6

9.6K 303 0
                                    

Bersahabat lama sejak Prilly menjadi anak baru di sekolahnya, Ali dan Prilly pun saling mengenal kepribadian masing-masing, Prilly tau apa hal yang disuka dan tak di suka oleh Ali, sebaliknya dengan Ali yang tau semua tentang Prilly, kecuali masalalu nya yang masih dirahasiakan.

Seminggu lagi hasil kelulusan Ali dan Prilly pun keluar, mereka pun berencana untuk mendaftar di Universitas yang sama dengan Fakultas yang sama yaitu Bisnis, ya sesuai juga dengan apa yang di inginkan oleh kedua orang tua mereka masing-masing.

Hubungan Cika dan Prilly masih sama seperti terakhir mereka bertengkar, walaupun sekarang Cika tak seantusias dulu kepada Ali, hatinya sedikit tergerak untuk menyadari seberapa besar usahanya mendekati Ali, Ali tetap tak akan menoleh kepadanya, apalagi Cika dapat melihat jika Ali menyukai Prilly, bukan hanya Ali, Prilly pun sama, namun status mereka seolah menjadi penghalang.

Hasil ujian mereka yang menentukan lulus atau tidaknya sekarang ada ditangan masing-masing para siswa. Lapangan yang kini dipenuhi para siswa-siswi pun serempak ramai dengan sorak-sorai tawa bahagia dari mereka yang seratus persen lulus semua, murid pilihan yang mendapat nilai paling tinggi pun di sebutkan namanya, Prilly dan Ali menjadi murid dengan tingkat paling tinggi dengan nilai yang sama besarnya.

"Murid yang memiliki nilai tertinggi ada dua orang dengan nilai yang sama. Mereka adalah Aliando Syarief dan Prilly Latuconsina" ucap Kepala Sekolah diiringi tepuk tangan para siswa-siswi lainnya

"Ali kita dapat nilai tertinggi, aku bangga Ali, benar-benar bangga" Prilly memeluk Ali yang dibalas tak kalah erat oleh Ali

"Iya Prill, aku juga gak nyangka banget" seolah tersadar dengan posisi mereka masing-masing, dengan malu nya Ali dan Prilly melepaskan pelukan eratnya

"Sorry Prill aku refleks" ucap Ali canggung dengan degub jantung yang mulai tak beraturan namun ia mencoba menetralkan nya

"Iya aku juga minta maaf, aku juga refleks sangking gembiranya" muka Prilly kini memerah menahan malu, jantung nya kini berdegup tak beraturan, Prilly pun memalingkan wajahnya dari Ali

***

Di dalam kamar, kamar yang penuh dengan pernak pernik doraemon, seorang gadis imut duduk di balkon kamarnya menatap ke arah bintang dengan sesekali tersenyum bahagia memperlihatkan wajah imutnya

"Baru kali ini setelah berbulan lamanya aku berteman dengan Ali perasaan ini begitu beda, ada apa sebenarnya? Selama ini sosok orang lain, tepat nya pria yang pernah aku peluk cuma kamu Dav, tapi siang tadi aku reflek peluk Ali. Sebetulnya gak ada masalah kalo aku tanpa sengaja peluk dia, tapi perasaan ini, hati ini juga sangat beda menyikapinya. Jantung ini berdegup kencang seperti pertama kali kamu nyatain perasaan kamu ke aku, bahkan ini lebih kencang dari detakan aku sama kamu. Aku bingung Dav, apa terjadi sama hati ini? Apa mungkin aku mulai suka dengan Ali? Tapi itu sama sekali gak mungkin, aku sama Ali hanya sebatas sahabat. Dav aku bingung sekarang dengan perasaan aku saat ini" curhat Prilly dengan menatap bintang yang paling terang dilangit sana

Sementara di balkon kamar lain, sosok pria yang tak lain adalah Ali sedang duduk dengan memegang gitar kesayangan nya, mata nya jauh menerawang kejadian siang tadi di sekolah

"Kenapa sama hati ini? Kenapa perasaan ini tiba-tiba beda waktu Prilly peluk gue? Apa mungkin gue jatuh cinta sama dia? Tapi gak mungkin, apalagi kalo inget gue sama Prilly cuma sebatas sahabat doang. Lagian mana mungkin Prilly bisa cinta sama gue yang dia bener-bener anggep sebagai sahabatnya. Tapi perasaan gue tiba-tiba jadi pengen yang lebih dari sekedar sahabat, salah gak sih gue?" Ali berbicara sendiri di balkon kamarnya, sambil memainkan gitar nya, menyanyikan lagu yang pas dengan perasaan nya saat ini. Lagu Yovi and Nuno yang berjudul Inginku Bukan Hanya Jadi Temanmu menjadi lagu pilihan nya

Selesai memainkan gitar nya serta menyanyikan lagunya Ali pun kembali menuju tempat tidurnya, dengan senyum tak jelas mengingat lagu yang baru saja dibawakan nya yang dia anggap sebagai ungkapan hatinya

"Itu gak mungkin terjadi dalam hidup lo Ali, mana mungkin seorang Prilly bisa jatuh cinta sama lo yang sudah dia anggep sebagai saudara nya sendiri, please jangan bodoh deh lo" gumamnya setengah terkekeh


***

Pagi datang begitu cepat untuk Ali dan Prilly, pasalnya mereka baru saja tertidur setelah shalat subuh tadi, ya masalahnya hanya karna memikirkan pelukan kemarin siang.

"Sebentar lagi Ali pasti dateng nih ngejemput buat daftar kuliah, astaga mata aku masih ngantuk banget ini" gerutu Prilly dengan kantuk nya yang menurutnya sangat menyiksa

Sementara di tempat lain Ali pun sedang mengutuk dirinya sendiri apabila ketika dirinya sampai dirumah Prilly, tapi Prilly malah ngomel-ngomel karna sekarang dirinya sudah pasti telat menjemput

"Ma, Ali berangkat ya Ma buru-buru nih udah telat" Ali mengambil roti tawar dengan sangat terburu-buru

"Ali jangan buru-buru gitu dong, duduk dulu sini makan yang santai nanti kamu kesedak loh" jelas Mama pada anak semata wayangnya itu

"Ali buru-buru Ma, Ali udh janji sama Prilly mau jemput dia jam tujuh buat berangkat daftar kuliah hari ini, tapi sekarang Ali kayanya telat jadi Ali buru-buru ya Ma, asalammualaikum" pamit Ali pada Mama nya sambil mencium tangan dan pipi Mama nya

Sementara kegaduhan terlihat di dalam kamar Prilly yang sedang sibuk mencari sepatu serta tasnya yang kemarin ia lupa taruh dimana

"Ya ampun mana sih ini sepatu sama tas" rengek Prilly setengah kesal, sang Bunda yang tak sengaja melewati kamar putri nya pun melihat ke arah kamar Prilly yang terbuka lebar menampakan anaknya yang sedang bingung

"Sayang kamu kenapa?" Tanya Bunda Uli bingung

"Bun aku cari tas sama sepatu aku yang warna nya pink semua itu loh Bun yg kemarin aku pakai" Prilly nampak panik, panik juga apabila Ali tiba-tiba datang disaat dirinya belum siap seperti ini

"Pakai yang ada aja dulu sayang nanti dicari lagi" saran Bunda kepada anaknya

"Gk! Aku mau yang itu Bunda.." rengek manja Prilly dengan Bunda nya yang membuat Bunda nya tertawa

"Tuh sepatu sama tas nya ada di ruang tv sayang, kemarin Bi Inah yang beresin mau taruh dikamar kamu tapi bunda larang biar kamu panik sendiri saat tiba-tiba Ali datang jemput kamu" tawa pun pecah dari mulut sang Bunda

"Ih Bunda" Prilly pun segera menuju ruang tv, tapi mobil Ali datang tiba-tiba membuat Prilly panik

Terdengar suara bel berbunyi dan suara salam dari luar

"Iya Ali bentar" teriak Prilly dari dalam

"Hey kamu belum siap?" Ucap Ali yang melihat Prilly belum memakai sepatunya

"Hehe tinggal pake sepatu aja kok Li" Prilly menyeringai menatap Ali

"Yasudah buruan yuk mana sepatunya?" Tanya Ali

"Ini" Prilly menunjukan sepatunya ke arah Ali

"Yasudah sini aku yang pakein" Ali mengambil sepatu itu dari tangan Prilly dan memakaikan nya ke kaki Prilly

"Gak usah Li aku bisa sendiri kok" Prilly meraih sepatunya dari tangan Ali tanpa sengaja memegang tangan Ali

Deg.. Deg.. Deg..

Degupan kencang jantung mereka sama-sama kuat, membuat mereka salah tingkah. Ini bukan yang pertama kali mereka saling pegang tangan, justru untuk yang kesekian kalinya, tapi semenjak adegan pelukan kemarin mereka jadi salah tingkah.

"Eh sorry Li" Prilly melepas tangan nya dari tangan Ali membuang jauh-jauh muka nya dari wajah Ali dan membiarkan Ali memakaikan sepatunya

"Gak apa-apa Prill" Ali sekuat tenaga menahan degub jantungnya dan menetralkan wajahnya didepan Prilly

Mereka pun berangkat bersama setelah berpamitan

***

Revisi full tgl 17agustus2020

2015

Sahabat Jadi CintaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt