12

6.7K 422 1
                                    

Pagi yang cerah masih dihiasi oleh tetesan-tetesan embun pagi yang membuat siapa pun yang bangun pagi pasti akan lebih bersemangat, apalagi ini hari libur. Namun masih bisa dilihat dengan jelas kalau di dalam kamar yang bernuansa kartun doraemon itu, masih nampak sosok gadis bertubuh mungil masih terlelap di dalam selimutnya.

Namun di kamar lain yang dihuni oleh sosok pria berketurunan arab justru menampakan dirinya yang sudah segar menunjukkan rambut basahnya sehabis mandi.

"Prilly belum bangun apa ya?" Ya Ali baru menyadari kalau dia belum mendengar suara bawel gadis itu

Akhirnya Ali meninggalkan kamar nya untuk menemui Prilly di kamarnya

"Prill?" panggil Ali dari luar kamar sambil sesekali mengetuk pintu, tapi hasilnya nihil masih belum ada jawaban dari dalam sana

"Kaya nya Prilly memang belum bangun, masuk aja gak apa-apa kali ya bangunin dia" Ali melangkahkan kaki nya ke dalam kamar yang penuh dengan kartun kucing

Matanya melihat Prilly yang memang belum bangun, tidurnya masih sangat pulas sekali, Ali bahkan tak tega jika harus membangunkan nya. Wajah itu, sukses membuat Ali bersemangat dalam melewati hari ini, terlihat sekali kedamaian disana. Ali rasa Ali tak perlu membangunkan nya, lagi pula ini hari minggu, mungkin saja Prilly ingin memanjakan dirinya untuk bangun siang.

Ali hanya bisa tersenyum melihat wajah damai nya, karna Ali tak tega membangunkannya maka Ali beralih untuk membelai rambutnya, Ali menaikan selimutnya, dan mengecup kening nya dengan perasaan sayang yang sedalam-dalamnya, setelah itu Ali segera bergegas keluar dari kamar Prilly, namun ada sesuatu yang menahannya. Ali membalik tubuhnya ke belakang, dan yang terlihat disana justru sebuah senyuman yang sedang mengembang.

"Pagi, siang banget bangunnya" Ali hanya bisa bertanya seperti itu untuk mulai pembicaraan dengan Prilly, Prilly hanya mampu mengangguk sebagai jawabannya

"Oke deh bangun langsung mandi ya, aku tunggu kamu di meja makan kita sarapan sama-sama" Prilly sekali lagi hanya membalas nya dengan anggukan, Ali segera keluar dari kamar milik Prilly

Sekarang Ali merasa jika Prilly sedari tadi sudah menyadari kehadirannya, apalagi sewaktu Ali membelai rambut dan mencium kening Prilly, Ali merutuki kebodohannya. Sekarang yang ada di benaknya, mungkinkah Prilly marah? Tapi Ali lihat tadi Prilly malah memberikan senyuman hangatnya pada Ali, Ali benar-benar berharap jika tadi Prilly tak menyadarinya.

***

Berbeda dengan Prilly yang saat ini tengah memikirkan tentang apa yang Ali lakukan padanya tadi, Ali mencium keningnya?

Prilly kembali dibuat bingung oleh perasaan ini, berharap apa yang dirasakannya Ali juga ikut merasakan hal yang sama, Prilly bergegas menuju kamar mandi karna tak ingin membuat Ali menunggu lama.

Sementara Ali yang sedang duduk dimeja makan menunggu Prilly masih dengan sangat sabar dan masih dengan sejuta senyum yang menghias diwajah nya, hingga setengah jam kemudian Prilly pun turun dari lantai atas menuju meja makan menemui Ali.

"Li lama ya nungguin aku?"

"Gak kok Prill setengah jam doang kan? Kalau kamu suruh aku nunggu kamu sampe setahun lagi juga gak masalah" tawa Prilly meledak seketika mendengar ucapan Ali

"Kamu pagi-pagi udah buat gombalan aja, udah ah ayo makan" ajak Prilly menyembunyikan rasa bahagianya

"Aku serius loh Prill" Ali tersenyum tulus kepada Prilly

"Ah apaan sih kamu, udah ah makan aja ayo" elak Prilly membuat Ali tertawa karna kini Prilly benar-benar sedang salah tingkah

"Kenapa sih Li kaya nya bahagia banget deh ketawanya" tanya Prilly

"Hmm gak papa sih, kamu geer kaya nya yah" Ali mencoba menggoda Prilly lagi membuat wajanya bersemu merah

"Ah gak kok Li sok tau deh kamu" jawab Prilly yang tiba-tiba gugup sambil menyembunyikan wajahnya yang telah merah

"Ah udah deh jujur aja itu wajah kamu merah kok" tawa Ali pecah karna merasa berhasil membuat Prilly kikuk

"Wah kamu tuh kaya nya yang ke geeran, ngarep deh kaya nya kamu yah?" Tanya Prilly balik pada Ali

"Oh gak dong" jawab Ali yang sebenarnya sama gugup nya namun dia berhasil menyembunyikan nya dari Prilly

"Yasudah aku juga gak kali Li, kan sudah ada Dion wleek" Prilly tanpa sengaja menyebut nama Dion, padahal dia pun tak menginginkan Dion dihidupnya

"Oh.." jawab Ali singkat dengan wajah kecutnya

"Loh singkat banget deh kamu jawabnya, cemburu kamu?" Goda Prilly tak peduli dengan wajah Ali yang mulai bosan ketika mendengar nama Dion

"Siapa bilang? Kamu aja ke geeran, aku juga sudah punya calon kali wleek" Ali sengaja berbohong untuk menutupi wajah kecewanya, tapi sekarang malah Prilly yang kecewa dengan jawaban Ali

"Udah deh jangan di perpanjang, kalau kita debat terus kapan sarapan nya selesai"
Seketika suasana meja makan menjadi hening tanpa ada canda gurau dari Ali dan Prilly

Selesai acara sarapan bersama Ali beranjak menuju ruang tv, di susul oleh Prilly, suasana ruang tv masih hening, hingga tiba-tiba Prilly yang memecahkan keheningan.

"Li" panggilnya

"Hmm" hanya deheman yang Ali keluarkan untuk menjawab panggilan Prilly

"Kamu diam aja gak asik banget sih" rengek Prilly manja

"Yasudah kamu sama Dion aja sana yang lebih asik, aku kan gak asik" jawab Ali dingin dengan mata yang masih mengarah ke tv

"Ah kamu mah, kamu marah ya gara-gara aku bawa-bawa nama Dion?" Tanya nya dengan rasa bersalah

"Biasa aja" jawab Ali singkat

"Ih Ali, jangan gitu jawabnya loh" rengek nya manja membuat Ali tak tega

"Kenapa sih Prill? Aku gak marah kok, buat apa aku marah coba? Gak ada hak juga kan aku buat marah sama kamu? Emang aku siapa nya kamu? Aku kan bukan siapa-siapa kamu" jawab Ali panjang lebar membuat mata Prilly berkaca-kaca

"Iya kamu emang bener Li gak ada hak nya kamu marah sama aku! Tapi kamu salah kalau kamu bilang kamu bukan siapa-siapa aku! Kamu sahabat aku Ali! Tapi kamu malah gak anggep itu!" Prilly pun tak dapat menahan tangisnya lagi, akhirnya dia meninggalkan Ali berlalu ke kamarnya

Sementara Ali masih diam terpaku dirasuki rasa bersalahnya, tak seharusnya ia berkata seperti itu pada Prilly. Ali pun berlari menyusul Prilly ke kamarnya.

***

Revisi dikit
17agustus2020

2015

Sahabat Jadi CintaWhere stories live. Discover now