27

6.9K 310 11
                                    

Jangan lupa ramein "Qween Ken" yaaa

Happy reading

~

***

"Iya, aku mau kamu pakai itu Prill, itu sebagai tanda aku melamar kamu" ucapan itu akhirnya lolos sudah dari bibir Ali membuat Prilly kehabisan kata-kata

"Mungkin ini terlalu cepet untuk kamu, tapi jujur, aku takut kehilangan kamu lagi, aku bener-bener takut kalo aku di duluin sama cowok lain lagi kaya waktu itu. Dan disini, dimalam ini, aku janji aku akan terus jaga kamu sampai akhir nafas hidup aku. Aku janji sampai kapan pun, aku gak akan lagi ngelakuin hal konyol kaya kemarin yang berpotensi untuk bikin kamu tinggalin aku, dan aku janji akan selalu percaya sama kamu, sama seperti kamu yang selalu percaya sama aku" jeda sejenak, Ali menghirup udara banyak-banyak

"Please, jadi seseorang yang berarti untuk hidup aku selamanya, dan jadi Ibu untuk anak-anak aku kelak. Aku gak butuh lagi status pacaran, aku mau kita kejenjang yang lebih serius lagi. Jadi-" jeda lagi, kali ini Ali benar-benar harus menyiapkan oksigen banyak sebelum menyelesaikan kalimat terakhirnya

"Prill, will you marry me?" Akhirnya semua ucapan itu berhasil diungkapkan oleh Ali, dengan tulus menggenggam tangan Prilly dengan lembut, dan tak lupa matanya yang sudah mulai berkaca-kaca karna haru

Air mata kini telah membanjiri wajah cantik Prilly yang sedang membisu didepan Ali, perasaan senang, sedih, bingung semuanya menjadi satu dalam benaknya. Entah lah apa yang harus di katakannya saat ini, hatinya sudah mulai tak menentu. Ali masih berdiri dihadapan nya dengan sabar menunggu jawaban gadis pencuri hatinya itu, dengan perasaan yang tak dapat diartikan lagi.

Terima...

Terima...

Terima...

Suasana pun semakin ramai dengan suara tepuk tangan serta sorak sorai dari para sahabat dan keluarga, memecahkan keheningan diantara mereka, membuat Prilly membelalakkan matanya tak percaya, air matanya semakin deras membasahi wajahnya tanpa henti.

"Semua ini sukses buat aku terkejut, mulai dari sureprize nya, sampai cara kamu lamar aku, dan akhirnya kalian semua nampakkin diri kalian di depan aku. Aku hargain semua usaha kamu Li, terima kasih. Tapi maaf-" ucapannya terpotong dengan kata maaf, membuat semua yang ada disana memasang raut wajah kecewa, dan Ali yang sudah paham dengan kalimat itu akhirnya meneteskan setitik air matanya, Ali benar-benar harus siap jika Prilly menolaknya, lagi pula siapa yang mau menerimanya setelah perbuatan gilanya kemarin?

"Maaf banget Li, maaf ak-" ucapan Prilly pun di potong oleh Ali

"Iya aku tau Prill kamu pasti gak mau, harusnya aku sadar sama semua kesalahan aku kemarin-kemarin ke kamu, cara aku bohongin kamu, cara aku jauhin kamu, dan cara aku bentak kamu. Harusnya aku gak selancang ini lamar kamu, apalagi didepan mereka semua. Aku minta maaf, kamu gak perlu lanjutin kata-kata kamu lagi, dan untuk cincin itu, kamu buang aja, aku gak mau cincin itu dipakai sama siapa pun selain kamu" ucap Ali lemah, semua yang berada disana pun ikut terbawa suasana, mereka pun ikut meneteskan air mata seolah mereka merasakan apa yang Ali rasakan saat ini

"Jangan potong ucapan aku Li, aku belum selesai bicara" protes Prilly

"Maaf, tapi aku udah tau jawaban kamu Prill. Aku gak mau denger kata-kata penolakan itu keluar langsung dari mulut kamu, cukup biar aku tau sendiri" jawab Ali lirih

"Tapi aku mau jawab kalo aku mau terima lamaran kamu Li, egois banget sih!" ucap Prilly tegas berbarengan dengan tetesan air matanya

Ali pun membelalakkan mata tak percaya dengan ucapan Prilly, raut kekecewaan diwajahnya pun seketika menghilang, yang ada hanya raut bahagia diwajah tampannya kini. Segera ditariknya tubuh mungil Prilly dalam dekapannya.

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang