7

8.6K 291 1
                                    

Selama dalam perjalanan didalam mobil tak ada suara berisik seperti biasanya Prilly dan Ali ucapkan, pagi ini menjadi pagi yang cukup hening. Mengingat kejadian pelukan sampai tak sengaja memegang tangan itu membuat mereka jadi salah tingkah, apalagi untuk mengobrol.

"Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi, kenapa sudah dua hari ini jantungku serasa berdetak lebih kencang dari biasanya terhadap Ali? Apa mungkin aku mencintainya? Tapi dia sahabatku" batin Prilly sedih mengingat statusnya, begitu pula dengan Ali

Akhirnya lamunan masing-masing dari mereka buyar ketika Prilly yang mulai membuka pertanyaan kepada Ali.

"Li?" Panggilnya

"Hmm.." jujur saja Ali masih sangat gerogi

"Kamu sudah sarapan?" Tanya Prilly agar diantara mereka tak lagi ada kesunyian

"Belum, kamu sendiri?"

"Belum juga, habis daftar kuliah kita makan dulu deh ya mau kan?" Tawaran Prilly dijawab dengan senyum serta anggukan dari Ali

***

Dua bulan berlalu sejak hari dimana mereka mendaftar kuliah, dan kini mereka sudah berada di sebuah Universitas yang sama, dengan Fakultas yang sama pula, bahkan mereka satu kelas.

Perasaan diantara mereka pun masih tak hilang, masih saja jantung mereka merasa berdegub kencang ketika tanpa sengaja mereka saling pandang, ketika tanpa sengaja Ali membersihkan sisa makanan diwajah Prilly, dan tanpa sengaja Ali memegang tangan Prilly saat bersama-sama mengambil sesuatu yang sama.

Namun mereka selalu menepis perasaan mereka masing-masing, dan kalimat SEBATAS SAHABAT yang menjadi alasan mereka untuk saling menyembunyikan perasaan masing-masing.

Prilly pun dikabarkan sedang dekat dengan senior nya, Dion Prayoga namanya. Pria tampan yang terkenal dengan Prestasinya dan sopan santunnya. Sebenarnya itu tak membuat Prilly merasa bahwa Dion seorang pria yang sempurna, bahkan ketampanan, ke pintaran, dan kesopanan nya menurut Prilly tak jauh lebih baik dari Ali, maksudnya ya Ali lebih segalanya dari seorang Dion. Namun tak bisa dipungkiri juga jika dirinya sangat kagum dengan Dion dan sifat Dion pada dirinya.

Sebenarnya Prilly tak ingin memiliki perasaan yang lebih kepada Dion, namun jika mengingat perasaannya pada Ali, Prilly selalu bertekad jika tak ada masalah bila bisa dekat dan lebih dari sekedar kagum dengan seorang Dion.

Hubungan nya dengan Ali selalu baik-baik saja, hanya terkadang Prilly memutuskan untuk pulang bersama Dion. Bahkan sekarang jarang Prilly keluar bersama Ali, hanya ketika Prilly ingin curhat saja sengan Ali baru mereka keluar bersama, walaupun sebenarnya mereka satu kelas.

Seperti saat ini, Ali dan Prilly sedang ada di taman untuk mengobrol.

"Li rasanya udah lama banget ya kita gak ngobrol-ngobrol berdua kaya gini" ucap Prilly dengan senyum menghiasi wajahnya

"Iya gimana kita mau ngobrol dan keluar bareng lagi Prill, kalo setiap hari kamu lebih pilih buat habisin waktu kamu sama Dion" jelas Ali seraya menyinggung Prilly

"Yee kamu nyinggung aku nih cerita nya" Prilly memajukan bibirnya tanda cemberut

"Ih jelek banget kamu kaya gitu, tapi memang kenyataan kan yang aku bilang tadi?" Ledek Ali seketika membuat Prilly ngambek kepada Ali

"Tau ah..." Prilly beranjak pergi meninggalkan Ali lalu dengan sigap Ali memegang tangan Prilly agar tak jadi pergi

"Mau apalagi? Kamu kan tadi sudah singgung-singgung aku" ucap Prilly lemas

"Jangan pergi Prill, aku cuma bercanda tadi, sini duduk lagi" Ali menarik Prilly dan mendudukannya disebelahnya

"Li aku mau curhat nih" ucap Prill cengar-cengir

Sahabat Jadi CintaWhere stories live. Discover now