"Lah, emang siapa yang ribut ky?" tanyaku bingung.

Lagian siapa yang ribut sih, perasaan aku baik-baik aja ah.

Bukannya menjawab, Rizky seolah-olah terkejut dengan pertanyaanku. Cepat-cepat dia menepikan mobilnya, dan aku malah tambah bingung.

Rizky memposisikan badannya menghadapku dengan tatapan yang , aku tak mengerti.  "Bukannya lo marah?" Dengan cepat aku menggeleng. Emang aku gak marah kok.

"Siapa yang marah sih ky?" tanyaku bingung.

"Loh? kalo lo gak marah, terus kenapa lo diemin gue dari semalem?" Oke, muka Rizky serius banget dan malah bikin aku pengen ngakak.

"Gue gak marah ky, gue diem karena gue ngantuk. Kan lo tau sendiri semalem gue gatidur?"

Dan ya, tiba-tiba pria mesum disampingku ini menghela nafas panjang. Dia kesambet apasih pagi ini?

"Syukurlah kalo lo gamarah, gue fikir lo marah makannya gamau ngomong sama gue"

Aku langsung mendaratkan sebuah jitakan dikepalanya.

"Awww.. kenapa dijitak?"

"Ya memangnya gue bakal selebay itu apa, Cuma gara-gara kaya gitu langsung marah. Jangan lebay! Udah deh cepetan jalan lagi, gue ngantuk pengen cepet-cepet tidur" karena bodohnya pemikiran seorang Rizky Nazar, alhasil emosiku kembali menguap.

***

Setelah melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda, begitu mobil Rizky memasuki pelataran rumah megahnya, ternyata Papa dan Mama mertuaku sudah standby di depan rumah. Duh aku jadi terharu gini, perasaan mereka semangat banget deh nyambutnya.

Rizky langsung berlari kecil membukakan pintu mobil untukku, tanpa komando apapun Rizky mengenggam tanganku.

"Just act like we're happy" bisiknya sebelum kami melangkah.

Huh, happy darimana juga. Yang ada aku tersiksa.

"Duh iniii newlywed, lengket banget pegangan tangan terus" Mama mertuaku lagi-lagi mengeluarkan godaan mautnya.

Alhasil mengundang gelak tawa dari papa mertuaku yang juga ikut-ikutan menyerbuku dan Rizky dengan godaaan-godaan yang berlanjut.

***

Setelah acara penyambutan dengan godaan maut dari kedua mertuaku itu, kini mereka menjamuku dan Rizky untuk pertama kalinya sebagai newlywed.

Dan ya,

Alhasil pagi ini aku dan Rizky menjadi pemeran utama dalam segala topik pembicaraan, termasuk saat ini, dimana kami sedang menikmati sarapan istimewa yang sudah disiapkan sedemikian rupa. Yang katanya, demi menyambut menantu dan anak kesayangannya.

Entahlah, aku sih patuh saja.

"Mama seneng banget deh, akhirnya mama punya anak perempuan ya. Kalo difikir-fiikir bosen juga mama harus diapit 2 cowok dirumah ini. Sekarang mama punya temen deh.."

"Jadi mama gak seneng gitu kalo ada aku sama papa?" sindir Rizky.

"Ya gak gitu juga sayang, kamu nih ya baperan banget sih. Maksud mama tuh, ya kan sekarang mama enak kalo mau shopping ada temennya, emangnya selama ini kamu betah kalo nemenin mama belanja?"Jawaban mama berhasil membuat Rizky bungkam.

"Terus rencana kalian setelah ini apa?" Papa mulai bergabung dalam pembicaraan.

"Hm.. Rizky sih udah punya planning buat pindah ke rumah baru kita, Pa. Tapi ya berhubung masih tahap finishing dan banyak yang harus di atur-atur lagi, kayanya aku sama Anisa bakal sementara tinggal di apartment Pa" jelas Rizky.

Rumah? Kita? Itu artinya aku dan Rizky bakal tinggal terpisah dari Mama Papa kan? Berarti cuma berdua kan?

Itu artinya aku bakal sendirian, dan ada kemungkinan Michelle akan sering dateng nemuin Rizky kan?

Seriously?!! Aku berasa istri simpenan..

"Kalo kamu gimana, nis?" suara Papa langsung membuyarkan fikiranku.

"e..em..aku sih gimana Rizky aja pa" jawabku seadanya, asli deh rasanya pengen langsung lari ke kamar terus tidur. Mataku udah gabisa kompromi lagi. Otak jadi ikutan ngehang bawaanya.

"Trus apa kalian udah ada rencana buat honeymoon gitu? Papa Mama udah gak sabar gendong cucu" Skak! Ucapan papa sukses membuat aku tersedak dan kehilangan nafas. Rizky yang mungkin kaget juga, reflek menepuk-nepuk punggungku.

"Kamu gapapa kan, nis?" Aku hanya mengangguk sambil tersenyum kikuk pada kedua mertuaku yang nampak begitu khawatir. Bagaimana tidak, menantu yang baru dilantiknya sehari hampir mati tersedak karena mendengar pertanyaan mengenai anak. Padahal belum 24Jam penuh, Aku menjadi istri Rizky. Tapi sudah di desak dengan pertanyaan semacam itu?

"Gimana gapapa sih Pa, Ma. Itu Anisa sampe kaget sama pertanyaan papa mama, lagian Anisa juga masih kuliah Pa, belum juga lulus. Ini sekarang papa sama mama udah mau minta cucu aja, Rizky sama Anisa juga belum 24 Jam nikah loh" duh, tumben nih Rizky ngebelain aku.

"Ya kan, namanya juga usaha.. Kali aja kamu tokcer gitu" Lah? Boro-boro tokcer ma, semalem aja aku emosi jiwa karena kelakuan anak mama. 

Tanpa babibu, Rizky langsung menarik lenganku supaya berdiri menyamainya. Mungkin dia mencoba kabur dari situasi yang akan berlanjut lebih panas lagi. Lebih tepatnya, bingung untuk menjawab pertanyaan orangtuanya yang makin akward.

"Rizky mau ke kamar dulu ya ma, pa. Kasian Anisa capek, dia belum tidur semalem. Iya kan nis?" Aku hanya mengangguk pasrah.

Lagi-lagi kedua mertuaku malah saling pandang dan akhirnya tertawa menggelegar sambil menggelengkan kepala. Aku malah jadi bingung.

"Tega juga ya kamu ky, dulu aja kalian ogah-ogahan di jodohin, eh sekarang.. udah nikah mau bobol terus ya. Anisa sampe gak kamu kasih istirahat, kebangetan banget kamu. Hahaha" BUKAN! BUKAN ITU PAAAAH maksudnya, justru menantumu ini gak tidur karena hampir kebablasan karena Anakmu itu.

"Bukan itu pa maksudnya..." Belum sempat aku mengklarifikasi, mama dan papa langsung memotong. Ini juga si Rizky bukannya ikut ngejelasin malah diem aja.

"Udah udah, mending kalian sekarang istirahat. Mama sama Papa juga pernah ngerasain kok, jadi gausah malu gitu sayang.."

Rizky hanya menghela nafas panjang dan langsung menarik lenganku menjauh, sebelum keadaan ini makin salah paham dan kian rumit lagi.

"GOODLUCK YA REQUEST CUCUNYA!!" teriak kedua mertuaku sebelum kami hilang dari atas tangga.

***




unexpected loveWhere stories live. Discover now