24

6.2K 341 10
                                    

Ali merebahkan tubuhnya perlahan di atas kasur empuknya sambil mengingat ucapan terakhir Prilly sebelum dia turun dari mobil milik Ali saat dia mengantar Prilly pulang.

"Ini yang terakhir kali kamu anter aku Li, ini juga terakhir kalinya aku ganggu dan ngerepotin kamu, setelah ini aku janji, aku gak akan nampakin wajah aku di depan kamu lagi. Makasih tumpangan hari ini, makasih juga sudah anter aku sampe ke rumah"

Ali jadi di rundung rasa bersalah dengan Prilly karna membentak nya waktu itu, jika tau akan jadi seperti ini mungkin Ali tak akan berucap demikian dengannya, Ali benar-benar telah menyesal.

Ali memejamkan matanya perlahan berharap pagi segera datang, dan dia telah bertekat untuk menemui Prilly dan berterus terang padanya tentang sesuatu yang telah dia tutupi akhir-akhir ini.

Sementara di tempat lain, di dalam kamar rumah milik Prilly, Mila mendapati sahabatnya itu telah melamun diatas ranjangnya dengan tatapan yang tengah menatap penuh rindu ke fotonya bersama Ali.

"Prill kamu belum tidur?" Suara Mila sontak mengagetkan Prilly yang sedang melamun diatas tempat tidurnya menatap ke foto nya bersama Ali

"Belum bisa tidur Mil" jawabnya lemas

"Kalau kamu gak yakin untuk pergi dan ninggalin Ali, mending di batalin aja Prill, aku juga belum rela ditinggal jauh sama kamu" Prilly dapat melihat dengan jelas sekali wajah Mila yang berubah murung

"Aku sudah yakin Mil aku memang harus pergi, aku harus lupain Ali aku mau dia bahagia tanpa aku yang selalu ganggu hidupnya Mil" air mata lolos dari matanya menetes di wajahnya dengan sempurna dan Mila langsung mendekap Prilly dalam peluk nya

"Kamu kebahagiaan Ali Prill, kamu gak sadar? Kamu itu kekuatan Ali untuk tetap bertahan hidup saat Ali koma, bahkan saat Ali hampir meninggal waktu itu. Cuma waktu aja Prill yang belum tepat nentuin semuanya" Mila masih saja memberinya semangat sesekali membujuk Prilly agar dia tak jadi pergi, tapi keinginan Prilly sudah bulat, dia tetap harus pergi

"Mil kamu tidur aja deh ini sudah malem, besok kamu harus kuliah pagi kan? Gak usah fikirin aku, aku kan besok sudah gak masuk kuliah lagi" Prilly mulai besok memang sudah tak masuk kuliah, dan besok dia harus packing barang-barangnya yang akan dia bawa ke Paris karna lusa dia sudah harus berangkat

"Kamu juga tidur ya?" Ajak Mila pada Prilly dan Prilly menggeleng cepat

"Aku mau sapa Dava Mil, kamu tidur duluan aja, aku gak lama kok" jawabnya

"Oke deh aku tidur duluan kamu gak usah lama-lama, udara malem gak baik" Prilly pun mengangguk paham, lalu membawa kakinya melangkah ke arah balkon kamarnya untuk menyapa Dava sebentar

"Hay Dav? Lusa aku jadi pergi ke Paris, dan kaya nya butuh waktu bertahun-tahun untuk aku gak tengokin kamu disini" ujarnya sambil menatap bintang yang paling terang diatas sana

"Dav kalo aku boleh jujur sebenernya aku gak mau pergi ke Negara orang, aku mau tetep disini, tapi kalo aku inget sama Ali hati aku jadi sakit. Mungkin memang bener ya Dav bukan dia yang tepat untuk gantiin kamu di hati aku" tanpa Prilly sadari air mata pun menetes diwajahnya tanpa permisi

"Dav aku terlalu sayang sama dia, apa gak bisa kalo dia yang jadi pengganti kamu untuk aku? Cuma dia yang aku mau, kenapa takdir gak adil untuk aku? Setelah aku kehilangan kamu, kenapa sekarang aku harus kehilangan Ali, orang yang sudah buat aku bangkit setelah lama terpuruk karna ditinggal sama kamu? Apa aku gak boleh ngerasain yang namanya bahagia? Kenapa hidup aku sejelek ini Dav? Kalo aja Ali tau betapa berartinya dia untuk hidup aku setelah kamu tinggalin aku Dav" Prilly terisak cukup kuat dan lama disana

"Dateng ke mimpi aku ya Dav? Kasih tau aku semua yang harus aku lakuin setelah ini, aku mohon dateng ke mimpi aku, aku rindu kamu" ucap Prilly lirih dan di usapnya air mata yang masih deras mengalir di pipi gembilnya, Prilly pun beranjak menuju tempat tidur melihat Mila yang sudah pulas di bawah selimutnya, lantas Prilly ikut memejamkan matanya, tanpa Prilly tau saat dia telah memejamkan mata Mila kembali membuka matanya dan meneteskan air mata sambil memandang wajah sahabatnya

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang