulis lagi gede. Jangan lupa vomment buat xtra part ini ;)

Weirdostabi

Talk! [BigBang Imagines]Where stories live. Discover now