Lee :: 10. To Let Go or Hold On

472 70 21
                                    

Sudah hampir beberapa hari belakangan ini aku selalu menyempatkan diriku untuk menemani Seungri menjenguk ibunya di rumah sakit. Walaupun tidak setiap hari tapi tiap minggu, pasti ada saja hari aku menemaninya. Ji Ohn, juga tidak pernah muncul dihadapanku. Dan aku berharap tidak akan pernah.

"Annyeonghaseyo ahjumma. Aku datang lagi kesini dengan Seungri! Tapi Seungri lagi dipanggil dokter dulu jadi ahjumma disini dulu sebentar denganku, ya." Kataku sambil menatap ahjumma yang berbaring di tempat tidur rumah sakit dalam diam. Hanya bunyi elektrokadiograf yang mengisi kesunyian. Aku menaruh tasku disalah satu sofa, lalu duduk disamping ahjumma.

Belum lama aku memainkan ponselku, pintu ruangan itu berdecit.

"Seungri-ya." Panggilku tanpa menoleh sambil sibuk memainkan ponselku, namun tidak ada jawaban sama sekali hingga aku merasa seseorang berdiri disebelahku. Mataku menatap sepatu flatshoes berwarna hitam itu.

Deg.

Aku bisa merasakan seakan-akan jantungku berhenti berdetak.

"Ini aku, Ji Ohn." Ucapnya membuat aku menoleh cepat, menatap wajahnya yang sebenarnya sangat cantik.

Mulutku menganga, seakan ingin mengatakan sesuatu namun suaraku seperti hilang ditelan bumi. Seakan bisu mendadak. Ia menatapku dengan wajah tanpa ekspresinya. Tatapannya itu cukup untuk membunuhku. Aku hanya bisa menelan ludahku kasar.

"Sudah berapa lama dekat dengan Seungri?" Tanyanya membuka percakapan. Namun aku memilih diam dan mengeratkan pegangankan pada ponsel yang tengah kugenggam.

"Cukup lama." Jawabku sekenannya.

"Begitukah?" Tanyanya sambil mengangkat sudut bibirnya kecil, seakan meremehkanku.

"Cukup lama untuk mengeluar luar dan dalam dirinya, kah?" Tanya Ji Ohn lagi.

"Maksudmu?"

"Apa yang dia katakan tentangku, padamu?"

"B-bukan apa-apa." Kataku gugup namun dia menaikan sebelah alisnya seakan meragukan jawabanku.

Baik, aku mulai keringat dingin sekarang.

"Aku yakin dia bilang aku gadis psikopat yang terobsesi dengannya, bukan?" Tanyanya sambil tertawa kecil diakhir kalimat. Aku hanya diam, tidak berniat untuk menjawabnya sama sekali. Aku hanya ingin masih hidup. Saat ia memutar badannya untuk menghadapku, aku hanya bisa menahan nafas. Apalagi, ketika tangannya terangkat untuk menggapai wajahku. Ketika itu aku hanya bisa memejamkan mataku erat.

"Apa yang kau lakukan?!" Ucap suara itu membuat aku membuka mataku cepat.

Syukurlah, Seungri.

"Nothing." Jawab Ji Ohn sambil tersenyum manis, namun lebih mirip psikopat yang innocent. Seungri terdiam, matanya menyipit tajam seakan membaca raut wajah Ji Ohn.

"Lebih baik kau pergi sebelum aku memanggil security." Kata Seungri sambil mendesah pelan. Ji Ohn hanya mengangkat bahunya tak perduli sebelum pada akhirnya meraih knop pintu. Namun, tidak semudah itu. Ia berhenti untuk suatu alasan yang tidak kuketahui.

"Seungri." Panggil Ji Ohn, namun Seungri sepertinya sudah sangat muak, hingga ia tak berniat barang untuk menatap wajah Ji Ohn.

"Kau atau aku yang memberitahu gadis itu yang sebenarnya." Lanjut Ji Ohn sebelum pada akhirnya menghilang di balik pintu.

Aku tertegun untuk beberapa detik sambil menatap Seungri bingung yang menatapku juga.

"Apa maksud Ji Ohn?"

"Entahlah." Jawab Seungri dengan nada yang aneh.

****

Seungri tidak bisa mengantarku pulang karena suatu hal, entah apa itu. Aku duduk disalah satu halte bis dan melirik jam tangan yang melingkar di pergelanganku, mendapati kalau sekarang sudah hampir jam lima sore. Aku mendesah pelan mengingat betapa hari ini sangat aneh, mulai dari Ji Ohn yang datang tiba - tiba dan penuh teka - teki juga Seungri yang moodnya berubah drastis.

Talk! [BigBang Imagines]Where stories live. Discover now