22

6.3K 358 5
                                    

Mila yang baru saja pulang di antar dengan Kevin langsung melangkah masuk hendak kedalam kamar, baru saja hendak menarik knop pintu telinganya mendengar ada suara tangisan dari dalam kamar, fikirannya langsung tertuju kepada Prilly, apa Prilly yang sedang menangis di dalam sana? Fikirnya.

Perlahan dibuka pintu kamar itu, Mila mengarahkan padangannya ke tempat tidur berukuran besar itu, ternyata benar Prilly lah yang sedang menangis. Rasa penasarannya semakin menjadi, akhirnya Mila mendekatkan tubuhnya pada Prilly.

"Prill kamu kenapa nangis?" Tanya Mila pada Prilly yang kini pundaknya tengah bergetar hebat karna menangis

"Mila..." jawabnya sambil berlari kedalam pelukkan Mila

"Iya ini aku, kamu kenapa? Cerita sama aku Prill" desak Mila pelan padanya

"Ali jahat Mil sama aku" ucap nya dengan nada bergetar

"Ali lakuin apa sama kamu Prill?" Mila mendadak kesal, karena ini bukan kali pertamanya Mila menemukan Prilly menangis

"Ali bilang suka sama Ressa Mil, Ali juga bilang kalo semua usaha aku itu sia-sia karna dia selamanya gak akan bisa inget lagi sama semuanya, dia juga bilang kalo aku sama sekali gak penting buat hidupnya. Sakit Mil hati aku denger semua penjelasan Ali" tak tega Mila melihat sahabat kecilnya itu menangis, fikirannya sudah sibuk memikirkan Ali yang sudah kejam dengan Prilly, tapi Mila berfikir kembali jika ini bukan sepenuhnya salah Ali, karna keadaan nya yang memang tak memungkin kan untuk nya mengingat lagi

"Kamu sabar Prill, Ali kan belum bisa inget kamu jadi wajar dia bilang kaya gitu sama kamu. Kalo aja Ali gak hilang ingatan, aku yakin Ali gak akan bicara kaya gitu sama kamu. Percaya deh sama ucapan aku" jelasnya memberi Prilly semangat

"Gak Mil, sudah tiga hari aku berusaha buat Ali inget lagi, tapi hasilnya nihil. Aku mau coba jauhin Ali Mil, mungkin emang bener apa yang dibilang Ali tadi kalau aku sama sekali gak penting untuk dia" ucap Prilly penuh tekat walau hatinya menolak

"Kamu yakin? Tapi cara kamu itu salah Prill, kamu gak harus lepasin Ali, kalo kamu lepasin Ali, mau sampai kapan lagi Ali gak inget semuanya Prill?"

"Biarin aja Mil, lagian Ali kaya nya memang bener-bener mau lupain aku selamanya" ucap Prilly murung

"Jangan ngomong gitu, Ali sayang kok sama kamu" Mila mencoba memberinya semangat lagi

"Gak Mil, aku harus lupain dia, aku mau pergi dari hidupnya" ucap Prilly masih berkeras kepala

"Terserah kamu Prill, kamu memang keras kepala, jangan salah ambil langkah, aku takut kamu kecewa karna udah sakitin hati kamu sendiri" ucap Mila pasrah

"Kenapa ya Mil semua orang yang aku sayang pergi ninggalin aku? Pertama Dava orang yang berarti buat hidup aku dulu, sebagian dari hidup aku dulu, dan selamanya aku kehilangan dia. Terus sekarang Ali, dia hilang ingatan, dan dia juga udah gak mau lagi berusaha untuk kesembuhannya, bahkan dia anggep semuanya gak penting dan dia bilang dia lebih nyaman dengan yang dia jalanin sekarang. Aku kangen Dava Mil" Prilly kembali menangis, Mila memeluk Prilly dengan erat, memberikan bahunya sebagai tempat sahabatnya itu untuk berbagi kesedihannya

"Sabar ya Prill, aku yakin Ali pasti inget semuanya dan dia gak akan tinggalin kamu, percaya sama aku ya" ucap Mila dengan nada sedikit bergetar memberi kekuatan pada sahabat kecilnya itu

"Aku mau ketemu Dava Mil, aku mau ke Bandung sekarang" sebenarnya Mila mau menolak, namun dia tak tega, Mila hanya takut disana Prilly akan merasa seperti dulu lagi, saat Dava meninggal Prilly sibuk menyalahkan dirinya sendiri

"Ayah sama Bunda pasti gak akan izinin kamu Prill" ucap Mila mencoba untuk menolak yang barang kali akan berhasil

"Ayah sama Bunda tadi siang berangkat ke London ada yang harus di urus disana, jadi kita bebas ke mana aja" jawab Prilly dengan semangat

Sahabat Jadi CintaWhere stories live. Discover now