Kwon :: 3 [PDKT]

701 98 27
                                    

"Kudengar tadi Seungri menciummu?" Tanya Yujin membuat aku tersedak saat minum.

Yujin segera menepuk punggungku pelan dan mengatakan aku harus hati-hati.

"Kok kau bisa tau?" Tanyaku kaget.

"Tau lah, orang tiba-tiba itu jadi trending topic satu gedung sekolah ini. Hati-hati saja berita ini sampai ke telinga guru, habis kau." Ucap Yujin sambil menyeruput jus alpukatnya.

Aku menelan ludahku kasar.

Kalau berita ini sampai ke telinga guru, akan aku habisi si Seungri itu.

Sebuah tangan tiba-tiba menepuk pundakku, belum sempat aku membalikan badanku secara sempurna ia sudah menarik tanganku membuat aku terseret bdgitu saja.

Awalnya aku berontak, apalagi orang ini tidak menunjukan wajahnya sama sekali membuat aku tidak bisa tahu dia siapa. Namun saat melihat cara berpakaiannya yang urakan, aku jelas tahu siapa.

"Hei, lepaskan tanganku, tukang nyontek!" Teriakku membuat dia menghentikan langkahnya dan aku menabrak punggungya.

Duh, sakit.

Kenapa hari ini aku nabrak orang terus sih?

Ia menatapku dengan mata tajamnya, membuat nafasku tercekat. Walaupun memang orang ini keliatan sangar tapi aku belum pernah melihat mata tajamnya menatapku seakan ingin memakanku hidup-hidup.

"Jangan banyak bicara, ikut aku." Ucapnya membuat aku tidak bisa lagi berkutik. Nada dinginnya membuat aku mati kutu.

Ia menariku ke taman belakang sekolah yang sangat sepi kalau boleh dibilang. Ia melepaskan cengkramannya ketika kami sampai dibawah sebuah pohon mapple dengan daun yang berwarna kecoklatan.

"Katakan, apa yang mereka katakan itu benar?" Tanyanya membuat aku bingung.

"Apa?" Tanyaku balik. Ia menggeram dan menarikku dan menyudutkanku di pohon mapple. Bahkan ia menaruh kedua tangannya di sisi wajahku, agar aku tidak bisa kemana-mana.

"Ciuman itu, yang mereka katakan. Apa benar?" Tanyanya dengan penuh penekanan seakan menahan emosinya yang kapan saja bisa meluap.

Aku mengangguk pelan. Ia meninju pohon mapple itu dengan tangan kirinya, bahkan ia mengusap wajahnya frustasi dihadapanku.

"Kau itu kenapa sih?" Tanyaku bingung dengan segala sikapnya yang membuatku bingung.

Jelas.

Dia menariku ke taman belakang sekolah yang notabene sangat sepi dan rawan terjadi hal yang you-know-what-i-mean. Lalu, dia menyudutkanku di pohon mapple, layaknya drama-drama Korea tapi tidak menciumku.

Oke, aku juga tidak mau dicium olehnya, tapi kalau terpaksa, yasudah.

Lalu dia hanya menanyakan soal ciumanku dengan Seungri, meninju pohon mapple tak bersalah dan tanpa alasan yang jelas lalu bersikap aneh seperti ini.

Ia melangkahkan kakinya kearahku.

"Katakan, ia menciummu dimana?" Tanyanya kesal.

Dengan jariku, aku menunjukan pipiku.

Ia terdiam, dan aku menunggu aksi selanjutnya.

Tak diduga, ia menarik tanganku dan menciumku tepat di tempat dimana Seungri menciumnya.

Aku terpaku, badanku terasa kaku.

Aku menatapnya dengan kaget, namun tubuhku tidak menolak ketika ia menciumku begitu lama dan dalam. Ia bahkan memejamkan matanya.

Walaupun ini hanya ciuman di pipi, jantungku mampu berdetak dua kali lebih cepat.

"Ciuman itu, bukan lagi dirinya. Aku, aku yang melakukannya. Camkan itu dalam memorimu." Ucapnya ketika ia melepaskan ciumannya.

"K-kau." Ucapku bergetar. Ia menatapku tanpa ekspresi.

"Apa yang kau lakukan,hah?! Menariku kesini, marah-marah tidak jelas lalu menciumku?! Kau ini kayak petasan tau gak! Penuh dengan kejutan!" Ucapku kesal sambil menyembunyikan wajahku yang merah padam.

"Aku seperti petasan yang penuh kejutan?" Tanyanya sambil tersenyum jahil.

"Ya!" Pekikku.

"I'll take that as compliment." Ucapnya sambil tertawa kecil membuat aku semakin geram. Walaupun dalam hati aku tidak bisa memungkiri aku sangat suka melihatnya tertawa.

Saat aku ingin memukulnya dia malah menghindari dan memanjat pohon mapple tersebut membuat aki terperangah.

Kau tahu? Dia seperti monyet.

Bagaimana bisa dalam satu kali gerakan dia sudah berada diatas pohon.

Ia menatapku yang berada dibawah lalu mengulurkan tangannya.

"Mau liat sesuatu tidak?" Tanyanya.

"Aniya." Jawabku cepat.

"Harus mau." Ucapnya lalu menarik tanganku secara paksa. Membuat aku segera mencengkram tangannya kuat, dan menutup mataku karena sungguh dia bahkan mengangkat tubuhku seperti aku ini kucing.

Mudah sekali untuknya.

"Mau sampai kapan kau memeluku?" Tanyanya membuat aku melepaskan cengkramanku.

"Lihat ini." Ucapnya sambil menunjuk suatu tulisan di pohon yang nampaknya diukir.

Yang kuajak kesini, adalah calon pacarku

-Kwon Jiyong

Aku terperangah dan menoleh kearahnya yang menatapku sambil tersenyum. Kali ini lebih lebar dari sebelumnya.

"Jadi bagaimana, calon pacar? Pohon ini, indah kan?"

♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆

C.weirdostabi//dorotheagustin

Talk! [BigBang Imagines]Where stories live. Discover now