"Kau tadi pingsan saat sedang di restaurant. Sekarang bagaimana kalau kau makan dulu baru setelah itu kau minum vitamin yang dianjurkan dokter untukmu," ucap Jalal sambil membantu Jodha untuk bangkit duduk dan menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur.

"Jalal tadi bukannya kau.....,"

"Ssssttt....nanti saja ya dibahasnya. Sekarang yang terpenting aku harus menyuapimu dulu," potong Jalal sambil kemudian mengangkat mangkuk berisi sup krim hangat dan menyuapkannya kemulut Jodha secara perlahan.

Jalal menyuapkan sup tersebut dengan telaten dan hati hati hingga akhirnya Jodha pun bisa menghabiskan semangkuk sup tersebut yang membuat Jalal bisa tersenyum puas melihatnya. Setelah memberikan Jodha vitamin, Jalalpun mulai membuka percakapan.

"Kudengar dari Hana, hari ini kau belum makan sama sekali. Kenapa?" Tanya Jalal dengan suara yang lembut.

"Aku....entahlah. Aku sedang tidak nafsu makan," sahut Jodha pelan.

"Tidak nafsu makan atau karena kau marah padaku soal Seira, hemh?" Tanya Jalal sambil meraih kedua tangan Jodha dan menggenggamnya.

"Dua duanya," jawab Jodha kini memasang tampang yang cemberut.

"Tapi kan Seira sudah menjelaskannya padamu. Maafkan aku,sayang. Ini semua salahku. Aku begitu panik melihatmu jatuh pingsan dalam dekapanku tadi. Kumohon maafkan aku," lanjut Jalal sambil mengecup jari jemari Jodha berkali kali.

"Kau jahat, Jalal! Kau membiarkanku khawatir saat mencarimu di restaurant tadi," ucap Jodha kesal sambil meninju dada Jalal pelan.

"I'm sorry, love. Ini semua rencanaku dan juga Seira," Jalal mengaku pada Jodha.

"Seira? Maksudnya?" Tanya Jodha kembali heran mengapa Jalal menyebut nama Seira.

"Kejutan yang Seira maksud padamu itu adalah kejutan lamaranku malam ini padamu, sayang. Dia dan orangtuanya membantuku menyiapkan ini semua. Restaurant dan lain sebagainya merekalah yang mengaturnya," ucap Jalal membuat Jodha kembali terkejut. Dirinya sangat malu saat dengan kesalnya ia mencurigai Seira dan Jalal ada main dibelakangnya.

"Jadi mereka yang membantumu membuat surprise ini?" Tanya Jodha meyakinkan.

"Benar, Jo. Tapi surprise nya kurang sempurna karena kau pingsan akibat kesalahanku," lanjut Jalal menunduk menyesali perbuatannya. Seketika Jodha mengusap pipi Jalal dan menggelengkan kepalanya menandakan bahwa ia tidak menyalahkan Jalal.

"Aku tidak apa apa kok," sahut Jodha kembali menampakkan senyum gulalinya.

"So, will you marry me Jodha Alleandra?" Tanya Jalal tiba tiba sambil menyerahkan kembali kotak kecil berisi cincin berlian yang tadi sempat diperlihatkannya pada Jodha.

"Jalal, ini......,"

"Just answer my question, love," bisik Jalal dengan mesra ditelinga Jodha.

"Yes, i will mr.stuntmant," jawab Jodha mantap.

"I love you, Jo," ucap Jalal sambil memasukkan cincin lamaran tersebut ke jari manis Jodha.

"I love you too, Jalal," balas Jodha dengan mata berkaca kaca memperhatikan cincin tersebut yang bertengger indah di jari manisnya.

Mereka kemudian saling berciuman dengan lembut dan romantis diiringi suara debur ombak yang terdengar dari kamar Jodha saat ini. Setelah puas saling memagut, merekapun melepaskan tautan bibir mereka kemudian saling tertawa bahagia dan saling berpelukan dengan mesranya.

"Tidur dan beristirahatlah, cantik. Bersiaplah untuk pemotretan prewedding kita besok," ucap Jalal melepaskan dekapannya ditubuh Jodha. Mendengar kata kata Jalal, Jodhapun membelalakan matanya karena terkejut.

The Princess ActWhere stories live. Discover now