Tanpa ragu ia menekan tombol dial. Ia tersenyum-senyum saat mendengar nada sambung berdering. Ini pertama kali baginya memegang ponsel layaknya manusia normal. Karena terlalu gugup, ia langsung mematikan ponselnya dan mencampakkannya ke kasur saat mendengar suara berat setelah nada itu berakhir.

Rosa berlari kecil menuju pintu ketika mendengar belnya berbunyi. Ia melihat Neva sedang berdiri menunggunya di luar. Neva langsung mendorong pintu yang masih setengah terbuka.

"Bagaimana? Kau sudah menghubunginya, kan?"

Rosa memelintir ujung bajunya dengan wajah terunduk lesu. "Tiba-tiba saja aku tidak punya keberanian." Sejujurnya, aku gugup ketika mendengar suara yang sangat lembut dan semerdu suara Max. Lanjutnya dalam hati.

"Kau ini kebanyakan takutnya!" Geramnya. Neva mengambil ponsel yang digenggam Rosa, lalu ia mencari nomor panggilan terakhir. Ketika Neva menemukannya, ia langsung memencet tombol dial.

Rosa berdiri kaku ditempatnya menunggu jawaban dari Max.

"Kenapa?" Tanya Rosa langsung.

"Dia mematikan ponselnya." Pandangan Neva terkunci pada sebuah kartu nama di atas kasur. Ia mengambilnya, lalu membaca nama yang tertera di kartu nama itu.

"Maxime Moise?" Nama yang sangat familiar ditelinganya. Neva mengatup bibirnya sesaat ia mengetahui sesuatu yang sama dengan nama belakang pria itu. Saat itu dibenaknya langsung muncul sebuah perusahaan raksasa bernama Moise Group.

Neva membuka situs internet dan langsung mengetik nama Maxime Moise di mesin pencarian. Ia menunjukkan foto hasil pencariannya di internet pada Rosa. "Apakah dia orangnya?"

Rosa mencondongkan wajahnya lebih dekat. "Benar! Darimana kau mendapatkannya?"

Mata neva melebar. Bagaimana mungkin seorang Rosa yang berwarga negara Perancis tidak tahu keluarga yang sangat kaya raya itu.

"Apakah dia seorang artis terkenal?"

"Kau sungguh tidak mengetahuinya?"

"Sungguh. Memangnya dia itu siapa sih? Calon pewaris takhta?"

Neva tersenyum tak percaya. "Kau orang paling polos dan paling beruntung seantero Paris, Rosa."

Rosa mengangkat sebelah alisnya. Saat ia ingin bertanya, lengannya sudah dicengkram erat. "Aku ingin membawamu ke suatu tempat. Dan saat kita tiba, kau akan tahu betapa hebatnya temanmu itu."

***

Rosa mendongak untuk melihat tulisan indah yang terukir di bangunan yang sangat cantik dan megah itu. Galeries Moise. Department store termewah di dunia dan lembaga mode Paris.

Neva membawa Rosa masuk kedalam. Pandangannya langsung tertuju pada arsitektur yang sangat mengagumkan. Neva langsung mengeluarkan kameranya dan memotret interior yang sangat indah. Spot-spot pendek diantara barang-barang dagangan menjadi rebutan pengunjung untuk memotret kubah Moise.

Rosa sangat terpesona melihat indahnya sebuah kubah kaca berhias lukisan warna-warni. Pilar-pilar menyangga kubah. Di antara dua pilar, terbentuk lekukan mirip busur-busur besar. Cantik sekali. Meskipun sangat indah, tetap saja negerinya jauh lebih dari kata indah.

"Kau tahu siapa pemiliknya?" bisik Neva.

Rosa menoleh sambil berusaha menebak. "Apakah...Max pemiliknya?"

Neva menceritakan seluk-beluk keluarga Max sambil mengelilingi Mal megah itu. "Maxime Moise adalah anak dari pasangan Aloys Moise dan Belle Dominique. Dia diangkat sebagai CEO ketika usianya 27 tahun. Saat dirinya menjabat sebagai CEO, ia berhasil membawa perusahaannya di puncak teratas.

ROSANGELYNZWhere stories live. Discover now