15

6.4K 349 4
                                    

Ali yang kini sedang berada di dalam kamar bukan tak mendengar suara berisik Prilly di bawah dengan seseorang yang Ali dengar dari suaranya jika dia seorang wanita, dan jika Ali tak salah mendengar wanita itu bernama Mila, Prilly pernah menceritakan nya pada Ali waktu itu jika Mila adalah sahabatnya sedari kecil.

Ali meregangkang otot-ototnya sejenak sebelum akhirnya bangun dan bergegas mandi, lalu setelah mandi barulah dia akan menghampiri Prilly dan Mila dibawah. Setelah rapih dengan pakaian santai nya Ali segera turun ke meja makan, di lihatnya disana sudah ada dua orang wanita cantik yang sedang asik berbicara, tapi tetap saja bagi Ali lebih cantik pujaan hatinya itu.

"Morning Li" sapa Prilly yang akhirnya sadar dengan kehadiran Ali, Ali hanya membalasnya dengan seulas senyuman

"Oh iya kenalin Li ini sahabat aku yang waktu itu pernah aku ceritain sama kamu" Ali melirik Prilly dan berlalu melirik ke arah Mila, Ali mengulurkan tangannya dan Mila segera menerima jabatan tangan itu

"Ali" ucapnya

"Mila" Cukup lama mereka berjabat tangan, sampai akhirnya Ali menyudahi karna mendengar Prilly yang berdeham

"Udah kali kenalannya lama banget, udah laper nih"

"Ya elah Prill cemburu kamu?" Ejek Mila pada Prilly yang malah membuat Prilly salah tingkah

"Apaan sih, cemburu apaan coba, gak mungkin lah" Ali dan Mila sontak terbahak melihat respon Prilly

"Udah Mil jangan diledekin, kasian nanti dia nangis kan aku gak ada persiapan balon untuk dia" Prilly melirik Ali dengan tatapan tajamnya dan akhirnya...

"A....LI.........." suara teriakan Prilly benar-benar memenuhi suasana makan mereka pagi itu, Ali dan Mila hanya tertawa melihatnya

Sekarang mereka bertiga sedang asik menonton film horor yang sejujurnya Prilly sendiri takut, tapi berhubung hari masih siang nyalinya masih ada walaupun sedikit.

Prilly melirik ke kanannya yang nampak Ali sedang asik memperhatikan film, dan matanya kembali melirik sebelah kirinya nampak Mila sedang serius menonton, akhirnya Prilly kembali memfokuskan matanya pada layar yang ada di depan sana, sambil sesekali memejamkan matanya jika tiba-tiba hantunya datang.

Tiba-tiba saja muncul ide iseng Ali untuk mengagetkan Prilly, karna sedari tadi Ali lihat pun Prilly nampak menikmati filmnya walaupun sambil menutup mata, lalu membuka matanya lagi.

"Duarrrrr!!" Teriak Ali disela serius nya Prilly dan Mila menonton membuat mereka berdua menjerit sejadi-jadinya, Mila sontak saja melipat kaki sambil menutup mata dengan kedua tangannya sambil menjerit-jerit, begitu juga dengan Prilly yang teriakannya paling kuat dibanding Mila, tapi dia tak mengikuti gaya Mila, melainkan menutup matanya sambil memeluk tubuh Ali. Jantung Ali melaju dengan kencang saat itu juga, tapi Ali ya tetap Ali yang pasti akan tetap memasang gaya stay cool walaupun sebenarnya dia sendiri sudah tak kuat menahan debaran di dadanya, tapi ketika Ali melihat kekonyolan mereka segera saja Ali tertawa terbahak-bahak, membuat Prilly dan Mila dengan cepat menengok ke arah wajahnya lalu berteriak kesal.

"Ali! Gak lucu tau gak!" Kesal Prilly

"Kamu tau gak kalo kamu hampir buat jantung aku sama Prilly lepas!" Omel Mila tak kalah kesal dengan Prilly

"Hehe maaf deh maaf" Ali hanya cengir kuda kearah mereka, lalu mereka melempar Ali dengan bantalan sofa

"Aduh ampun dong ampun keroyokan nih gak adil" omel Ali pada mereka berdua

"Ini balasan buat kamu Li karna udah buat aku kaget!" Sekali lagi Prilly melempar bantalnya ke arah Ali

"Ya maaf Prill Mil, habisnya kalian serius banget sih nonton nya, aku kan jadi gereget liat pipi kalian yang chubby itu" jelas Ali sambil tertawa tanpa dosa, Prilly dan Mila pun hanya tersenyum jail kerah Ali, membuat perasaan Ali jadi tak enak, akhirnya..

"Serbu!!!" teriak mereka bersamaan ke arah Ali, sekarang Ali harus ikhlas jika mereka membalas perbuatan Ali tadi dengan jiwiran kuping dan cubitan di pipinya

***

Malam kembali datang, Prilly melangkahkan kakinya di balkon kamar miliknya, hampir saja Prilly melupakan kebiasaannya memandang langit malam, lupa akan kebiasaannya bercerita dengan bintang yang paling terang yang selama ini selalu dia anggap kalau itu Dava, cinta pertamanya.

"Hai Dav, apa kabar? Sudah lama banget ya aku gak pernah perhatiin kamu lagi diatas sana. Dav aku kangen deh sama kamu, maaf ya aku belum bisa tengokin kamu soalnya aku belum ke Bandung. Oh iya Dav sebenernya aku penasaran deh laki-laki kaya gimana lagi ya yang bisa gantiin kamu dihati aku? Siapa ya yang kamu kirimin ke aku untuk jagain aku setelah kamu pergi? Apa Dion Dav? Atau malah Ali? Tapi Ali sahabat aku kan Dav sudah pasti dong dia jagain aku. Dav aku kepengen banget liat kamu"

Tanpa Prilly sadari air matanya kini telah jatuh membasahi wajahnya, dan demi apapun Prilly sangat merindukan Dava, rindu akan semua hal yang selalu dia berikan untuk membuatnya nyaman, walaupun saat ini ada Ali yang selalu setia menemani Prilly kemana dan kapan saja, tapi tetap, status nya Ali hanya sahabat bukan kekasih.

Prilly kembali mengingat kenangannya bersama Dava dulu, obrolan-obrolannya juga senda guraunya.

"Sayang inget ya jangan sekali-kali kamu tinggalin aku buat perempuan lain"

"Tenang aja sayang, hati aku sudah dipenuhin sama nama Prilly Latuconsina, gak ada yang lain lagi kok"

"Yakin? Kalau kamu ingkar janji apa hukuman nya?"

"Kamu boleh cium aku sepuasnya" Dava hanya cengir kuda

"Ih itu sih mau nya kamu, aku serius ya sayang, pokoknya kalo kamu tinggalin aku karna perempuan lain, selamanya aku gak akan mau kenal kamu lagi"

"Iya sayang kamu tenang aja aku gak akan ingkar janji, karna selamanya hati aku, cinta aku, sayang aku, perasaan aku cuma ada untuk kamu. Kamu selamanya akan jadi perempuan terakhir di hidup aku, sampe takdir dan maut yang misahin kita" Dava memeluk Prilly

"Aku sayang kamu Dava Alvaro" Prilly memeluk Dava dengan erat

"Aku lebih sayang sama kamu Prilly" Dava membalas pelukan nya tak kalah erat

"Kamu tau?"

"Apa?"

"Saat kamu peluk aku gini semua rasa yang selalu buat aku takut tiba-tiba ilang gitu aja, semuanya jadi nyaman. Jangan pernah kasih pelukan kamu ini sama orang lain selain aku sama mama kamu ya?"

"Iya pelukan ini selamanya buat kamu, tanpa embel-embel perempuan lain sayang"

Tak terasa air mata menetes diwajahnya, suara isakannya kini terdengar sangat parau.

"Kamu selalu tepatin janji kamu Dav, aku beruntung pernah milikin kamu, kamu gak pernah ingkarin janji kamu, kamu buktiin sama aku kalau perempuan terakhir di hidup kamu adalah aku, kamu juga gak tinggalin aku karna perempuan lain, tapi karna takdir dan maut"
Perlahan ada suara langkah kaki yang mendekati Prilly, lalu memegang bahunya, saat itu juga tangisnya semakin kencang.

***

Revisi 18agustus2020

2015

Sahabat Jadi CintaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin