23

6.4K 349 13
                                    

Lelah dibadan selama perjalanan dari Bandung menuju Jakarta sangat menyiksa Prilly dan Mila, seolah tersadar jika sudah dua hari Prilly tak bertemu dengan Ali.

'Bagaimana keadaannya?'
'Apa Ali sadar jika dua hari ini aku tak ada disana?'

Dan masih banyak lagi yang Prilly fikirkan tentang Ali, seolah kepergiannya akan dicari oleh Ali, namun semenit kemudian Prilly tersadar jika Ali lah yang menginginkan Prilly untuk pergi dan menjauh darinya, Prilly tersenyum kecut mengingat itu.

Sepertinya Prilly memang harus benar-benar menjauhi Ali seperti yang diminta oleh nya dan Prilly harus bisa, mungkin Prilly harus pindah kampus? Atau bahkan pindah dari kota ini? Atau Negara ini? Ya mungkin itu yang harus Prilly lakukan agar semua yang berhubungan dengan Ali bisa dengan mudah dia lupakan.

Tekatnya bulat lima hari lagi setelah orang tuanya pulang Prilly berencana akan bilang ini pada mereka, masalah Mila dia pasti akan mengerti, karena jika Prilly mengajak pun percuma, Mila pasti menolaknya.

Prilly merebahkan badannya di tempat tidur besar itu, berharap fikirannya bisa tenang, matanyan melirik pintu kamar mandi yang terbuka, memperlihatkan sosok Mila yang keluar dari dalam sana.

"Kamu gak mandi dulu Prill?" Pertanyaan itu membuat Prilly menatapnya malas

"Gak deh aku capek udah gak kuat bangun lagi, aku mau tidur aja, mandinya malam aja sebelum makan nanti" jawab Prilly dengan mata terpejam dan Mila berdeham, lalu setelah itu Prilly sudah tak ingat apa-apa lagi karna Prilly sudah menginjak alam bawah sadarnya

***

Pagi itu Ali bangun dengan wajah lesunya seolah tak bersemangat untuk melewati harinya, bagaimana tidak Ali bahkan tak bisa tidur semalaman karna memikirkan Prilly yang sudah tak dilihatnya selama dua hari ini, biasanya Prilly selalu sibuk mengiriminya pesan ketika dia tak bisa bersama Ali, dan sekarang Ali merasa jika dia sudah kehilangan Prilly sekarang.

Ali melangkahkan kakinya dengan malas menuju kamar mandi, setelah selesai mandi dan rapih dengan pakaiannya Ali segera menuntun kakinya ke bawah untuk sarapan. Terlihat sang Mama memancarkan senyumnya ke arah Ali, sementara Ali membalas senyum nya dengan muka lesu, sebelum Mamanya membuka mulut dan bertanya, Ali segera membuka mulutnya terlebih dahulu.

"Pagi juga Ma, tenang aja Ali gak papa kok, cuma mungkin kecapean aja soalnya akhir-akhir ini tugas kuliah banyak banget, makanya muka Ali kaya orang males hidup" ucapnya dengan tawa kecil, dan sang Mama tertawa mendengar penjelasan itu sambil memanggutkan kepalanya

Ali pun segera makan dengan Mamanya tak butuh waktu lama untuknya menghabiskan semua makanan itu, Ali pun segera pamit untuk berangkat kuliah, dan dengan harapan gadis itu masuk hari ini karna Ali benar-benar kehilangan nya dan merasa bersalah atas bentakan yang Ali layang kan kepada Prilly waktu itu.

"Ma Ali berangkat ya assalammualaikum" pamitnya pada Mama dengan mencium pipi serta tangan nya

"Iya Li hati-hati, salam ke Prilly ya dari Mama bilang kalo Mama kangen dia" ucapan Resi berhasil membuat Ali diam terpaku, dan segera Ali meng-iyakan pesan Mamanya itu walau dengan ogah-ogahan

"Jangan gitu Li, Mama takut kamu akan merasa kehilangan dia nanti setelah ingatan kamu itu kembali, karna sikap kamu terhadap Prilly sama sekali gak benar" lagi-lagi nasihat itu keluar mulus dari sang Mama, Ali menatapnya dengan senyum dan segera berlalu menuju mobilnya dan berangkat ke kampus

Apa Ali salah membentaknya waktu itu? Tapi Ali sangat kesal sekali dengan sikap Prilly yang mencoba memaksanya, Ali hanya tak ingin mengingat hal yang sudah tak ingin untuk dia ingat lagi, karna menurutnya itu sama sekali tak penting.

Sahabat Jadi CintaWhere stories live. Discover now