Choi & Kang ::: 5 [ Baikan ]

561 81 12
                                    

Hari Minggu, seharusnya hari ini ada les privat dengan Daesung sunbaenim namun tidak ada kabar barang satu SMS pun yang masuk ke dalam ponselku. Apa dia masih marah? Namun pernyataannya kemarin itu lebih kepada penegasan, kan? Memangnya Daesung sunbaenim bisa marah?

Semua pertanyaan itu seakan berkecamuk dalam benakku, namun aku berusaha tidak memusingkanmya dan lebih memilih untuk memasukan sesendok cheese cake yang baru saja tersaji dihadapanku.

Ya, aku berada di cafe tempat biasa aku dan Daesung sunbaenim belajar seperti minggu lalu.

Jangan paksa aku untuk menanyainya duluan, karena perempuan itu harus jual mahal as known as gengsi. Tapi menunggu hampir satu jam lebih seperti sekarang kan... menyebalkan juga.

Aku menatap ponsel yang berada diatas meja dengan menimbang-nimbang.

Telepon...

Tidak.

Telepon...

Tidak.

Aish, tapi kata Yujin cewek itu gak seharusnya mulai chat duluan.

Aku mengacak rambutku gusar, dengan meluluhkan rasa gengsi dan segala macamnya aku menelpon Daesung sunbaenim. Tepat saat itu, aku mendengar suara ringtone ponsel berbunyi membuat aku menoleh ke kanan dan ke kiri lalu mendapati satu orang dengan tampang mencurigakan juga dengan rambut keemasan yang membelakangiku.

Tunggu, kayaknya aku kenal ciri-ciri orang ini.

Kulitnya putih. Rambutnya keemasan. Tidak terlalu berisi. Hm, tapi dimana?

'Maaf nomor yang anda tuju tidak menjawab. Silahkan-'

Aku menutup telepon itu dan sekali lagi ringtone ponsel seseorang itu berbunyi lagi. Begitu juga seterusnya. Sehingga pada akhirnya aku beranjak dari tempatku dan mendekat kearah pria misterius itu.

"Sunbae?!" Pekikku tertahan. Daesung sunbaenim menoleh.

"K-kamu. Kok bisa ada disini?" Tanyanya panik membuat aku mencium kejanggalan disini.

"Sunbae nungguin aku, ya?" Tanyaku pede sambil tersenyum kecil membuat sunbae secara tiba-tiba mengalihkan pandangannya dariku. Aku tertawa kecil melihat tingkah sunbae seperti maling yang ketahuan mencuri. Aku duduk dihadapan sunbae, lalu mengeluarkan beberapa buku yang kugenggam sedaritadi.

"Jadi hari ini kita belajar apa?" Tanyaku.

"Memangnya kata siapa aku kesini buat mengajarimu?"

"Kataku, ayo jadi kita belajar." Ucapku membuatnya sebal. Kayaknya aku mulai ketularan tengilnya Seungri deh.

"Baiklah kalau kau memaksa." Jawabnya membuat senyum dibibirku mengembang.

Selama belajar, tidak terlalu banyak interaksi terjadi walau memang Sunbae jarang bicara orangnya. Aku menjadi sering sekali aktif bertanya dan bicara agar sunbae mau berbicara dan menatap wajahku namun nyatanya dia tetap tidak menatap wajahku.

Dan karena aku sudah mulai dengan sifat kekanakannya, aku harus melakukan sesuatu.

"Jadi, kamu pakai rumus yang ini. Lalu-"

"Sunbae." Ucapku tegas sambil menatapnya serius, tak lupa aku menutup bukuku membuat tangannya terjepit disana. Refleks, ia menatapku dari balik kacamatanya.

"Jangan kekanakan seperti ini."

"Kekanakan yang bagaimana?" Tanyanya bodoh membuat aku berdecak kesal.

Talk! [BigBang Imagines]Where stories live. Discover now